Keluh Kesah Pedagang Baju Bekas di Pasar Wage Tulungagung
UMKM | 2024-12-02 07:26:26Keluh Kesah Pedagang Baju Bekas di Pasar Wage TulungagungDi Tulis Oleh : Fadila Prita Ayu Wulandari, Mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin
Tulungangung - Pedagang baju bekas atau sering juga disebut rombengan di Pasar Wage, Kabupaten Tulungangung, mengeluhkan sepinya pembeli beberapa bulan belakangan. Mereka mengeluarkan segala keluh kesah kepada setiap pembeli yang datang. Dikarenakan rata-rata penjual baju bekas atau baju rombeng dari beberapa ruko sudah berusia lanjut, maka mengakibatkan sulitnya bersaing dengan segala pemasaran secara online atau sering disebut onlineshop pada zaman sekarang atau zaman modern saat ini.Salah satu perwakilan pedagang baju bekas atau rombeng, Wulan, mengatakan bahwa beberapa bulan terakhir pembeli baju bekas di Pasar Wage tak lagi ramai pembeli ditambah dengan bertepatan musim hujan.“Sekarang cenderung sepi pembeli. Karena kalah saing dengan pasar online atau onlineshop ditambah banyaknya toko penjual baju bekas luar negri atau biasa disebut trift. Jadi minat pembeli baju bekas di Pasar Wage menjadi berkurang sehingga banyak yang memilih untuk membeli di onlineshop sebab lebih mudah dan tidak perlu pergi ke pasar.” kata Wulan saat ditemui, Jumat (29/11/2024)Selain itu, penyebab sepinya penjualan di pasar tersebut dikarenakan bertepatan dengan musim hujan yang terus menerus terjadi di daerah tersebut.“Penjualan akhir – akhir ini sepi bertepatan dengan musim hujan yang menyebabkan sering kali tutup ruko lebih awal dari hari – hari biasanya. Soalnya ruko yang disediakan bukan seperti ruko pada umumnya yang dapat melindungi dagangan dari air hujan”, kata Wulan.Solusi agar penjualan baju bekas di Pasar Wage kembali seperti sebelumnya, yakni perlu ada sentuhan revitalisasi bangunan agar ruko tersebut menjadi seperti ruko pada umumnya. Kemudian pihak pemerintah atau admin media sosial tertentu untuk bisa membantu mempublikasikan penjualan baju bekas di Pasar Wage.“ Makanya kami disini minta perhatian khusus dari pemerintah, supaya penghasilan usaha kami bisa berjalan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi kami.”, kata Wulan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.