Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rayhan Ahmad

Keajaiban Nabi Jirjis: Kebangkitan di Hadapan Raja Dzadiyanah (Part 3)

Sejarah | 2024-10-10 16:46:14

Bersabarlah dan bergembiralah, karena Allah mengutusmu sebagai nabi, dan kedudukanmu di sisi Allah seperti Nabi Yahya bin Zakariya yang syahid di tangan kaumnya. Allah mengujimu dengan musuhmu, Raja Dadziyanah, selama tujuh tahun. Engkau akan dibunuh sebanyak empat—dalam riwayat lain, tujuh—kali. Setiap kali engkau dibunuh, Allah akan mengembalikan ruhmu ke jasadmu, dan itu akan menjadi bukti bagimu bahwa engkau adalah seorang nabi. Pada kematian yang keempat (atau ketujuh) Allah akan mewafatkanmu, menyempurnakan kemuliaan dan pahala atas apa pun yang telah menimpamu. Janganlah putus asa, karena Allah menyertaimu di mana pun engkau berada.”

Pagi itu, tanpa disadari oleh Raja Dzadiyanah, Nabi Jirjis berhasil keluar dari penjara dan kembali menjalankan tugasnya, yakni menyeru kepada kebaikan dan menyebarkan ajaran yang benar. Namun, di tengah-tengah aktivitas dakwahnya, Raja Dzadiyanah terkejut mendapati ruang tahanan Nabi Jirjis kosong. Sang raja, yang dipenuhi amarah, segera memanggil para prajuritnya. Dengan suara lantang dan penuh murka, ia memerintahkan mereka untuk segera mencari dan menangkap Nabi Jirjis.

"Temukan dia! Di mana pun dia berada, tangkap dan bawa kembali ke hadapanku!" perintah Raja Dzadiyanah dengan nada yang sangat lantang.

Tanpa menunda waktu, prajurit-prajurit kerajaan segera menyebar ke seluruh penjuru kota, menyusuri jalan-jalan sempit, pasar-pasar yang ramai, hingga lorong-lorong tersembunyi. Setelah pencarian yang panjang, akhirnya mereka menemukan Nabi Jirjis yang tengah membimbing para pengikutnya. Tanpa ragu, mereka segera menangkapnya dan membawanya kembali ke hadapan Raja Dzadiyanah.

Sang raja, yang telah lama menanti dengan hati yang dipenuhi amarah, langsung berdiri dari singgasananya dan membentak Nabi Jirjis dengan suara menggema:

"Siapa yang berani membebaskanmu dari penjara!"

Dengan tenang dan penuh keyakinan, Nabi Jirjis menjawab:

"Dia yang kekuasaan dan kerajaannya jauh melampaui kerajaan serta kekuasaanmu."

Sang raja mendengar respon Nabi Jirjis, dia sangat marah dan tanpa ragu langsung menyuruh prajurit-prajuritnya untuk mendatangkan kayu dan gergaji. Begitu alat-alat itu tiba, mereka langsung membaringkan Nabi Jirjis diatas kayu dan menggergaji kepala Nabi Jirjis hingga tubuh mulia beliau terbelah menjadi dua. Setelah memastikan bahwa Nabi Jirjis sudah wafat, prajurit-prajurit raja membawa potongan tubuh beliau menuju sumur milik raja yang dipenuhi oleh singa yang buas dan melemparkan potongan tubuh beliau ke dalamnya untuk menjadi santapan mereka.

Namun, Allah mengilhamkan kepada segerombolan singa buas agar tetap tenang dan tidak melukai Nabi Jirjis sedikit pun, sehingga potongan tubuh beliau tetap utuh dan tidak berkurang sedikit pun.

Pada malam harinya, Allah mengutus malaikat ke dalam sumur untuk menyatukan kembali tubuh Nabi Jirjis, mengembalikan ruhnya, dan mengeluarkannya dari sumur tersebut. Setelah menyelesaikan tugasnya, malaikat itu memberi makan dan minum kepada Nabi Jirjis, serta menyampaikan pesan dari Tuhan kepadanya:

Sesungguhnya Allah berfirman kepadamu, ‘Wahai Jirjis, Aku adalah Allah, tiada tuhan selain Aku. Aku telah menghidupkanmu kembali agar engkau menjalankan kewajibanmu dan menyeru musuh-musuhmu ke jalan yang benar. Ketahuilah, tempat kembalimu adalah kepada-Ku. Aku akan memuliakanmu dan memberimu sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, bahkan tak pernah terlintas dalam hati manusia.’”

Pagi harinya, Nabi Jirjis melanjutkan misinya sebagai penyeru kepada jalan yang lurus dan benar. Sementara itu, sang raja beserta para prajuritnya mengadakan pesta perayaan atas kematian Nabi Jirjis, mereka mengira bahwa mereka telah menang dan tidak akan ada lagi yang berani menentang kekuasaan raja.

Saat sedang membimbing para pengikutnya, Nabi Jirjis mendengar suara sorak-sorai dari arah istana lalu bertanya kepada salah seorang pengikutnya.

"Suara apa itu?"

Salah seorang pengikutnya menjawab.

"Sang raja tengah mengadakan pesta perayaan kemenangan karena mereka mengira telah berhasil mengalahkanmu."

Mendengar jawaban itu, Nabi Jirjis segera menuju sumber suara dan menghadap sang raja. Ketika Nabi Jirjis hampir tiba di hadapan raja, sang raja berbicara lantang di depan para pengikutnya.

"Ketahuilah, tidak ada tuhan yang lebih kuat dari Avalon, tuhan kalian semua. Omong kosong tentang Jirjis dan Tuhannya, Dia tak bisa berbuat apa-apa."

Namun, di akhir kalimatnya, sang raja melihat sosok yang sangat mirip dengan Nabi Jirjis, membuatnya bertanya kepada salah seorang pengikutnya.

"Apakah mataku menipuku, atau orang itu benar-benar mirip dengan Jirjis?"

Respons Nabi Jirjis dan kisah-kisah menakjubkan berikutnya ada di part 4

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image