Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ridha Amelia A.

Sikap Terpuji Ibunda Khadijah, Pebisnis Sukses Beretika Mulia

Bisnis | 2024-11-25 00:33:06
sumber gambar: https://pixabay.com/id/photos/uang-kembali-menyimpan-uang-simpan-4518407/
sumber gambar: https://pixabay.com/id/photos/uang-kembali-menyimpan-uang-simpan-4518407/

Khadijah binti Khuwailid adalah salah satu tokoh pengusaha sukses dalam sejarah yang menjadi inspirasi banyak orang. Sebagai seorang entrepreneur sukses di era pra islam, Khadijah menunjukan bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh modal, tapi juga sikap terpuji dan etika yang dimilikinya. Lalu bagaimana sih sebenarnya cara seorang Khadijah itu berbisnis, sampai bisa menguasai pangsa pasar di Arab dahulu. Dan apa yang bisa kita teladani untuk bisa seperti beliau di masa sekarang ini? simak artikel berikut:

1. Pentingnya Aspek Spiritual

Dalam realita yang terjadi di zaman sekarang, banyak orang yang masih menyepelekan hubungan ibadah dengan aspek kehidupan lain seperti berbisnis, bekerja bahkan berpolitik, yang semestinya harus memuat aspek spiritual dalam kegiatannya. Ibunda Khadijah sudah mencontohkan hal tersebut melalui usahanya, yaitu dengan menerapkan etika jual beli yang halal, jujur dan amanah baik pada dirinya, karyawan maupun mitra usahanya.

kekuatan spiritualnya tercermin jelas saat ia memberikan seluruh kekayaannya untuk perjuangan dakwah Rasulullah Saw. Khadijah tidak takut dengan kemiskinan karena ia mempercayakan kehidupannya yang sudah di atur oleh Allah swt. Keyakinannya sejalan dengan kehendak Allah sehingga ia bisa mencapai kejayaan dalam usahanya. Inilah yang jarang dimiliki oleh pengusaha sekarang. Kesadaran bahwa kebutuhan spiritual juga sama pentingnya dengan kebutuhan materil.

2. Berani Membuat Keputusan dan Menanggung Resiko

Menelusuri riwayat hidup ibunda khadijah, kita akan mengetahui banyak keputusan yang sudah diambil dan resiko yang siap ditanggung oleh beliau. Dalam bisnis contohnya, ketika Khadijah mengamanahkan Muhammad, karyawan yang saat itu belum pernah ia kenal langsung, hanya mendengar tentang kepribadiannya dari masyarakat, untuk memimpin kafilah berdagang ke lintas daerah, tentunya bukan sesuatu yang mudah. Ada resiko yang sudah di pertimbangkan untuk mengambil keputusan itu, dan dengan pengalaman dan insting bisnisnya yang tajam, hasilnya pun memuaskan. Muhammad berhasil menjadi partner bisnis yang membawa keuntungan berlipat pada usahanya.

Inilah sikap yang butuh dipahami oleh para pengusaha bahwa keberanian adalah modal utama untuk sukses. Berani memutuskan untuk berbisnis ketika orang lain memilih posisi aman sebagai karyawan, berani mengambil resiko dan bermimpi tinggi untuk mewujudkan cita citanya dan yang terpenting adalah berani untuk gagal dan sukses.

3. Memaksimalkan Modal

Memang benar bahwa Khadijah bisa dikatakan memiliki modal yang mumpuni dalam berbisnis, baik dari segi dukungan keluarga, lingkungan, lokasi yang strategis, modal harta dan juga tekad yang dimiliki. Kendati demikian, bukan hal yang mudah untuk mengelola semua itu sendirian, tanpa pasangan dan sambil mengurus anak. Jika kita yang ada di posisi seperti itu, belum tentu kita bisa memanajemen semuanya dengan baik. Tapi Khadijah berbeda, ia dengan gesit dan tanpa mengeluh mengambil semua peluang yang ada tanpa mengesampingkan perannya sebagai ibu bagi anak-anak nya.

