Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Heldatul jenahXI3

Tiba Tiba Itu Terjadi

Sastra | 2024-11-18 11:58:47

Di sebuah desa bernama desa ievoria tedapat sebuah rumah kecil yang beranggota dua orang yaitu ibu dan anak. Yang bernama Ariana dan sang anak perempuannya, Aristyla. Rumah mereka terletak ditepi sungai yang mengalir tenang, dibawah rimbunnya pepohonan rindang.

Mereka hidup dengan bahagia dan harmonis, sang ibu yang berumur 45 tahun dan sang anak yang berumur 17 tahun.

Sang anak berparas cantik dengan mata biru sabit berbulu mata lentik dengan hidung yang mancung ditambah dengan kulit putih sebening susu, dengan struktur wajah yang sempurna itu bak bidadari tak jarang banyak perempuan desa yang iri dengannya.

Ariana juga tak kalah cantik dengan sang anak meski ariana sudah berumur tua tapi wajahnya juga sangat terlihat muda. Tak jarang banyak yang mengira mereka kakak adik.

Hari ini terlihat mereka nampak sibuk

"Ibu kue yang ini sudah siap" ucap Aristyla sambil menenteng nampan kue yang baru saja dipanggang

"Iya tarolah dalam wadah yang merah itu" Lirik Ariana sambil mengadon kuenya

"Bu kenapa hari ini membuat kue yang lebih banyak, tidak seperti biasanya"

"Duh, apa ibu lupa cerita kepada mu, hari ini ada diadakan pesta dikerajaan"

"Lalu apa mereka memesan kue kita ini ibu"

"Iya mereka memesan semua makanan yang ada dipasar, termasuk jualan ibu"

"Wah pantas saja ibu terlihat sangat bahagia hari ini"

Aristyla sangat bahagia hari ini karena melihat sang ibu yang bahagia menyiapkan jualannya, tak ayal karena keluarga kerajaan jarang sekali melirik rakyat kecil seperti mereka.

Setelah beberapa waktu kemudian kue mereka yang di buat sudah siap. Ariana adalah seorang penjual kue kering, dipasar. Pasar tempat Aristyla dan ibunya berjualan merupakan pasar perbatasan pusat kota.

hari ini akan diadakan pesta dikerajaan Ivoria karena sang putri kerajaan berulang tahun dan demi merayakan itu sang raja membeli semua dagangan makanan yang berada dipasar.

Sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju ke istana kerajaan. Setelah berjalan beberapa waktu Aristyla pun sudah sampai dipusat kota.

Sesampainya di pusat kota nampak terlihat dijalanan kota ivoria, semua rakyat kini berbaris rapi melihat sebuah kareta mewah berlambang keluarga marchioness "Beri jalan beri jalan" Teriak seorang pria berbaju prajurit yang mana membuat penduduk berbaris rapi dipinggir dijalanan, begitu pun dengan Aristyla dan sang ibu.

"Ibu apakah mereka akan menuju pesta kerajaan" Ucapnya sambil melihat kepergian kareta yang dikawal banyak prajurit itu

"Sepertinya begitu"

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju ke istana kerajaan sambil menenteng kue yang dipesan oleh kerajaan

Setelah berjalan beberapa waktu aristyal dan sang ibu pun sampai di sebuah gerbang kerajaan istana yang megah dan besar yang berwarna kuning emas itu dengan desain yang klasik dan elegan.

Nampak telihat sebuah istana dibalik gerbang itu "Ibu kerajaan itu sangat terlihat megah dan besar" ucap Aristyla dengan mata berbinar kagum.

Terlihat banyak bangsawan dengan pakaian khas bangsawan mereka dan prajurit kerajaan yang menjaga gerbang itu

"Ayo kita menemui dyana"

"Siapa itu ibu"

"Dia adalah kepala pelayan di istana"

Aristyal dan ibunya berjalan ke belakang kerajaan, dan sampai lah mereka di sebuah gerbang kerajaan belakang tempat khusus para pelayan dan golongan orang kebawah lewat terlihat 4 prajurit yang berjaga.

