Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image siti didy

Anak-Anak Baduy Dan Invasi Gadget

Gaya Hidup | 2024-11-20 19:42:50
pict by Nurul Syuhfal Ningsih

Pengasuhan paling ajaib di abad ini adalah pengasuhan oleh gadget. Tanpa marah-marah, tanpa emosi, komunikasi satu arah tetapi sangat disukai oleh anak. Hampir jarang orang yang diberikan gadget kemudian dia menolak. Biasanya selalu ada alasan untuk menyentuh gadget. baik berkaitan dengan urusan komunikasi, pekerjaan, belajar, bisnis, dll. Hampir semua peradaban di muka bumi tersentuh oleh benda ajaib ini. termasuk masyarakat Baduy luar.

Perjalanan penelitian lapangan kami, mahasiswa pasca Ilmu keluarga dan anak IPB ke Baduy luar membawa insight baru tentang pengasuhan orang tua dan invansi teknologi digital. Kehidupan masyarakat Baduy yang dikenal sangat memegang teguh adat istiadat leluhur ternyata bisa juga rapuh saat bernegosiasi dengan penggunaan gadget.

Perbincangan saya dengan seorang ibu muda yang memiliki dua anak salah satunya berusia 11 tahun. Memberi saya sudut pandangan baru tentang bagaimana teknologi digital begitu mudah menyentuh suatu peradaban. menariknya masyarakat Baduy luar meskipun menerima gadget tetapi mereka tidak menerima sekolah sebagai bagian yang harus diterima oleh adat. Tidak ada sekolah, pamali!. Bayangkan, bagaimana dinamika keluarga Baduy dengan invansi gadget dalam keluarga mereka.

sebagian orang tua mengeluh karena terlalu asyik dengan gadget ini anak-anak menolak untuk berladang dan menenun. Sebagian besar anak memilih untuk mengutak-atik benda ajaib ini. bahkan rela berjalan naik turun bukit agar bisa mengunjungi desa di luar Baduy agar mendapat sinyal dan wifi. Sebagian besar mengakses sosial media dan bermain games online. Bahkan beberapa anak balitanya terlihat bermain handphone milik orangtuanya. Baduy luar sendiri tidak ada akses listrik sehingga mau tidak mau untuk mencharge perangkat digital mereka harus ke desa terdekat di luar Baduy.

Saya membayangkan jika masalah penggunaan gadget ini tidak segera diatasi maka akan ada banyak masalah sosial ke depan yang akan dihadapi oleh masyarakat Baduy. Membayangkan anak-anak mengakses internet tanpa pengawasan, tanpa panduan dan kontrol orang tua saja membuat saya bergidik. Ditambah mereka tidak memiliki pengetahuan dasar lainnya karena menolak sekolah. Waktu luang anak diisi dengan bermain handphone itu sudah masalah buat saya. belum lagi pengaruh internet, screen time tanpa kontrol, perkembangan anak yang bisa terganggu baik kognitif, sosial, emosional, bahkan spiritual.

Saya berharap ada langkah lebih lanjut dari pemerhati anak di negeri ini untuk kebaikan anak-anak baduy. Harapannya pemerintah daerah setempat mulai aware dengan masalah ini. Mungkin dimulai dari membuka akses pendidikan untuk anak-anak Baduy terlebih dahulu. Seharusnya dengan dialog yang lebih intensif kita bisa temukan jalan keluar. semoga. Selamat Hari Anak sedunia anak-anak Baduy. Kalian bisa menjadi apapun di masa depan. Kalian berhak memiliki masa depan cerah.

penulis adalah mahasiswa doktoral Ilmu Keluarga Dan Anak IPB University

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image