Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bernadette Tarissa

Pentignya Komunikasi Efektif pada Profesi Dokter Hewan

Edukasi | 2024-11-20 19:45:25

Dokter hewan adalah salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang bergerak di bidang kesehatan hewan dan juga kesehatan masyarakat melalui menjaga kesehatan hewan itu sendiri. Mereka tentunya memiliki pengetahuan yang luas mengenai anatomi, fisiologi, patologi, diagnosis, serta klinis dan pencegahan penyakit dari hewan-hewan. Tentunya tidak sebatas ilmu yang dipersiapkan oleh para dokter hewan. Saat menjalani profesinya, dokter hewan tentu perlu melakukan adanya komunikasi. Namun bagaimana bentuk dari komunikasi dokter hewan itu sendiri saat pasiennya tidak bisa berkomunikasi secara langsung dengan kita?

Sebagai salah satu bagian dari penyedia layanan kesehatan khususnya bagi hewan, dokter hewan tidak hanya berfokus pada keterampilan dan kemampuan klinisnya. Akan tetapi, mereka juga harus bisa menyiapkan dan mengasah keterampilannya dalam berkomunikasi. Komunikasi efektif inilah yang menjadi landasan awal dan fondasi penting dalam praktik seorang dokter hewan. Tentunya karena komunikasi efektif ini, seorang dokter hewan dapat

Membangun relasi dan kepercayaan dengan klien (pemilik dari pasien) : dengan adanya komunikasi yang efektif antara dokter hewan dan klien akan menciptakan rasa percaya dari klien kepada dokter hewan untuk menangani hewan kesayangan mereka untuk diobati

Memastikan pemahaman diagnosis dan perawatan : untuk memastikan pemahaman klien terhadap hasil pemeriksaan dokter melalui diagnosis dan prognosis agar klien dapat memutuskan keputusan dan memberikan izin kepada dokter hewan agar dapat memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dari hewan peliharaannya

Meningkatkan kepatuhan proses penyembuhan dan hasil pemeriksaan : setelah melakukan pemeriksaan, hewan peliharaan akan kembali kepada pemiliknya dan dalam beberapa kasus hewan peliharaan ini akan diberikan perlakuan khusus selama masa penyembuhan. Tentunya dengan komunikasi yang efektif ini akan mengajak dan mengingatkan klien untuk tetap konsisten dalam menjaga kesehatan hewan kesayangannya selama masa penyembuhan dan akan memeriksakan kembali hewan kesayangannya bila dibutuhkan

Dalam menjalankan profesinya, seorang dokter hewan perlu melatih kemampuan komunikasi agar dapat menciptakan komunikasi yang efektif antar rekan sejawat, klien, dan masyarakat. Tentunya perlu diperhatikan beberapa hal penting untuk menciptakan hal tersebut, antara lain:

  1. Aktif mendengarkan
  2. Memahami adanya rasa khawatir yang dimiliki oleh klien
  3. Menjelaskan hasil pemeriksaan (diagnosis) dan rencana perawatan dengan bahasa yang mudah dimengerti
  4. Melibatkan klien dalam menentukan keputusan tepat untuk hewan peliharaannya

Dokter hewan tentu juga akan menghadapi situasi sulit. Dalam situasi sulit ini juga, dokter hewan perlu menjaga komunikasi efektif agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan miskomunikasi dengan klien. Contohnya, saat menyampaikan berita buruk. Seorang dokter hewan dituntut untuk bisa memberikan rasa empati dan memberikan solusi terbaik, serta memfasilitasi adanya ruang untuk diskusi sebelum menentukan keputusan akhir dengan klien.

Selain itu, pendekatan komunikasi yang berorientasi pada pasien hewan tidak kalah penting. Dengan cara memahami tingkah laku dan gerak-gerik mereka. Sehingga, kita bisa menyesuaikan pengobatan dengan apa yang dibutuhkan oleh mereka.

Tentunya melatih komunikasi yang baik tidak sebatas melalui pendidikan formal saja, kita juga bisa melatih komunikasi ini dengan melakukan interaksi dengan orang lain, dan mereka akan menilai seberapa jauh tingkat keberhasilan dalam komunikasi kita untuk bisa menciptakan komunikasi yang efektif dalam menghadapi klien nantinya.

Dengan kehadiran komunikasi yang efektif pada profesi dokter hewan ini nantinya akan menciptakan rasa percaya antara dokter dengan klien, meningkatkan pemahaman serta memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dari pasien.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image