Aristyla dan ibunya pun melangkahkan kaki mereka menuju gerbang tersebut

"Siapa kalian" Hadang prajurit kerajaan itu

"Kami ingin mengantar kue pesanan kerajaan ini" Ucap aristyla sambil menujukan keranjang yang berisi kue tersebut

"Baiklah kalian boleh masuk"

Disisi lain terdapat dalam sebuah ruangan bernuansa kecoklatan terdapat beberapa tokoh pentinggi kerajaan sedang berkumpul.

"Bagaimana keadaan desa swena itu" Ucap seorang dengan janggut di wajahnya, dialah raja ferindrak

"Begitulah seperti yang ketahui keadaan desa swena masih sama, dalam keadaan kemiskinan"ucap orang yang duduk disebelah kiri raja dialah marquees dekunda "

"Tanah yang kering dan keadaan sumber daya alam yang kurang subur menyebabkan desa itu keadaan kemiskinan, karena tidak ada bahan yang dijual dan dijadikan usaha yang mulia" kali ini count Ellington ikut menimpali

"Lalu bagaimana dengan wilayah sebelah barat duke Arlon" tanya sang mulia raja yang duduk ditengah aula rapat dengan singgasananya itu

"Wilayah itu, saya sudah mencoba mengatasi yang mulia akan tetapi itu mustahil untuk diatasi karena beberapa faktor alam"ucap duke Arlon

"Aku dengar juga banyak rakyat kita yang mati kelaparan, apakah itu benar" timpal raja lagi

"Itu benar yang mulia" kini baron mesio ikut menimpali pertanyaan tersebut

"Seperti yang dikatakan baron mesio wilayah kita sedang keadaan kekeringan menyebabkan tanaman para rakyat kita mati dan tidak ada lagi sumber makanan"ucap marquees dekunda

"Jika hal itu terjadi terus menerus, maka kerajaan kita akan mengalami krisis keungan" ucap baron defen

"kita harus segera mencari solusi yang mulia" Ucap duke Ellington

Mendengar hal tersebut raja Ferindrak pun memikirkan cara mengatasi permasalahan tersebut

"Bagaimana dengan meminta bantuan kerajaan Eloren yang mulia " Kini grand duke afviced angkat bicara setelah berdiam mendengar masalah tersebut

"Akan ku pikirkan" ucap sang mulia raja Farendrik

Raja Farendrik atau lebih lengkapnya Farendrik Xavier merupakan raja di kerajaan Ivoria dia memiliki 3 putra dan satu putri dari ratu dan 3 selirnya.

Pangeran pertama bernama Alaric cyrus Xavier yang merupakan anak dari sang permaisuri Camille Luisa.

Pangeran kedua bernama Albert javas Xavier dia anak dari selir pertama yaitu Lysandra Evergren.

Pangeran ketiga bernama Reinhard Pierce Xavier anak dari selir kedua, Rosetta Celestia.

dan yang terakhir putri Cordelia Xavier yaitu anak dari selir agung yaitu selir Bricia.

Didalam aula istana sekarang terlihat para bangsawan berkumpul.

"Astaga putri Cordelia kau nampak sangat cantik sekali dengan gaun yang sungguh menawan itu" Seru lady Elsera

"Terima kasih lady Elsera kau juga nampak cantik" ucap putri Cordelia dengan senyum simpulnya

"Bukannkah dihari pesta ulang tahun mu kali ini raja mengundang kerajaan Eloren putri Cordelia? " ungkap lady beatrice setelah meminum teh hangatnya

"Ah, aku juga mendengar dari ayah ku tentang itu, apakah itu benar putri Cordelia" kali ini lady Elara ikut menimpali

"Itu sangat benar lady" ungkap putri Cordelia

"Wah aku sangat tidak sabar bertemu dengan kaisar, apakah kaisar juga datang bersama Archduke " Seru putri gaihara dengan matanya berbinarnya

Putri gaihara merupakan anak dari kerajaan lerosa yang ikut hadir kali ini.