Disini terlihat jelas bahwa mental pengusaha profesional memang sudah ada dalam diri Khadijah, inilah yang tidak banyak dimiliki oleh orang lain. Sebanyak apapun modal yang seseorang miliki, jika dia tidak memiliki mental wirausaha yang kuat, cenderung akan gagal dalam usahanya. Lalu bagaimana dengan yang tidak memiliki modal sama sekali?

Well, yang pertama harus dipahami adalah mindset bahwa modal tidak selalu berbentuk materi. Tekad, kemauan, ide cemerlang, skill, komunikasi, networking dan keberanian sangat berpotensi menjadi modal awal kita.

Yang kedua adalah jiwa wirausaha. Salah satu contoh sikap kewirausahaan Khadijah bisa dilihat dari bagaimana ia memperdagangkan barang jualannya. Yakni dengan mempekerjakan tenaga ahli dan membayarnya dengan sistem bagi hasil yang menguntungkan kedua belah pihak. Hal tersebut adalah salah satu contoh pebisnis sukses dimana ia bukanlah orang yang mengerjakan semua sendirian, tapi mendelegasikan tugas kepada karyawan dan mitranya, sehingga walaupun dia tidak berada di tempat kerja, uang akan terus bekerja untuknya.

4. Teliti Melihat Peluang dan Membaca Pasar

Salah satu sebab mengapa dagangan Khadijah sangat laku dari para kompetitor lain yang berada di pasar adalah karena beliau sangat mengetahui selera pasarnya, siapa targetnya dan cerdas memperhitungkan kemungkinan barang yang akan laku atau tidak di pasaran. Beliau juga menanamkan modal dalam usaha yang memiliki prospek menjanjikan.

Kita juga bisa belajar dari Khadijah dengan cara mencoba survei kecil untuk menawarkan produk dagangan kita ke beberapa teman, dari sana kita bisa melihat bagaimana minat teman teman dalam menyikapi produk tersebut. Jika berhasil, kita bisa meningkatkan produksi dengan membuat survei pasar yang lebih besar, sampai berkembang terus menerus.

5. Selektif Memilih Karyawan dan Mitra Kerja

Karena bisnis yang digeluti Khadijah kebanyakan di bidang ekspedisi keluar daerah, beliau pastinya memerlukan partner untuk memajukan usahanya. Bukan sekedar pintar dalam akal, melainkan juga cakap dalam kepribadian. Kualifikasi Khadijah tentang mitra bisnis saat itu sangat sederhana, yaitu jujur, tanggung jawab dan amanah.

Di zaman ini, sudah berkembang ilmu tentang manajemen SDM yang mengatur tentang bagaimana mengatur karyawan. Walau di zaman dulu belum ada, Khadijah secara tidak langsung sudah mempraktekkan hal tersebut se sederhana melakukan wawancara untuk perekrutan karyawan seperti yang beliau lakukan terhadap Rasulullah dan juga beliau sudah memiliki standar upah yang ditetapkan untuk karyawannya. Yaitu dua ekor unta muda untuk standar minimum, dan empat ekor unta muda untuk standar maksimum.

6. Dermawan

Inilah poin penting dan krusial dari kesuksesan seorang Khadijah. Walaupun terlahir dari keluarga kaya raya, ia hidup dengan kesederhanaan dan lebih suka mendermakan hartanya untuk orang lain. Umat muslim pun pasti sudah tahu bahwa Khadijah memberikan seluruh harta kekayaannya untuk dakwah setelah beliau menikah dengan Rasul. Bukti kedermawanannya juga bisa dilihat dari keikhlasannya mengasuh keponakan dan anak angkat Nabi disamping merawat putra putrinya kandungnya sendiri. Gambaran itu cukup meyakinkan kita betapa luasnya hati seorang Khadijah untuk berbagi.

Semoga kita bisa mencontoh kedermawanan dan sikap terpuji lainnya yang dimiliki Khadijah dalam berbisnis untuk mencapai kesuksesan di dunia maupun di akhirat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image