Kenapa Umat Islam Punya Kalender Sendiri? Yuk, Kenali Kalender Hijriyah
Dunia islam | 2024-11-24 06:40:54Sejarah Kalender
Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab memakai kalender lunisolar, menggabungkan bulan dan matahari. Nama bulan kala itu bergantung pada kondisi alam, seperti Muharram untuk bulan dilarangnya peperangan dan Rabi' untuk musim gugur. Pada 412 M, para pemimpin suku sepakat menyatukan nama bulan demi memudahkan perdagangan dan menciptakan keseragaman.
Ketika Islam datang, Nabi Muhammad SAW, mengikuti perintah Allah dalam surat At-Taubah, mengganti kalender menjadi murni berbasis lunar. Sistem ini dianggap lebih adil karena memungkinkan bulan-bulan Islam seperti Ramadhan dan Dzulhijjah bergeser dari musim ke musim, sehingga umat Islam di seluruh dunia, meski berbeda iklim, dapat merasakan variasi musim dalam beribadah.
Kalender Islam yang menggunakan 12 bulan lunar tetap mempertahankan nama-nama lama yang sudah dikenal, tetapi kini perhitungannya murni mengikuti siklus bulan. Sistem ini juga memungkinkan semua umat Islam menjalankan ibadah dengan waktu yang adil, tanpa terpaku pada kalender matahari.
Penentuan Kalender Hijriyah
Melalui musyawarah yang dipimpin oleh Umar bin Khattab, ada beberapa opsi yang diusulkan oleh para sahabat terkait penetapan penanggalan Hijriyah.
- Peristiwa bi’tsah (momen di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah melalui malaikat Jibril).
- Peristiwa kelahiran Nabi menjadi Rasul (Menurut pendapat Umar bin Khattab).
- Peristiwa Hijrah Nabi dari Mekkah ke Madinah pada tanggal 12 Rabi’ul Awal (menurut pendapat Ali bin Abi Thalib).
Pada akhirnya seluruh peserta musyawarah menyepakati peristiwa hijrah Nabi sebagai awal penanggalan tahun Hijriyah pada tanggal 8 Rabi’ul awal 17H. Jadi, peristiwa Hijrah Nabi Muhammad ditetapkan sebagai tahun pertama Hijriyah. Lalu, kenapa bulan Muharram?. Ini alasannya:
- Bulan Muharram merupakan bulan dimana Rasulullah pertama kali merencanakan Hijrah.
- Q.S At-Taubah (9:36)
- Kata Muharram, dari sisi etimologinya diambil dari kata Arab Harrama-Yuharrimu-Tahriiman-Muharrimun-wa-Muharramun, yang artinya “diharamkan”.
- Pendapat Utsman bin Affan.
Sistem Kalender Hijriah
Dasar Perhitungan Kalender Hijriah pada siklus bulan kalender hijriah menggunakan siklus sinodik bulan, yang berarti satu bulan dihitung dari satu fase bulan baru ke fase bulan baru berikutnya Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek 10-12 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi. Rata-rata, satu bulan memiliki 29,5 hari, sehingga dalam satu tahun terdapat 354 hingga 355 hari.
Tahun Hijriah merupakan tahun pertama dalam kalender Hijriah dimulai pada saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Oleh karena itu, tahun Hijriah sering disebut sebagai tahun 1 H.
Pada Pembagian Bulan. Kalender Hijriah terdiri dari 12 bulan yang dimana setiap bulan memiliki jumlah hari yang bervariasi antara 29 dan 30 hari. Penetapan 12 bulan ini disesuaikan dengan teks al-Qur'an,
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
Nama-nama bulan dalam kalender hijriah yaitu:
- Muharram
- Safar
- Rabi'ul Awal
- Rabi'ul Akhir
- Jumadil Awal
- Jumadil Akhir
- Rajab
- Sya'ban
- Ramadan
- Syawal
- Dzulqa'dah
- Dzulhijjah
Perbedaan dengan Kalender Masehi
1. Sistem Penanggalan:
- Kalender Masehi (atau kalender solar) didasarkan pada peredaran Bumi mengelilingi Matahari, dengan total 365 hari dalam setahun (366 hari pada tahun kabisat)
- Kalender hijriah memiliki total hari yang lbih sedikit yaitu 354-355 hari.