"Iya benar sekali Archduke Ericson akan datang"

"Bukankah kau sangat beruntung putri Cordelia dipesta ulang tahun mu didatangi seorang Kaisar dan seorang Archduke" ungkap putri drawine

"Ya benar aku memang sangat beruntung" ucap sombong putri Cordelia

Cordelia sangat dimanjakan oleh keluarganya mulai dari kecil sehingga membuat nya tumbuh menjadi anak yang angkuh dan manja

Kerajaan Eloren merupakan kerajaan terbesar, dan merupakan pimpinan dari semua kerajaan, kerajaan Eloren di pimpin oleh seorang kaisar yang bernama Heinrich Oceanus. Kaisar Heinrich Oceanus tidak memiliki istri atau pun anak, karena istrinya sudah meninggal yaitu permaisuri Elizabeth Rosalind yang meninggal disebabkan peperangan. Hal tersebutlah yang menyebabkan kaisar Heinrich menjadi lebih dingin dan kejam.

Aristyal dan ibunya pun sudah sampai di dapur kerajaan, "ah akhirnya kalian sampai" Ucap wanita paruh baya dengan gaun khas pelayan kerajaan itu

"Maafkan kan kerna baru sampai, ini kuenya" Kasih ariana dengan senyumnya

Arina dengan dyana bersahabat baik didesa eivoria dulu namun dyana di tunjuk sebagai pelayan kerajaan menyebabkan mereka berpisah.

"Ariana apakah ini anakmu" tanya Dyana

"Benar Dyana ini anakku" jawab Ariana

"Sungguh sangat cantik" Kagum Dyana

"Terimakasih bibi" Aristyla pun menampilkan senyum menawannya

Seorang wanita dengan berpakaian pelayan kerajaan berlari tergesa-gesa

"maaf kepala, saya ingin menyampaikan suatu hal penting" Ucap seorang pelayan tadi yang memperlihatkan raut wajahnya yang cemas

"Tunggu sebentar" Ucap Dyana kepada Ariana dan Aristyla, mereka pun menganggukan kepala mereka

Setelah mereka berdua berbincang, Dyana pun menghampiri Ariana dan anaknya, nampak tecetak wajah cemas diwajahnya

"Ada apa Dyana?, apakah terjadi sesuatu" Ungkap Ariana karena melihat wajah panik temannya itu

"Ariana bisakah aku meminta bantuanmu" ucap Dyana yang memperlihatkan wajah memperihatinkannya itu

"Jika aku bisa membantumu maka aku akan membantu mu, jadi apa yang perlu aku bantu" Ariana

"Maid permaisuri Camille, sedang pulang kampung karena ingin merawat ibunya yang sakit, sehingga kami ingin mencari segera maid untuk permaisuri" Ungkap Dyana

"Bisakah anakmu tinggal disini dan menjadi maid permaisuri" ucapnya lagi

"Sungguh menjadi kehormatan untuk ku bibi untuk menjadi maid permaisuri, akan tetapi apakah ibu menyetujui" ucap Aristyla

"Tentu saja ibu menyetujui Aristyla" Ucap Ariana menatap anaknya dengan mata teduh itu

nampak Aristyla sedang berpikir

" kau tak usah khwatirkan ibu na, ibu baik baik saja didesa" ucap Ariana seakan tau apa yang dipikirkan anaknya

"Tapi ibu.. "

"sudah, terima saja ya nak menjadi maid permaisuri, ibu tak apa seorang diri jangan khawatir" Ucap ariana kepada anaknya itu

"Jika ibu bilang begitu baiklah" kini Aristyla memeluk ibunya

Dyana kini nampak terharu melihat kehangatan ibu dan anak itu

"Tenang saja Aristyla jika kamu merindukan ibumu kamu bisa menemui ibumu nanti" Dyana

"Benar kata Dyana nak" Ariana pun menyahut

"Ibu tinggal dulu, ingat patuhi lah apa yang dikatakan permaisuri nanti" ucap Ariana setelah melepaskan pelukan mereka

"Baik ibu, aku pasti merindukanmu ibu" Nampak raut sedih diwajah Aristyla

"Ibu juga nak"

Ariana pun meninggalkan dapur kerajaan itu, dan menuju kembali kedesanya namun hanya seorang diri.

