FOMO (Fear of Missing Out) dan Kemampuan Menabung Generasi Muda
Rubrik | 2024-12-03 13:20:21Perkembangan era digital yang begitu pesat memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya untuk mengakses berbagai informasi dan kegiatan dari berbagai penjuru dunia. Khususnya bagi generasi muda di Indonesia, mereka mendapatkan paparan yang begitu intens dalam beberapa aspek seperti fashion, budaya, gaya hidup, dan berbagai macam lainnya. Perkembangan digital juga memberikan kemudahan bagi setiap individu untuk membagikan momen dan berinteraksi dengan berbagai macam pengguna media sosial. Kebiasaan ini secara tidak langsung memiliki pengaruh pada kebiasaan ataupun gaya hidup satu dengan yang lain. Terdapat istilah yang dapat menggambarkan fenomena ini ialah FOMO “Fear of Missing Out”.
FOMO atau Fear of Missing Out dapat diartikan sebagai perasaan takut tertinggal dalam sebuah peristiwa, pengalaman, atau informasi. Salah satu penyebab adanya FOMO adalah sosial media dan lingkungan sekitar terutama pertemanan. Hanya butuh waktu beberapa detik saja para pengguna mendapatkan berbagai informasi juga pengaruh dari berbagai macam media. Terdapat bagian FYP atau For You Page di beberapa platform sosial media yang dapat memberikan umpan video dari pengguna yang tidak diikuti tetapi algoritma berpikir terdapat kemungkinan bagi sang pengguna untuk menyukai. Melalui algoritma yang diberikan, pengguna akan lebih sering terpapar berbagai macam konten yang sedang trending saat ini. Begitu pula dalam pertemanan, saat berkumpul ada saja teman yang membawa hal ‘baru’. Hal yang semula asing dapat membangkitkan rasa penasaran dan mulai mencari tahu dari berbagai sumber.
FOMO dapat terjadi karena sebagai manusia pada dasarnya memiliki insting yang penuh empati. Memiliki empati adalah hal yang baik, tetapi jika berlebihan, hal tersebut dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri. Fenomena ini diperparah dengan kurangnya pemahaman mengenai skala prioritas yang dimiliki. Salah satu fenomena FOMO yang baru saja terjadi ialah munculnya boneka Labubu. Boneka ini menjadi begitu populer setelah beberapa selebriti memposting foto dengan boneka tersebut. Akibatnya, banyak orang yang merasa harus memiliki boneka tersebut walaupun harus mengeluarkan dana yang cukup banyak.
Pengeluaran mendadak yang terlalu sering dapat berimbas dengan budgeting yang sudah disiapkan. Adanya pengeluaran prioritas yang harus dibayarkan alhasil menunggak dan terhambat karena pengeluaran mendadak tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan prioritas saja masih kesulitan apalagi dengan menabung. Meskipun pengalaman FOMO ini mungkin menyenangkan, hal itu seharusnya tidak menghentikan seseorang untuk mencapai tujuan keuangan dalam jangka panjang. Lalu, apakah kita harus menghindari semua kesenangan tersebut ? tentu saja tidak.
Langkah awal adalah dengan memprioritaskan daftar keinginan. Tujuannya agar mengetahui mana hal atau barang yang paling penting dengan memilah dan memilih apa yang masuk akal juga dapat disesali jika tidak didapatkan. Alih-alih tergiur dengan keinginan sesaat, ingatlah kembali jika memiliki kebutuhan atau keinginan lain terhadap suatu barang juga hal yang memiliki harga cukup besar. Memenuhi kebutuhan tersebut tentu saja diperlukan persiapan dari jauh-jauh hari agar tidak terlalu berat, salah satunya dengan menabung. Media untuk menabung saat ini sangatlah banyak, dapat disimpan sendiri, membuka rekening tabungan di bank, dan menggunakan aplikasi. Hal ini dapat mencegah seseorang untuk melakukan pengeluaran secara mendadak.
Penyesalan adalah hal yang nyata terutama sebagai pembeli. Tidak ada seorang pun yang menikmati rasa penyesalan yang muncul karena menghabiskan uang untuk hal-hal yang mendatangkan kepuasaan jangka pendek. Dengan menetapkan anggaran akan membantu kita untuk menghindari penyesalan-penyesalan tersebut. Jangan lupa untuk menyiapkan bagian khusus untuk pengeluaran yang tidak penting. Sehingga tidak perlu lagi untuk menolak setiap undangan atau pembelian yang menyenangkan.
Takut kehilangan atau terlambat akan sesuatu dapat membuat diri tidak bahagia untuk sementara waktu, tetapi stress yang muncul akibat pengeluaran berlebihan juga dapat berdampak besar. Mencapai keseimbangan yang tepat antara menabung dan membelanjakan berarti belajar untuk hidup sesuai kemampuan dan memprioritaskan pengeluaran pada hal-hal yang kita nikmati.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.