Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gischa Trisavema Hervi Yulanda

Gagal Ginjal pada Anak: Sebuah Realitas yang Memerlukan Perhatian Serius

Gaya Hidup | 2024-11-25 21:08:35

Penyakit gagal ginjal bukan lagi masalah yang hanya dialami oleh orang dewasa. Kini, anak-anak pun tidak lepas dari ancaman penyakit serius ini. Gagal ginjal pada anak adalah masalah kesehatan yang sering kali terlupakan meskipun dampaknya bisa sangat menghancurkan. Meskipun gagal ginjal lebih sering terjadi dengan orang dewasa, fakta menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit ginjal kronis pada anak semakin meningkat. Kejadian gagal ginjal pada anak bukanlah hal yang jarang terjadi, namun seringkali kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari masyarakat dan bahkan tenaga medis. Kondisi ini memerlukan perhatian lebih besar dari berbagai pihak—baik dari sisi medis, masyarakat, maupun keluarga. Gagal ginjal pada anak bukan hanya soal kesehatan fisik, tetapi juga soal kualitas hidup yang dapat terpengaruh sepanjang hidup mereka.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan 18 Oktober 2022, kasus gagal ginjal sebanyak 189 kasus dan paling banyak didominasi oleh anak berusia 1-5 tahun. Pada masalah ini biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan atau gangguan kesehatan yang tidak terdeteksi sejak dini. Pada banyak kasus, penyebab utama gagal ginjal pada anak adalah infeksi saluran kemih (ISK), kelainan genetik, atau kelainan struktural pada ginjal yang sudah ada sejak lahir. Selain itu, beberapa penyakit autoimun dan trauma juga dapat merusak ginjal dan menyebabkan gagal ginjal. Meskipun beberapa penyebab gagal ginjal pada anak dapat dihindari dengan deteksi dini, masih banyak orang tua yang tidak menyadari gejala awal. Hal ini sering kali membuat pengobatan terlambat, dan komplikasi yang lebih parah pun terjadi.

Dampak yang Mengancam Kualitas Hidup

Penyakit gagal ginjal pada anak tidak hanya mempengaruhi fungsi tubuh mereka, tetapi juga memiliki dampak psikologis yang besar. Kondisi ini mengharuskan anak menjalani perawatan medis yang intensif, seperti cuci darah (dialisis) atau bahkan transplantasi ginjal. Anak-anak yang harus menjalani cuci darah secara rutin sering kali merasa kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan bahkan depresi. Mereka juga harus berjuang dengan rasa sakit dan ketidaknyamanan selama perawatan. Selain itu, transplantasi ginjal sebagai solusi jangka panjang juga bukan perkara mudah. Di Indonesia, jumlah donor ginjal yang terbatas membuat banyak anak yang menderita gagal ginjal harus menunggu lama untuk mendapatkan organ yang sesuai.

Kesadaran yang Masih Kurang

Salah satu kunci untuk mengurangi dampak buruk dari gagal ginjal pada anak adalah deteksi dini. Memahami gejala-gejala awal seperti pembengkakan tubuh, kelelahan berlebihan, atau gangguan buang air kecil sangat penting bagi orang tua. Sayangnya, kesadaran mengenai gagal ginjal pada anak masih sangat rendah, baik di kalangan masyarakat umum maupun tenaga medis. Banyak orangtua yang tidak mengetahui tanda-tanda awal gagal ginjal atau menganggap gejalanya sepele, sehingga tidak segera membawa anak ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Seringkali, keterlambatan diagnosis mengakibatkan kondisi ginjal anak memburuk dan memerlukan perawatan yang lebih rumit dan mahal.

Di sisi lain, banyak fasilitas kesehatan, tenaga medis yang kurang terlatih dalam mengenali gejala gagal ginjal pada anak juga menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat deteksi dini. Banyak kasus gagal ginjal pada anak yang baru diketahui setelah kondisinya sudah cukup parah dan ginjal anak sudah mengalami kerusakan permanen.

Peran Pemerintah dan Lembaga Kesehatan dalam Menanggulangi Masalah Ini

Perhatian pemerintah dalam menangani masalah gagal ginjal pada anak perlu ditingkatkan. Tidak hanya mencakup penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, tetapi juga akses kepada perawatan yang lebih terjangkau bagi keluarga kurang mampu. Pemerintah juga harus mendukung riset terkait penyebab dan pengobatan penyakit ginjal pada anak, serta memfasilitasi program penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan ginjal pada anak-anak.

Selain itu, rumah sakit dan fasilitas kesehatan harus memiliki tim medis yang terlatih untuk menangani kasus gagal ginjal pada anak. Pengobatan yang tepat dan cepat dapat membuat perbedaan besar dalam prognosis anak. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan untuk tenaga medis sangat penting agar mereka dapat memberikan penanganan yang optimal bagi anak-anak yang mengalami gagal ginjal.

Gagal ginjal pada anak adalah sebuah kenyataan yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Penyakit ini tidak hanya mengancam kesehatan fisik anak-anak, tetapi juga kualitas hidup mereka serta keluarga yang merawatnya. Deteksi dini, perawatan yang tepat, dan peningkatan kesadaran masyarakat menjadi langkah-langkah krusial dalam menanggulangi masalah ini. Semua pihak, mulai dari pemerintah, tenaga medis, hingga masyarakat, harus bersatu untuk memberikan perhatian serius terhadap masalah gagal ginjal pada anak. Semoga, dengan semakin terbukanya mata kita terhadap masalah ini, kita dapat bersama-sama memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak yang terdampak, serta keluarga mereka yang membutuhkan dukungan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image