Aristyla memandangi kepergian ibunya

"Sudah nak, ayo bibi antar menemui permaisuri" ajak Dyana

Aristyla pun mengikuti Dyana, nampak terlihat banyak pelayan yang sibuk mondar mandir menyiapkan pesta ulang tahun putri Cordelia, banyak juga prajurit yang menatapnya kagum, Aristyla tidak menghiraukan itu.

Kini sampailah dia di tempat kediaman permaisuri Camille, nampak kediamannya sangat tenang jauh berbeda di kediaman raja tadi prajurit dan pelayan pun nampak jauh lebih sedikit.

"Permisi Permaisuri, ini dyana bolehkah saya masuk"

"Masuklah" ucap dari ruangan sana

Aristyla dan dyana pun masuk keruangan bernuansa coklat itu, setelah melangkah masuk keruangan itu tercium bau bunga lavender yang menghangatkan hidung mereka.

"Salam yang mulia permaisuri" ucap dyana Membungkukkan badannya hormat

"Salam yang mulia permaisuri, kesehatan selalu menyertai anda" Bungkuk aristyla hormat

Wanita dengan gaun berwarna ungu muda dengan rambut berwarna coklat tua terlihat cantik dan anggun. ia menatap aristyla

"maaf yang mulia dia adalah Aristyla dia yang akan menggantikan maid marry" Ucap dyana

Sedangkan Aristyla yang berdiri disamping dyana tersenyum hormat kepada permaisuri Camille yang kini menatapnya.

"Baiklah" ucap Camille dengan tangan yang mengangkat teh hangat lalu meminumnya

"Kalo begitu saya pergi dulu yang mulia, permisi" Pamit dyana dengan menundukkan kepalanya hormat, matanya melirik Aristyla yang berada disebelahnya lalu pergi

Aristyla pun melirik kepergian dyana, dia tak tau harus apa "apa yang harus ku lakukan" batin aristyla

"Apa kau akan tetap berdiri disana" ucap Camille

Aristyla pun kini mendekat, "maaf permaisuri"

kini terlihat jelas raut cemas aristyla kerna takut sang permaisuri marah padanya

"tak apa santai saja, jangan takut seperti itu" ucap permaisuri Camille dengan suara lembut nya

Aristyla pun mengangkat kepalanya lalu mata lentiknya menatap permaisuri Camille

"Duduklah"

"Apa tak apa permaisuri? " Tanya aristyla karena merasa tidak pantas duduk bersebelahan dengan seorang permaisuri. terlihat permaisuri Camille yang menganggukkan kepalanya, dia pun mendudukan bokongnya ke sebuah kursi yang berada disebelah permaisuri

"Kau mirip seseorang yang ku kenal" Ucap permaisuri Camille yang kini memandang aristyla dengan pandangan sulit diartikan

"sungguh menjadi kehormatan saya jika itu benar permaisuri" Ucap aristyla sambil menampilkan senyum manis nya, yang bisa membuat siapa saja terkesima melihatnya

Permaisuri Camille pun juga terkesima melihat senyum manisnya, ia pun menampilkan senyum manisnya juga

"Apa ada yang perlu saya bantu permaisuri" Tanya aristyla

"Tak ada, sekarang aku mau istirahat dulu" Ucap permaisuri Camille, yang mulai berdiri dari kursinya dan mulai melangkah kan satu persatu kakinya

Aristyla pun mengikuti permaisuri Camille dari belakang

Hingga sampai lah mereka di sebuah pintu bernuansa khas kerajaan itu dan disisi terdapat bebarapa prajurit yang menjaga

"ini adalah kamarku jika aku membutuhkan mu segera lah kau kemari" Ucap permaisuri

"Baik permaisuri"

