Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shafira TH

Waktu Sekadar Berlalu

Ekspresi | 2024-11-29 22:13:24

Sejak membuka mata dari tidurnya, perempuan diharapkan mengorbankan waktu istirahatnya

untuk menyiapkan nasi hangat, lantai dan piring yang mengkilap, dan pakaian harum. Entah

sejak kapan hal ini dianggap sebagai norma umum. Ibu karier yang tetap sibuk membersihkan

rumah padahal suaminya pengangguran, anak perempuan yang terganggu waktu belajarnya

untuk mengangkat sapu, sementara saudara laki-lakinya sibuk bermain game, bahkan dalam

acara sederhana seperti ngaliwet pun laki-laki cenderung pasif dalam partisipasinya.

Perempuan bukanlah sekedar seorang pesuruh tidak sepatutnya alokasi waktu perempuan

untuk mengejar keinginan dan cita-citanya direduksi menjadi seorang penanggungjawab

kebersihan, sementara ada gender lain yang sedang ongkang-ongkang kaki. Supaya

perempuan bisa mencapai cita-cita dan kepuasan intelektual, redistribusi tanggungjawab

urusan domestik adalah hal yang krusial. Di sela-sela sempit dan dangkalnya kalimat popular

“Pria lebih superior dari perempuan.” ada fakta bahwa perempuan secara global

mengalokasikan waktu mereka tiga kali lipat untuk pekerjaan domestik secara gratis

dibandingkan dengan laki-laki, hal ini seharusnya

menjadi sebuah pendorong untuk membuat mata masyarakat sedikit lebih terbuka. Pasalnya

di mana budaya patriarki masih dipijak, perempuan akan terus menjadi pihak yang dituntut

untuk mengemban tanggungjawab domestik ini, sedangkan laki-laki tetap akan diberikan

banyak kebebasan alokasi waktu untuk bisa menggapai keinginan mereka, atau apa yang

orang lain sebut dengan superior. Diskriminasi secara tidak langsung ini masih mempunyai

banyak hal yang harus dibenahi, fakta bahwa budaya patriarki masih dilanggengkan bukanlah

hal yang bisa ditepis keresahannya. Perempuan harus diberikan ruang agar tumbuh menjadi

diri mereka yang mereka inginkan tanpa tertutupi dengan realitas yang merugikan mereka.

Tanpa diberikannya sumber daya waktu yang setara, liberasi diskriminasi gender masih akan

tetap menjadi angan-angan belaka. Waktu perempuan akan berlalu tanpa arti bagi mereka

sendiri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image