Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Damay Ar-Rahman

Kontruksi Gender dalam Wujud Hantu di Indonesia

Lainnnya | 2024-11-19 15:27:18
Ilustrasi. Google

Perempuan dikenal sebagai salah satu makhluk yang memiliki keunikan tersendiri. Banyak anggapan berbeda mengenai perempuan baik positif maupun negatif. Salah satunya dalam dunia mistis, sosok menakutkan kerap kali disandingkan dengan perempuan seperti hantu kuntilanak, sundel bolong, Wewe gombel, suster ngesot, dan lain sebagainya. Mengapa perempuan seringkali dijadikan sebagai wujud menyeramkan dalam dunia horor. Hal tersebut sangat berhubungan dengan ciri khas yang dimiliki perempuan.
Dalam diri seorang perempuan, terdapat beberapa hal yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Baik itu dari sifat, bentuk fisik, kecerdasan, dan emosional yang tidak terkendali meskipun perempuan juga memiliki sisi pribadi yang menarik, indah, dan baik.
Perempuan memiliki pemikiran yang objektif, seperti menyukai hal-hal indah dan menyenangkan. Maka, tidak jarang jika perempuan suka belanja dan merias, di satu sisi terkadang perempuan mengandalkan perasaan. Sering kali kita melihat, perempuan mudah baper dan cepat marah ketika ia tidak diperhatikan padahal hanya masalah sepele, atau ketika seseorang memberikan perhatian perempuan akan merasa diistimewakan padahal perlakuan lelaki padanya tergolong biasa saja. Tetapi, perempuan langsung menyangka bahwa ia disukai. Namun, perempuan juga memiliki sifat kelembutan dan kecintaan yang tinggi. Perempuan lebih peka dalam menangkap sebuah informasi, dan mampu menyaringnya setiap membutuhkan responsi. Hal inilah mengapa perempuan termasuk cerdas dalam mengelola keuangan dan membagi peran antara mengurus rumah dan karir.
Selain itu, perempuan juga akan dihadapkan dengan hal-hal yang membutuhkan tingkat kesabaran tinggi seperti saat menstruasi, di mana gejala menstruasi tidak hanya merasakan nyeri fisik, tetapi mood atau perasaan perempuan kurang stabil. Kondisi-kondisi tertentu hormon perempuan akan mengalami fase yang berubah-ubah dan pastinya sangat mempengaruhi emosional. Perempuan juga merupakan seorang ibu. Mulai dari mengandung hingga melahirkan semua akan dialami yang tidak dirasakan oleh laki-laki. Oleh karena itu, penting bagi laki-laki untuk memahami kondisi istri atau kerabat perempuan lainnya. Perempuan dengan berbagai bentuk perasaan berbeda, merasa diri lelah dan terkadang tidak berdaya, jika tidak dipenuhi keinginan, sebagian perempuan dengan tingkat emosional tidak baik, akan sangat tidak sabar dan emosi. Hal inilah mengapa, perempuan kerap dianggap menakutkan sehingga dianggap sebagai hantu dengan rupa menyeramkan. Ketika kemarahan diperlihatkan oleh perempuan akan melontarkan kata-kata dengan raut wajah yang akan berubah. Jika perempuan diam karena sesuatu yang tak disukai, juga mengartikan rasa penasaran yang tidak ingin diganggu.
Wujud hantu Sundel Bolong, Wewe Gombel, dan Kuntilanak sangat sering diperankan dalam dunia film, cerita, dan berkembang di masyarakat mengenai beragam pantangan. Misalnya, dilarang keluar magrib karena akan diculik hantu. Hal itu berkembang di masyarakat hingga saat ini. Namun, dalam penggambaran perempuan yang merupakan wujud dari hantu Kunti, Wewe, dan Sundel ketiga hantu tersebut memiliki alasan sendiri mengapa menakuti. Wewe Gombel, menculik anak-anak karena mereka tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya, jika orangtua sadar maka anak-anak yang diculik akan dikembalikan lagi. Sedangkan Sundel Bolong dan Kuntilanak digambarkan sebagai seorang wanita yang gagal menjadi ibu, namun ketika hantu-hantu tersebut bergentayangan, hantu-hantu itu akan sangat tersentuh dengan suara tangisan bayi. Hal ini mengartikan, bagaimanapun kondisi perempuan, mereka akan tetap memiliki jiwa kasih sayang dan sifat keibuan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image