"Aku akan istirahat, kau kembali saja ke kamar mu, nanti akan diadakan pesta ulang tahun putri Cordelia kita harus segera bersiap nantinya jadi kita harus mengistirahatkan diri dulu" ucapnya sambil menampilkan senyum nya meski dia tak lagi muda tapi dia masih nampak sangat cantik

"Baiklah permaisuri" Ucap aristyla, setelah permaisuri Cordelia memasuki kamarnya

Aristyla pun mulai menelusuri kediaman kerajaan ini

Sungguh sangat indah tempat ini kagum aristyla, langkah kaki aristyla mulai menjelajahi hingga sampai di tempat, yang banyak seorang ksatria nampak berlatih perang

"Akh aku sudah lama tidak bermain pedang" Ucap aristyla memandangi para ksatria itu bermain pedang

Aristyla pun melanjutkan langkah kakinya, namun tiba tiba dia tidak sengaja tertabrak suatu yang keras

"Duhh" Ringis aristyla sambil menggosok kepalanya

Matanya pun menatap keatasnya tampak terlihat seorang berpakaian khas ksatria bola mata berwarna kehijauan itu menghunus tajam ke arah aristyla

"Siapa kau" Ucapnya dengan dingin

"Kauu, apa kau tak tau caranya meminta maaf"ucap aristyla yang kini sedikit kesal

Mata tajam itu nampak kilatan amarah, aristyla pun tak menghiraukan tatapan itu, ia pun meninggalkan tempat itu dengan perasaan dongkol dengan pria itu

"Huh sangat menyebalkan" Dia pun memasuki ruangan kamarnya yang sudah dikasih tau oleh dyana

Nampak sang fajar mulai menampakan dirinya terdengar suara kicauan burung yang lewat, membuat sang empu membuka matanya

"Astagaa aku terlambat" Bangun aristyal dia pun tergesa gesa mandi dan menyiapkan dirinya dia memakai gaun berwarna biru muda yang terlihat jadul namun tetap sangat cantik dipakainya

Dia pun tergesa gesa menuju ke kamar permaisuri setibanya dia nampak terlihat permaisuri yang duduk dimeja rias

"Salam yang mulia permaisuri" Tunduknya

"Aristyla bantulah aku memilih pakaian ini, menurut mu yang mana yang lebih bagus yang cocok aku kenakan di pesta ulang tahun putri cordelia " Ucapnya sambil memandang gaun lemari yang berisi jejerangan gaun

Tangan aristyla sampai pada gaun berwarna hijau dengan hiasan yang terkesan sedikit namun tetap terlihat mewah dan elegan

"Bagaimana dengan ini" tanyanya pada permaisuri sambil menujukan gaun itu

"Sepertinya selera kita sama, aku juga akan memilih gaun itu tadi" Terdengar suara ketawa yang merdu dari mulut permaisuri

"Wah benarkah yang mulia" aristyla pun mulai membantu permaisuri bersiap

"Aristyla sekarang mulai memakai kan riasan kepada permaisuri Camille yang duduk dimeja rias dan memakai kan sedikit makeup kepada permaisuri

"Permaisuri anda terlihat sangat cantik" Binar aristyla melihat sang permaisuri

"Kau juga sangat cantik" Ucap permaisuri kepada aristyla

Mereka pun mulai berjalan ke kediaman utama kerajaan

"Permaisuri memasuki ruangan" Ucap nyaring seorang prajurit

nampak terlihat banyak bangsawan yang berlalu lalang disaja dan mereka menundukan hormat kepada sang permaisuri

"Salam yang mulia permaisuri" ucap mereka

Permaisuri pun duduk di singgasana kerajaan disebelah raja, sedangkan aristyla pun berdiri disekitaran maid lainnya.

