Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ponpes Darul Quran Wal Irsyad Wonosari

Empat Keutamaan Sholat Sunah Rawatib

Agama | 2024-12-02 10:24:25

Oleh : Akmal Muzaki (santri kelas 11 MA Darul Quran Wal Irsyad Wonosari)

Banyak amaliyah yang dapat mengantarkan seorang muslim meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satunya adalah dengan mengerjakan sholat sunah rawatib. Apa itu sholat sunah rawatib? Sholat sunah rawatib adalah sholat sunah yang mengiringi sholat-sholat fardhu lima waktu. Adapun sholat sunah rawatib yang terletak sebelum sholat fardhu dinamakan sholat sunah qobliyah. Sedangkan yang dilaksanakan setelah sholat fardhu dinamakan ba’diyyah.

Para ulama dalam mendefinisikan sholat sunah rawatib mengatakan bahwa sholat sunah rawatib merupakan ibadah yang sangat penting, bahkan termasuk kategori sunah ab’ad yaitu sunah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah. Hal tersebut terjadi karena Rasulullah tidak pernah meninggalkan sholat sunah rawatib kecuali pada saat beliau sedang berpergian.

Suatu hal yang ditekankan pasti mempunyai keutamaan dan hikmah yang agung di balik penekanannya. Lalu apa keutamaan dan hikmah dari sholat sunnah rawatib? Zuhdi Abilfarisi dalam bukunya berjudul 12 Rakaat yang Menakjubkan yang diterbitkan oleh Media Zikir pada 2010 menjelaskan sedikitnya ada empat keutamaan dibalik melaksanakan sholat sunah rawatib, yaitu;

Pertama, dibangunkan rumah di surga

Salah satu rahmat yang diberikan oleh Allah kepada orang yang melaksanakan sholat sunah rawatib adalah akan dibangunkan untuknya rumah di surga. Inilah kabar gembira sebagaimana dalam hadits nabi Muhammad SAW.

عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ أُمِّ المُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشَرَةَ رَكْعَةً فِي يَومٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: Dari Ummu Habibah, Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku mendengar Nabi SAW bersabda, ‘Barang siapa melakukan sholat dua belas rakaat dalam sehari semalam niscaya dibangunkan sebuah rumah baginya di surga.” (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan besarnya pahala bagi orang yang mengerjakan sholat sehari semalam sebanyak 12 rakaat. Amalan ini menjadi sebab masuk surga dan selamat dari neraka, tentu dengan mengerjakan yang wajib dan meninggalkan yang haram pula. Dua belas rakaat yang dimaksud adalah empat rakaat qabliyah Dzuhur, dua rakaat bakdiyah Dzuhur, dua rakaat bakdiyah Maghrib, dua rakaat bakdiyah Isya, dan dua rakaat qabliyah Shubuh.

Cek info pendaftaran dengan melalui tautan berikut : https://lynk.id/dqwi

Kedua, penyempurna sholat fardhu

Tak satu pun orang dapat menjamin sholat fardhu yang dikerjakannya telah sempurna. Seringkali terdapat hal-hal yang bisa mengurangi kadar pahala dalam melaksanakan sholat fardhu. Dengan rahmat Allah, kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan menjalankan ibadah sunah.

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْـجَحَ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، وَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَةٍ ؛ قَالَ الرَّبُّ : اُنْظُرُوْا ! هَلْ لِعَبْدِيْ مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكَمَّلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الْفَرِيْضَةِ ، ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَىٰ ذٰلِكَ

“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika sholatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari sholat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki sholat sunah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari sholat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi dan An Nasa’i).

Ketiga, diangkat derajatnya

Seorang muslim yang senantiasa memperbanyak beribadah dengan melaksanakan sholat sunah akan diangkat derajatnya oleh Allah ta'ala. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits nabi Muhammad SAW berikut;

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ سَمِعْتُ الْأَوْزَاعِيَّ قَالَ حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ بْنُ هِشَامٍ الْمُعَيْطِيُّ حَدَّثَنِي مَعْدَانُ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ الْيَعْمَرِيُّ قَالَ لَقِيتُ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ أَعْمَلُهُ يُدْخِلُنِي اللَّهُ بِهِ الْجَنَّةَ أَوْ قَالَ قُلْتُ بِأَحَبِّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ فَسَكَتَ ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَسَكَتَ ثُمَّ سَأَلْتُهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ سَأَلْتُ عَنْ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لَا تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلَّا رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً قَالَ مَعْدَانُ ثُمَّ لَقِيتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ لِي مِثْلَ مَا قَالَ لِي ثَوْبَانُ

Artinya : Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [al-Walid bin Muslim] dia berkata: "Saya mendengar [al-Auza'i] berkata: telah menceritakan kepadaku [al-Walid bin Hisyam al-Mu'aithi] telah menceritakan kepadaku [Ma'dan bin Abi Thalhah al-Ya'mari] dia berkata: "Aku bertemu [Tsauban], maula Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku bertanya, 'Kabarkanlah kepadaku dengan suatu amal yang jika kukerjakan niscaya Allah akan memasukkanku ke dalam surga disebabkan amal tersebut, -atau dia berkata: aku berkata: 'Dengan amalan yang paling disukai Allah-, lalu dia diam, kemudian aku bertanya kepadanya, lalu dia diam kemudian dia bertanya kepadanya yang ketiga kalinya.' Dia menjawab, 'Aku telah menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka dia menjawab, 'Hendaklah kamu memperbanyak sujud kepada Allah, karena tidaklah kamu bersujud kepada Allah dengan suatu sujud melainkan Allah akan mengangkatmu satu derajat dengannya, dan menghapuskan dosa darimu dengannya'." [Ma'dan] berkata: "Kemudian aku bertemu [Abu ad-Darda'], lalu aku bertanya kepadanya, maka dia menjawabku seperti sesuatu yang dikatakan Tsauban kepadaku." (HR. Muslim).

Empat, menyiapkan jiwa sebelum melaksanakan sholat fardhu

Sebelum kita dipanggil untuk menunaikan ibadah fardhu, kita sedang tersibukan oleh kesibukan dunia, dan setelahnya pun kita akan kembali pada kesibukan dunia tersebut. Maka itu sholat sunah rawatib berfungsi untuk mengkondisikian agar jiwa kita benar-benar siap dan tertata saat menghadap sang khalik. Ibnu Daqiqi Al-‘Id mengatakan bahwasanya hikmah dibalik sunah sholat rawatib qobliyyah adalah untuk mempersiapkan jiwa sang hamba agar ketika menjalankan sholat fardhu jiwanya benar-benar sudah siap dan tertata dalam kekhusyu’an. wallahu’alam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image