Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nuu aja

Melodi di Antara Kita

Sastra | 2024-11-28 11:32:00

Raka pertama kali bertemu Laras di sebuah acara musik kampus. Gadis itu memetik gitar dengan lirik yang begitu menyentuh. Suaranya seperti membawa udara segar ke dalam ruangan. Raka yang biasanya cuek terhadap musik, mendapati dirinya terpaku, menatap Laras seakan dia adalah satu-satunya orang di dunia.

Malam itu menjadi awal segalanya. Raka memberanikan diri untuk mendekati Laras setelah acara selesai. Dengan kikuk, ia memuji permainan gitarnya dan bertanya apakah Laras mau mengajarinya bermain.

"Belajar gitar?" Laras tersenyum. "Kenapa tidak? Tapi kamu harus siap dengan jari-jari yang pegal!"

Sejak hari itu, mereka semakin sering bertemu. Laras mengajarkan Raka teknik dasar bermain gitar, sementara Raka mengenalkan Laras pada hobi fotografinya. Mereka mulai bertukar cerita, dari hal kecil seperti lagu favorit hingga mimpi-mimpi besar yang ingin mereka raih.

Namun, tidak ada hubungan yang tanpa ujian.

Hubungan mereka diuji ketika Raka mendapatkan tawaran magang di sebuah perusahaan fotografi ternama di luar negeri. Kesempatan itu adalah mimpi yang selama ini ia dambakan. Tetapi, tawaran itu juga berarti ia harus meninggalkan Laras selama satu tahun penuh.

"Kamu harus ambil tawaran itu, Raka," kata Laras suatu malam. Mereka duduk di taman kampus, gitar Laras tergeletak di sampingnya.

"Tapi aku nggak yakin bisa meninggalkan kamu," jawab Raka, menatap Laras penuh kebingungan.

Laras tersenyum tipis, meskipun hatinya terasa berat. "Aku nggak mau jadi alasan kamu nggak mengejar mimpimu. Kita bisa melewati ini. Aku percaya."

Raka akhirnya memutuskan menerima tawaran itu. Namun, jarak dan waktu mulai menguji kekuatan hubungan mereka.

Minggu-minggu pertama berjalan baik. Mereka rajin bertukar kabar melalui pesan dan video call. Tapi lambat laun, kesibukan Raka dan perbedaan zona waktu membuat komunikasi mereka renggang. Laras mulai merasa seolah-olah ia berbicara dengan seseorang yang jauh, bukan hanya secara fisik tetapi juga emosional.

Puncaknya, Laras mengirim pesan panjang yang menyatakan perasaannya. Ia merasa diabaikan dan tidak yakin apakah hubungan mereka masih layak diperjuangkan.

Raka membaca pesan itu di tengah malam. Kata-kata Laras menghantamnya seperti angin dingin. Ia sadar bahwa kesibukannya telah membuatnya lupa memberikan perhatian yang Laras butuhkan.

"Aku minta maaf, Laras," balas Raka. "Aku nggak pernah bermaksud membuat kamu merasa seperti ini."

Tetapi permintaan maaf saja tidak cukup. Laras butuh bukti bahwa ia masih menjadi bagian penting dalam hidup Raka.

Raka memutuskan untuk membuat kejutan. Ia menghabiskan waktu seminggu untuk membuat video kompilasi dari foto-foto perjalanan magangnya. Dalam setiap klip, ia menyisipkan pesan singkat untuk Laras, menceritakan betapa ia merindukan gadis itu di setiap langkahnya.

Ketika Laras menerima video itu, ia menangis. Video itu mengingatkannya bahwa meskipun mereka terpisah jauh, hati Raka tetap bersamanya.

Beberapa hari kemudian, Raka pulang ke Indonesia untuk liburan singkat. Saat mereka bertemu kembali, Laras langsung memeluk Raka erat. "Aku rindu kamu," ucapnya, air mata mengalir di pipinya.

"Aku juga rindu kamu," balas Raka. "Dan aku nggak akan biarkan jarak memisahkan kita lagi."

Setelah masa magangnya selesai, Raka kembali ke Indonesia. Ia dan Laras mulai merencanakan masa depan bersama. Mereka berdua sadar bahwa hubungan yang kuat butuh usaha dan kompromi.

Laras kembali memetik gitarnya, sementara Raka mengabadikan momen-momen itu dengan kameranya. Bersama, mereka menciptakan melodi baru—melodi yang hanya bisa tercipta ketika dua hati bersatu meski sempat terpisah oleh jarak.

Melodi di antara kita bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang cinta yang bertahan meski dihadapkan pada tantangan terbesar.

------TAMAT-------

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image