Nampak ramai para bangsawan yang menghadiri pesta ulang tahun ini

"Aku dengar kaisar dan archduke akan datang" kata maid disebelah

" Iya, pasti sangat tampan wajah archduke"

Aristyla pun mendengar pembicaraan itu

"Kaisar memasuki ruangan" Semua orang pun berdiri dan bersusun menunduk hormat

Langkah kaki mulai memasuki ruangan, suasana nampak terlihat tegang, muncullah pria berwarna biru sabit dengan rambut berwarna kecoklatan dia mulai memasuki ruangan

"Salam yang mulia Kaisar " Ucap mereka serentak

"Salam yang mulia Kaisar, kesehatan selalu menyertai anda" Ucap raja Frederick hormat

Kaisar pun mendudukan dirinya dibangku yang sudah disiapkan nampak terlihat yang sangat spesial itu diikuti oleh pengawal yang selalu menemaninya.

Dan pesta pun berlanjut nampak terlihat putri Cordelia yang mengenakan gaun berwarna merah tua itu disertai manik manik hiasan yang ramai itu kini berbincang disebelah sana dengan berberapa lady dan putri disana.

Beberapa pelayan nampak menyiapkan makanan dan minuman dimeja kaisar

Tangan mereka nampak terlihat bergetar, setelah mereka menyiapkan makanan itu mereka pun pergi

Satu buah tangan kaisar Heinrich mulai mengambil kue yang berada dipiring, lalu memakannya

Setelah memakan kue itu matanya langsung berbinar, "kue ini" Ucapnya dengan, sambil memakan kue itu lagi sampai habis

Aristyla nampak bosan sekarang, dia pun mulai menelusuri kerajaan dan keluar ruangan kerajaan hingga sampai dia di sebuah taman kerajaan. Matanya nampak berbinar melihat banyaknya bunga yang tumbuh ditaman ini, nampak sangat indah.

dia pun mulai berlari melihat bunga bunga itu, namun tanpa sadar kakinya kesandung sebuah ranting pohon

Aristyla memejamkan matanya, namun anehnya aristyal tidak merasakan sakit, aristyla pun membuka matanya

Terlihat seorang pria berrambut berwarna kuning keemasan, matanya yang biru itu nampak tajam dengan wajah yang nampak sempurna. dia menahan pinggang aristyla agar tidak jatuh

Lama mereka bertatap, hingga aristyla tersadar dan mulai bangkit, pria itu pun melepaskan pegangan pada pinggang aristyla

"ANDA SANGAT TIDAK SOPAN" marah aristyla

Mata tajam itu pun menghunus aristyla

Hingga seorang pria datang, yang melayangkan pedang ke pada aristyla

Perkelahian pun terjadi namun aristyla nampak sangat baik menghindar serangan dari lawannya itu

"Siapa kau sebenarnya, berani sekali kau" Ucap sang pria yang terlihat sangat marah

Tanpa sengaja aristyla mendapatkan pedang yang dipegang pria itu, kini pedang itu berada ditangan aristyla

Sedangkan pria diseberang sana hanya menonton perkelahian itu

Aristyla pun mulai menyerang sang pria itu, hingga pria itu nampak kewalahan menghindari serangan aristyla

"Makanya jangan main main denganku"

"Hahaha"

"Dadahh" sambil tangannya mendadah kepada pria yang menyerang nya tadi, dia pun berlalu melewati dua pria itu sambil menggelakkan tawanya

Aristyla pernah berlajar bermain pedang sehingga menyebabkannya mahir bermain pedang

"Tuan maafkan hamba tuan" Ucap sang pria yang melawan aristyla tadi. Dia adalah Cristy vairus.

Dan yang dipanggil tuannya tadi, dia adalah archduke Ericson Aurelius Clinton, yang terkenal kejam dan dingin tak tersentuh

Aristyla pun kembali ke kerajaan nampak terlihat ramai, terlihat banyak pangeran dan putri berbincang

Hingga sampai pada saat acara yang di tunggu tunggu yaitu acara berdansa

Semua para bangsawan pun mulai mencari pasangan mereka masing masing untuk berdansa

"Krukk krukk" Suara perut aristyla, aristyla pun menuju tempat makan yang disedikan khusus untuk para maid dia makan dengan tanang di meja itu.