2. Awal Hari:
- Dalam kalender Masehi, hari dimulai pada pukul 00:00.
- Dalam kalender Hijriah, hari dimulai saat terbenamnya matahari.
3. Penentuan Tanggal Penting:
- Hari-hari besar Islam seperti Ramadhan dan Idul Fitri ditentukan berdasarkan kalender Hijriah, sehingga tanggalnya tidak tetap setiap tahun dalam kalender Masehi
Kalender Hijriah ditetapkan secara resmi oleh Khalifah Umar bin Khattab untuk memudahkan administrasi negara dan penanggalan surat-surat penting. Sejak saat itu, kalender ini digunakan untuk menentukan waktu ibadah dan perayaan dalam Islam. Penggunaan kalender Hijriah juga meluas ke berbagai negara dengan populasi Muslim yang signifikan, di mana ia berfungsi sebagai sistem penanggalan sehari-hari di samping kalender Masehi yang lebih umum digunakan
Peran Sahabat
Penentuan kalender Hijriyah tidak terlepas dari peran para sahabat, mereka adalah:
- Umar bin Khattab
- Ali-bin Abi Thalib
- Utsman bin Affan
- Abu Musa Al-Asy’ari
- Abdurrahman bin Auf
- Sa’ad bin Abi Waqqas
- Zubair bin Awwam
- Talhah bin Ubaidillah
- Mu’awiyah bin Abu Sufyan
Setelah masa Khulafaur Rasyidin, perkembangan Kalender Hijriah mengalami berbagai dinamika yang signifikan, terutama dalam konteks penggunaannya di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. Di banyak negara, Kalender Hijriah masih digunakan secara lokal, yang sering kali mengakibatkan perbedaan dalam penetapan hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Hal ini menciptakan kebutuhan mendesak untuk menyatukan penggunaan Kalender Hijriah secara internasional. Upaya ini telah diusulkan melalui konsep Kalender Islam Global, yang bertujuan untuk menetapkan satu hari sebagai satu tanggal di seluruh dunia, sehingga perayaan hari-hari penting dapat dilakukan secara serentak tanpa adanya dualisme tanggal.
Selain itu, perkembangan teknologi juga turut mempengaruhi penggunaan Kalender Hijriah. Dengan adanya aplikasi dan situs web, umat Islam kini lebih mudah mengakses informasi terkait penanggalan Hijriah. Namun, meskipun metode hisab telah berkembang pesat, masih terdapat perbedaan dalam penerapannya di berbagai negara. Beberapa komunitas Muslim tetap berpegang pada metode rukyat tradisional untuk menentukan awal bulan, sementara yang lain lebih memilih metode hisab yang lebih matematis. Perbedaan ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan menuju penyatuan kalender, tantangan dalam mencapai konsensus tetap ada.
referensi :
Zarkasih, Ahmad. (2018). Sejarah Pembentukan Kalender Hijriyah. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing
Muhajir. (2024). “Sejarah Kalender Hijriyah”. Jurnal Cendekia Ilmiah, 3(5). doi: https://doi.org/10.56799/jceki.v3i5.4483
Masyhudi. (2023). “Kalender Pada Zaman Nabi Muhammad SAW: Peralihan Hitungan Waktu dari Tahun Gajah ke Tahun Hijriah”. Qurthuba: The Journal of History and Islamic Civilization, 7(1). doi: https://doi.org/10.15642/qurthuba.2023.7.1.33-39
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5768/3/BAB%20II.pdf
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.