Impresi Perang Puputan Bayu sehingga Melahirkan Kabupaten Banyuwangi Tahun 1771
Historia | 2024-12-02 06:39:24Bayu merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyuwangi. Pada tahun 1771, desa tersebut adalah tempat dimana Perang Puputan Bayu yang dilakukan oleh Pangeran Jagapati yang berasal dari Kerajaan Belambangan melawan VOC (Oktavia Indrawati : 2019) Bayu dikenal sebagai daerah bersejarah dimata skala Masyarakat Banyuwangi hingga Masyarakat Nasional. Masyarakat berkunjung ke Bayu bukan hanya menjadi wisatawan biasa namun juga sebagai wisatawan sejarah, karena ingin mengetahui bekas-bekas aura perang disana.
Perang puputan merupakan sesuatu suasana pertengkaran yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dari dua pihak dengan tujuan menguasai serta mendominasi sebuah kekuasaan pada wilayah yang akan diperebutkan hingga salah satu pihak tersebut mengalami kematian (Anggit Gita Sasmita: 2010). Perang Puputan Bayu adalah perang yang merebutkan wilayah Kerajaan Belambangan antara Kerajaan Belambangan dan VOC sampai salah satu pihak gugur.
Belambangan penuh kekayaan sumber daya alam. Hal tersebut menyebabkan belanda berkeinginan untuk berkeinginan menguasai kerajaan belambangan (Ahmad Ferdi Abdullah: 2019). Dengan demikian, penyebab terjadinya Perang Puputan Bayu adalah keinginan untuk menguntungkan Belanda dalam pencurian sumber daya alam dan penolakan Kerajaan Belambangan dari hal tersebut.
18 Desember 1771 adalah hari pertempuran Perang Puputan Bayu, Kerajaan Belambangan sendiri dipimpin oleh Pangeran Jagapati. Kepemimpinan Jagapati mampu meyakinkan perajurit Kerajaan Belambangan untuk berperang sampai darah penghabisan. 60 ribu pihak Kerajaan Belambangan tewas, serta pihak VOC sebanyak 10 ribu yang tewas (Moh. Alif Alfian Hidayat: 2022). Perjuangan Pengeran Jagapati sampai penggal kepalanya selalu di ingat oleh Masyarakat Banyuwangi sebagai penyemangat pembangunan di Kabupaten Banyuwangi.
Semenjak saat itu tempat yang menjadi Perang Puputan Bayu di kenang dan dijadikan Rowo Bayu, Pure, dan Monumen Petilasan yang terdapat di dekat telaganya (D. E. Safitri, dkk: 2024). Dengan adanya perang 18 Desember 1771, masyarakat Banyuwangi menetapkan 18 Desember 1771 sebagai hari jadi Banyuwangi.
DAFTAR PUSTAKA
Alif Alvian Hidayat, Moh. 2022. PERANG BAYU ASAL USUL LAHIRNYA BANYUWANGI. Jember: Universitas Jember.
Indrawati, Oktavia. 2019. PERWUJUDAN EKONOMI KREATIF BANK SAYUR DI DUSUN SAMBUNGREJO DESA BAYU KECAMATAN SONGGON KABUPATEN BANYUWANGI. Jember: Institut Agama Islam Negeri Jember.
Eka Safitri, Deanisha. 2024. Sejarah Perang Puputan Bayu dan Petilasan Prabu Tawang Alun. Jurnal Perkumpulan Prodi Pendidikan Sejarah Se-Indonesia (P3SI) Jawa Timur. Vol. 1. No. 1. Januari 2024. Banyuwangi : Universitas 17 Agustus 1945.
Ferdi Abdullah, Ahmad. 2019. PERLAWANAN RAKYAT BELAMBANGAN TERHADAP VOC TAHUN 1767-1773. Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora. Vol.3. No. 2. Oktober 2019. Banyuwangi: Guru SMP Darul Qur’an Bumiharjo Glenmore.
Gita Sasmita, Anggit. 2010. Perang Puputan Bayu Di Belambangan Pada Tahun 1771. Malang: Universitas Negeri Malang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.