Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AHMAD ADRIANSYAH

Seni Mengelola Stres: Mengapa Stres tidak Selalu Buruk?

Info Sehat | 2024-12-01 02:55:14

“SENI MENGELOLA STRES: MENGAPA STRES ITU TIDAK SELALU BURUK?”

Stres: Musuh atau Sekutu? Temukan Cara Mengubahnya Jadi Kekuatan Positif!

Stres seringkali dianggap sebagai musuh bagi kalangan gen z di era sekarang,nah,stres juga bisa dihindari loh, tetapi, jika dikelola dengan baik, stres dapat menjadi alat yang berguna untuk kemajuan pribadi dan profesional. Nah mungkin beberapa menanyakan “emang iya?stres bisa bikin kita lebih maju dan berkembang menjadi pribadi yang apik dan profesional?”. Ini akan membahas perbedaan antara stres positif (eustress) dan stres negatif (distress), serta bagaimana

stres dapat mempengaruhi kehidupan kita. Jadi, yuk mulai lihat stres sebagai bagian dari perjalanan menuju kesuksesan dan kesejahteraan mental yang lebih baik!

Eustress vs. Distress

Eustress merupakan jenis stres yang positif, karena ini dapat memberikan dorongan energi serta motivasi untuk menghadapi tantangan. Contoh situasi yang menghasilkan eustress termasuk:

 Mempersiapkan presentasi penting; Walaupun menegangkan, persiapan ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan berbicara di depan umum.

 Mendapatkan promos; Ini mungkin merupakan tantangan yang membawa peluang baru bagi kepribadian seseorang dan rasa pencapaian.

Stres, di sisi lain, merupakan suatu jenis stres yang membawa efek merugi bagi seseorang yang dapat membahayakan kesehatan fisik maupun mental. Situasi seperti inilah yang menyebabkan seseorang kehilangan pekerjaan atau konflik dalam hubungan yang sering menyebabkan distress, yang dapat menyebabkan kecemasan dan menurunkan produktivitas.

“Nah gimana sih cara mengubah Perspektif tentang Stres itu”

Menceritakan kisah kehidupan seseorang yang berhasil mengelola stres adalah salah satu cara untuk mengubah cara kita melihat stres. Contohnya, seorang mahasiswi bernama Siti yang merasa tertekan menghadapi ujian akhir universitas. Alih-alih merasa tertekan, Siti memilih

untuk melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Dia mulai mengelola waktunya dengan baik dan berlatih yoga untuk mengurangi stres dan meningkatkan fokus.

Siti juga menemukan bahwasannya berolahraga yoga secara teratur dapat membantu

menyeimbangkan emosinya. Dan dengan berlatih yoga, ia tidak hanya mengurangi tingkat stres tetapi juga meningkatkan fokus dan ketenangan pada dirinya.

Praktik Mengelola Stres;

Terdapat beberapa praktik yang dapat membantu kita untuk mengelola stres dengan lebih baik:

Yoga: Yoga menenangkan pikiran dan meredakan otot dengan teknik pernapasan dan postur.

Posisi yoga seperti posisi anak dan posisi tubuh sangat membantu dalam relaksasi otot maupun pikiran.

Terapi Seni: Aktivitas kreatif seperti menggambar atau membuat kolase yang dapat membantu mengekspresikan perasaan dan mengurangi stres.

Meditasi: Hal ini menghabiskan beberapa menit setiap hari. Dan meditasi juga dapat membantu menenangkan pikiran dan menjadi lebih meningkatkan tentang kesadaran diri.

Ibadah: Dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta terkadang dapat mengurangi stres seseorang serta menenangkan jiwa atau hati seseorang menjadi lebih tentram dan damai.

Dengan menerapkan teknik ini, kita tidak hanya akan belajar bagaimana mengelola eustress, tetapi juga akan mengurangi efek distress.

Stres tidak selalu buruk!. Karena ketika seseorang dapat mengelola stres itu dengan benar, ia dapat membantu seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dan berkembang. Langkah pertama dalam mengubah cara kita menangani adanya stres dalam hidup adalah memahami apa yang membedakan eustress dari distress. Kita dapat belajar untuk melihat stres sebagai bagian dari perjalanan menuju kesuksesan dan kesejahteraan mental yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan seperti yoga, terapi seni, meditasi dan ibadah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image