Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amanda Dewanti

Sering Menggigit Sedotan? Ini Alasan Psikologis di Baliknya

Edukasi | 2024-12-02 20:29:58

Kebiasaan menggigit sedotan adalah sebuah fenomena yang umum dijumpai, baik di antara anak-anak maupun orang dewasa. Namun, apa yang menyebabkan perilaku tersebut? Ada beberapa alasan psikologis yang bisa menjelaskan mengapa banyak orang terdorong untuk menggigit sedotan.

Salah satu penjelasan utama adalah oral fixation yang diungkapkan oleh Sigmund Freud. Menurut Freud, orang yang mengalami ketidakpuasan saat menyusui sering kali mengembangkan kecenderungan untuk menggigit atau mengunyah barang-barang sebagai bentuk pelarian emosional. Oral fixation dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk menggigit kuku, pensil, atau sedotan.

Kebiasaan menggigit sedotan juga sering berfungsi sebagai cara untuk mengurangi stres atau kecemasan. Ketika seseorang merasa cemas, menggigit sedotan bisa memberi kenyamanan dan membantu menyalurkan emosi negatif. Ini mirip dengan tindakan menggigit barang lain yang dianggap menenangkan. Dalam banyak keadaan, orang tidak menyadari bahwa mereka melakukan tindakan ini, sehingga kebiasaan tersebut dapat berlanjut tanpa mereka sadari.

Selain itu, menggigit sedotan dapat mencerminkan kebosanan atau kurangnya rangsangan mental. Ketika seseorang merasa tidak terlibat dalam aktivitas yang sedang dilakukan, mereka mungkin mencari sesuatu untuk digigit sebagai cara untuk mengalihkan perhatian atau mengisi waktu. Kebiasaan ini dapat menjadi berbahaya jika dibiarkan, karena dapat merusak gigi dan menyebabkan masalah kesehatan mulut lainnya.

Dari segi kesehatan, menggigit sedotan tidak hanya berisiko merusak enamel gigi tetapi juga dapat menyebabkan gigi berlubang jika sedotan tersebut bersentuhan dengan minuman manis. Oleh karena itu, individu perlu menyadari kebiasaan ini dan mencari opsi yang lebih sehat untuk mengatasi stres atau kebosanan.

Secara keseluruhan, menggigit sedotan bisa menjadi cara bagi sebagian orang untuk mengatasi stres, tapi penting untuk lebih memperhatikan dampaknya pada kesehatan gigi. Dengan memahami dasar dari perilaku ini, kita bisa mencari alternatif yang lebih sehat untuk mengelola kecemasan tanpa membahayakan tubuh.

Amanda Dewanti mahasiswa S1 Fakultas Hukum di Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image