Mata tajam itu mulai mencari keberadaan seseorang hingga fokusnya berada di sebuah meja makan yang terdapat perempuan berwajah cantik sedang makan

Aristyla yang merasa dirinya dipandang pub menoleh, namun tak ada siapa siapa dia pun melanjutkan makannya

acara dansa pun dimulai terlihat para putri dan pangeran berdansa, putri Cordelia pun mencari pasangan yang tepat dengannya hingga matanya mengarah pada archaduke Ericson yang baru saja sampai

"Salam archaduke" Ucapnya lembut lebih tepatnya dilembut lembutkan "Archaduke, apakah archaduke sendiri? Maukah archaduke berdansa dengan saya" Ucap putri Cordelia sambil merentangkan sebelah tangannya

Terlihat banyak yang bangsawan yang melihat percakapan archaduke dengan putri Cordelia

Wah putri Cordelia dengan archaduke nampak sangat serasi

Tak mungkin archaduke menolak tawaran putri Cordelia yang sangat cantik

Apakah mereka akan berdansa

Sepertinya archaduke akan menerima

Bisik bisik pun terdengar

Ericson tak menghiraukan itu, dia mulai berjalan ke sebuah meja makan yang terdapat aristyla disana

"Mari berdansa" Ucapnya

Mendengar itu Aristyla pun tersedak makanan nya " Uhuk uhukk" dia pun mengambil air dan meminumnya

Cordelia yang melihat itu pun marah besar terlihat kilatan amarah dimatanya, bagaimana dia tidak marah dia dihiraukan dan archaduke lebih memilih seorang maid

Astaga archaduke lebih memilih seorang maid

Kasian putri Cordelia

Sungguh sangat memalukan

Apakah maid itu menerima

Sungguh sangat keterlaluan jika dia menolak seorang archaduke

Terdengar suara bising bising para bangsawan yang melihat

Aristyla yang mendengar kalimat terakhir dari bangsawan disana pun tersedak air liurnya sendiri, matanya membulat kaget, Ternyata yang tadi dia lawan seorang archduke

Sebuah tangan kekar archduke menarik tangannya, menuju aula dansa

Cordelia yang melihat itu pun sangat marah "Maukah kau berdansa dengan ku putri" Ucap seorang pangeran Richmond yang berasal dari kerajaan wesyars

Cordelia pun merima tawaran itu, walaupun hatinya masih marah dengan kejadian tadi, matanya tak lepas dari archduke dan aristyla

Archduke dan aristyla berdansa seiring irama lagu "Kau archduke? " Tanya aristyla Terlihat Ericson menampilkan senyum smirknya namun hanya aristyla yang melihat "Apa kau takut" Bisik Ericson disela sela dansa mereka

Sedangkan disisi lain kaisar Heinrich menonton drama itu, matanya tertuju pada seorang wanita yang kini berdansa dengan seorang pria yang dia kenal yaitu archduke Ericson

"Hendery, selidiki wanita itu" perintah kepada pengawal setianya itu

"Baik yang mulia" Ucap Hendery

Lantunan lagu pun mulai berakhir yang membuat para pedansa mulai menghentikan dansa mereka

Namun ditengah aula sana terlihat pasangan yang masih berdansa

Aristyla yang menyadari mereka menjadi pusat perhatian pun menghentikan dansanya

Dia berlari menuju taman kerajaan, yang diikuti archduke Ericson dari belakang

"Mari berdamai" ucapnya pada Ericson

"tidak semudah itu nona" Ucapnya dengan senyum smirknya

"Lalu kau akan menghukum ku seperti gosip yang beredar bahwa archduke Ericson terkenal kejam dan mematikan" Ucap aristyla

"Hey kau pergi kemana" teriak aristyla karena Ericson meninggalkannya

"Huh sungguh sangat menyebalkan" Ucap aristyla yang kesal dengan Ericson

Aristyla pun mendatangi permaisuri Camille yang nampak kini bosan duduk disinggasana

"Aristyla antar aku pulang ke kediaman" Ucap permaisuri Camille

"Mari permaisuri" Aristyla pun mengantar permaisuri Camille istirahat

Setelah mengantar permaisuri, dirinya juga merasa lelah dan menuju kamarnya untuk beristirahat

Burung-burung mulai berkicau bersenandungkan nada indah sebagai alarm mentari akan kembali bersinar. Dedaunan melambai kegirangan menyambut pagi, insan mulia terbangun mimpi dan memulai hari.

