Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mohammad Rafi Fahrezy

Potret Perbandingan Ekonomi dan Sosial : Arab Saudi, Irak, dan Afghanistan (2018 - 2022)

Ekonomi Syariah | 2024-11-27 22:43:11

Perbedaan ekonomi dan sosial antara Arab Saudi, Irak, dan Afghanistan menggambarkan keberhasilan, tantangan, dan ketertinggalan masing-masing negara dalam menghadapi dinamika global. Sebagai bagian dari kawasan Timur Tengah, ketiganya memiliki latar belakang sejarah, budaya, dan geografis yang mirip. Namun, performa mereka dalam indikator penting seperti Indeks Pembangunan Manusia (HDI), tingkat pengangguran, dan Produk Domestik Bruto (GDP) menunjukkan perbedaan yang signifikan. Artikel ini akan membahas bagaimana ketiga negara ini berkembang dari 2018 hingga 2022, mencerminkan kisah keberhasilan, ketahanan, dan keterbatasan mereka.

HDI : Cermin Kesejahteraan Rakyat
Indeks Pembangunan Manusia (HDI) adalah indikator yang mencakup tiga aspek utama: kesehatan, pendidikan, dan pendapatan. Arab Saudi mencatat HDI tertinggi di antara ketiganya, mencapai 0,87 pada tahun 2022. Angka ini menempatkan Arab Saudi dalam kategori pembangunan manusia yang sangat tinggi, didukung oleh investasi besar-besaran di bidang pendidikan dan kesehatan. Langkah-langkah reformasi di bawah visi "Saudi Vision 2030" telah meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan berkualitas.| Irak berada di posisi menengah dengan HDI 0,68, yang mencerminkan perkembangan yang lebih lambat. Ketidakstabilan politik menjadi tantangan utama bagi negara ini untuk meningkatkan kualitas hidup rakyatnya. Sementara itu, Afghanistan tertinggal jauh dengan HDI 0,51, menunjukkan krisis sosial yang berkepanjangan akibat konflik berkepanjangan, terbatasnya akses pendidikan, dan infrastruktur kesehatan yang rusak.

Tingkat Pengangguran : Stabilitas vs Krisis
Tingkat pengangguran menjadi salah satu indikator utama yang mencerminkan stabilitas ekonomi suatu negara. Arab Saudi berhasil menurunkan tingkat penganggurannya menjadi 5-6% pada 2022. Ini adalah hasil dari reformasi besar-besaran di sektor tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja melalui diversifikasi ekonomi. Kebijakan investasi besar-besaran di sektor teknologi, pariwisata, dan hiburan membantu mengurangi ketergantungan pada sektor minyak, sekaligus menciptakan peluang kerja baru bagi penduduk lokal. Sebaliknya, Irak mencatat tingkat pengangguran yang jauh lebih tinggi, sekitar 13-14%. Angka ini mencerminkan ketidakmampuan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja baru, terutama bagi generasi muda yang menghadapi ketidakpastian politik. Afghanistan berada di posisi terburuk dengan tingkat pengangguran mencapai 25% pada 2022. Krisis politik, ekonomi, dan keamanan yang terus berlanjut menjadi penghalang utama bagi terciptanya lapangan kerja di negara tersebut.

GDP Per Kapita : Potret Ketimpangan Ekonomi
GDP per kapita adalah indikator utama yang menggambarkan kekayaan rata-rata masyarakat di sebuah negara. Arab Saudi menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dari $24.000 pada 2018 menjadi $34.441 pada 2022. Keberhasilan ini didorong oleh stabilitas harga minyak global dan keberhasilan diversifikasi ekonomi yang diusung oleh program "Saudi Vision 2030". Sektor pariwisata, teknologi, dan energi terbarukan menjadi pilar utama dalam menopang pertumbuhan ekonomi negara ini. Di sisi lain, Irak hanya mencatat peningkatan kecil dalam GDP per kapitanya, dari $5.200 pada 2018 menjadi $5.900 pada 2022. Ketergantungan besar pada sektor minyak membuat ekonomi negara ini rentan terhadap fluktuasi harga minyak global. Afghanistan berada di posisi paling bawah, dengan GDP per kapita yang hampir stagnan, yaitu $510 pada 2018 menjadi hanya $513 pada 2022. Konflik berkepanjangan, minimnya investasi, dan ketergantungan pada bantuan internasional membuat ekonomi Afghanistan nyaris tidak berkembang.

Stabilitas dan Reformasi : Kunci Keberhasilan Arab Saudi
Arab Saudi menjadi contoh bagaimana stabilitas politik dan reformasi struktural dapat membawa dampak positif bagi ekonomi dan masyarakat. Di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, negara ini telah meluncurkan berbagai proyek ambisius seperti NEOM dan pengembangan sektor pariwisata di wilayah Al-Ula. Reformasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan negara tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan, termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, tidak semua negara di kawasan ini memiliki cerita keberhasilan yang sama. Irak menghadapi tantangan berat dalam memperkuat stabilitas politik dan diversifikasi ekonominya. Dengan sektor minyak sebagai tulang punggung ekonomi, negara ini memerlukan upaya lebih untuk mengembangkan sektor lain seperti pertanian dan manufaktur. Afghanistan, dengan situasi keamanan yang tidak menentu, membutuhkan dukungan internasional untuk membangun kembali infrastrukturnya dan meningkatkan akses rakyatnya terhadap pendidikan dan kesehatan.

Tantangan yang Berbeda, Peluang yang Sama
Meskipun Arab Saudi, Irak, dan Afghanistan memiliki perbedaan mencolok dalam performa ekonomi dan sosial, ketiganya juga memiliki peluang untuk berkembang. Arab Saudi dapat terus memperkuat posisinya dengan memanfaatkan keunggulan ekonominya untuk memimpin inovasi di kawasan. Irak perlu memperbaiki tata kelola pemerintahannya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Afghanistan, meskipun menghadapi tantangan yang berat, memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan tambang jika stabilitas dapat tercapai.

Kesimpulan
Pentingnya Reformasi dan Stabilitas Data dari 2018 hingga 2022 menunjukkan bagaimana stabilitas politik dan reformasi struktural dapat memainkan peran penting dalam membentuk masa depan sebuah negara. Arab Saudi, dengan reformasi ambisiusnya, telah menunjukkan bagaimana kebijakan yang terencana dapat membawa dampak positif. Sebaliknya, Irak dan Afghanistan masih menghadapi tantangan besar dalam menciptakan stabilitas politik dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Ketimpangan ini menjadi pengingat bahwa pembangunan yang berkelanjutan membutuhkan fondasi yang kuat, baik dari segi kebijakan maupun stabilitas sosial. Kawasan Timur Tengah, dengan segala kompleksitasnya, memerlukan upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Arab Saudi mungkin menjadi teladan, tetapi kesuksesan di kawasan ini hanya dapat dicapai jika semua negara mampu mengatasi tantangan mereka dengan kebijakan yang tepat dan dukungan internasional.

Sumber Referensi

 

  • https://www.worldbank.org/en/country/overview
  • https://hdr.undp.org/data-center/human-development-index#/indicies/HDI
  • https://worldpopulationreview.com/
  • https://www.sesric.org/query.php

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image