Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Revana Aulya Putri

Mahasiswa dan Tantangan Gaya Hidup Hemat di Era Komsumtif

Gaya Hidup | 2024-11-27 18:34:12
Sumber: Pinterest

Di era digital saat ini, mahasiswa menghadapi berbagai tantangan dalam mengelola keuangan mereka. Dengan kemudahan akses informasi dan belanja online, banyak mahasiswa yang terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Mereka sering kali membeli barang-barang yang tidak terlalu diperlukan hanya karena terpikat oleh iklan yang menarik atau promo-promo yang menggoda. Fenomena ini menjadi semakin umum, terutama di kalangan mahasiswa yang baru memasuki dunia perkuliahan dan belum terbiasa mengatur keuangan mereka dengan baik. Kebiasaan ini sering kali disebut sebagai pembelian impulsif. Pembelian impulsif adalah tindakan membeli sesuatu tanpa perencanaan atau pertimbangan matang. Dalam banyak kasus, mahasiswa membeli barang hanya karena tertarik pada penampilannya atau karena terpengaruh oleh orang lain. Akibatnya, pengeluaran mereka menjadi tidak terkontrol, dan tabungan pun semakin menipis.

Faktor yang Membuat Mahasiswa Sulit untuk Menghemat Uang:

1. Tekanan Sosial

Banyak mahasiswa merasa harus mengikuti tren atau gaya hidup teman-teman mereka. Mereka khawatir kalau tidak membeli barang-barang yang sedang populer, mereka akan dianggap ketinggalan zaman atau tidak gaul. Hal ini membuat mereka sering membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu penting hanya untuk terlihat keren di mata teman-temannya. Tekanan sosial ini membuat mereka lebih mudah terpengaruh untuk menghabiskan uang demi tampil sesuai tren.

2. Kurangnya Pengetahuan Keuangan

Banyak mahasiswa yang belum diajarkan cara mengelola uang dengan baik. Mereka tidak tahu cara membuat anggaran yang tepat atau mengatur uang mereka agar bisa memenuhi kebutuhan jangka panjang. Pendidikan tentang cara mengatur keuangan pribadi sering kali tidak diajarkan di sekolah, sehingga mereka tidak paham betapa pentingnya menabung atau merencanakan pengeluaran dengan bijak. Akibatnya, banyak mahasiswa yang mudah terjebak dalam pengeluaran yang tidak terkontrol.

3. Kemudahan Akses Belanja

Dengan berkembangnya teknologi, belanja online kini menjadi sangat mudah. Mahasiswa bisa membeli berbagai barang hanya dengan beberapa klik di aplikasi belanja atau situs e-commerce. Hal ini membuat mereka sangat rentan untuk melakukan pembelian impulsif, yaitu membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan hanya karena adanya tawaran menarik atau diskon besar. Kemudahan ini sering membuat mereka lupa untuk mempertimbangkan apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau sesuai dengan anggaran mereka.

4. Gaya Hidup Modern

Gaya hidup modern yang serba cepat sering kali mendorong mahasiswa untuk mencari solusi instan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal makan. Karena jadwal kuliah yang padat dan kegiatan lain yang menyita waktu, banyak mahasiswa yang lebih memilih untuk makan di luar atau memesan makanan secara online, karena lebih praktis dan tidak memerlukan banyak waktu. Meskipun lebih mahal dan tidak selalu sehat, kenyamanan ini membuat mereka sering melakukannya tanpa memikirkan dampaknya pada anggaran keuangan mereka. Memasak sendiri bisa jauh lebih hemat, namun banyak mahasiswa yang lebih memilih cara yang lebih cepat meski harus mengeluarkan uang lebih banyak.

Cara Berhemat Untuk Mahasiswa

1. Buat Anggaran Bulanan

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat anggaran bulanan. Mahasiswa perlu mencatat semua pendapatan mereka, seperti uang saku dari orang tua atau beasiswa. Setelah itu, buatlah daftar pengeluaran tetap seperti biaya kuliah, sewa tempat tinggal, dan kebutuhan sehari-hari. Dengan memiliki anggaran yang jelas, mahasiswa dapat lebih mudah mengontrol pengeluaran mereka.

2. Tentukan Prioritas Belanja

Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri: "Apakah saya benar-benar membutuhkan ini?" Jika jawabannya tidak jelas atau "tidak", lebih baik tunda pembelian tersebut. Buat daftar barang yang benar-benar dibutuhkan dan prioritaskan pembelian berdasarkan kebutuhan tersebut.

3. Masak Sendiri

Makan di luar memang menyenangkan, tetapi biaya makan di restoran bisa sangat mahal jika dilakukan setiap hari. Salah satu cara terbaik untuk menghemat uang adalah dengan memasak sendiri. Mahasiswa dapat belajar memasak makanan sederhana yang sehat dan lezat dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan makan di luar.

4. Hindari Pembelian Impulsif

Untuk menghindari pembelian impulsif, mahasiswa perlu melatih diri untuk berpikir dua kali sebelum membeli sesuatu. Salah satu cara efektif adalah dengan menerapkan aturan "24 jam". Jika merasa ingin membeli sesuatu yang tidak termasuk dalam anggaran, tunggu selama 24 jam sebelum memutuskan untuk membelinya. Dalam banyak kasus, rasa ingin beli tersebut akan hilang setelah beberapa waktu.

5. Catat Pengeluaran Harian

Mencatat setiap pengeluaran harian dapat membantu Anda memahami kemana uang Anda pergi setiap bulan. Dengan mencatat pengeluaran secara rutin, Anda bisa menemukan pola-pola tertentu dalam belanja dan mencari cara untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.

Mengelola keuangan sebagai mahasiswa memang penuh tantangan, terutama di tengah godaan gaya hidup konsumtif yang begitu kuat saat ini. Namun dengan menerapkan langkah-langkah sederhana seperti membuat anggaran bulanan, menentukan prioritas belanja, dan memasak sendiri, mahasiswa dapat belajar untuk lebih bijak dalam mengatur keuangan mereka.

Dengan disiplin dan kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan, mahasiswa tidak hanya bisa menikmati masa studi tanpa stres finansial tetapi juga mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih stabil secara finansial. Mari kita ubah kebiasaan konsumtif menjadi kebiasaan berhemat demi mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image