Aristyla kini menyiapkan dirinya untuk menuju ke kamar permaisuri, setelah sudah siap aristyla pun melangkahkan kakinya ke kamar permaisuri

Nampak seperti biasa aristyla membantu permaisuri Camille menyiapkan dirinya

Kini mereka menuju ke meja makan yang sudah terdapat raja dan selirnya disana

Mereka pun makan dengan tenang disana , Setelah mereka selesai makan mereka pun kembali ke kediaman masing masing

Terlihat selir kedua berbincang dengan permaisuri

Mereka pun mulai melanjutkan perjalanan untuk kembali ke kediaman mereka

Aristyla mengantar permaisuri yang mengatakan ingin istirahat

Diperjalanan terlihat seorang pria "Salam yang mulia permaisuri" Ucapnya

"Salam nak" Ucap permaisuri dengan wajah teduhnya

Permaisuri Camille melihat anaknya yang melihat aristyla pun tersenyum "Dia maid pengganti marry" Ucap permaisuri "Aristyla perkenalkan dia anak ku, Alaric" Ucap permaisuri

Aristyla pun terkejut mendengar itu

"Ibu aku akan pergi ke perbatasan wilayah untuk perang" Ucapnya

"Hati hati nak" Ucap sang permaisuri

Setelah Alaric berpamitan dengan sang permaisuri, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka

Setelah mengantar permaisuri Camille untuk istirahat dia pun pergi

Namun ketika dia berjalan tiba tiba dia ditarik "Berani sekali kau merebut archduke" Ucap putri Cordelia marah "Aku tidak merebut archduke" Ucap aristyla melepaskan tarikan tangan putri Cordelia "Kauuu" Ucap Cordelia ingin mencakar aristyla namun aksinya terhenti karena terdengar suara langkah kaki

"Awas saja kau" Ucap Cordelia pergi

Aristyla pun memasuki kamarnya dan mencoba tidur

Namun terdengar suara bising dari luar sana sehingga membuat nya bangun

Setelah keluar dari kamarnya aristyla melihat banyak pelayan bersusun di aula kerajaan

"Ada apa ini"kata aristyla melihat kejadian itu

" Katanya selir agung kehilngan perhiasannya" Ucap seorang pelayan

Semua kamar pun dicek

"Ini kamar siapa" ucap seorang prajurit yang menyerahkan suatu barang ke pada selir agung

"Ini perhiasan ku" Ucapnya

"Hukum seberat-beratnya orang mencuri ini" Ucap selir agung penuh amarah

Ya itu kamar aristyla, aristyla pun diserat menuju keruangan aula dan tangannya diborgol

"Yang mulia bukan saya yang mencuri" Ucap aristyla memohon

Banyak para pelayan yang melempar buah dan makanan ke aristyla

Ibu aristyla pun sekarang di panggil

Di sisi lain

"Bagaimana " Ucap kaisar Pengawalnya pun menyerahkan sebuah berkas, dan kaisar membacanya

"Siapkan sekarang kareta kita pergi" Ucap kaisar kepada pengawalnya

Aristyla sekarang ingin dihukum mati Dia sekarang nampak menggenaskan

"Kau sungguh keterlaluan berani sekali mencuri" Ucap raja

"Itu tidak mungkin raja, tolong beri dia kesempatan" Ucap permaisuri Camille

"Bela saja maid kau itu" Ucap selir agung marah

"Tolong jangan cambuk anakku" Ucap ariana dengan tersedu sedu menangis

Kini tiba saatnya aristyla ingin dicambuk

Hingga

"Tunggu" Sebuah kata yang mampu membuat semua orang menghentikan aktivitas nya

"Berani sekali kalian ingin menghukum putri seorang kaisar"

Kini tibalah kaisar Heinrich dangan amarahnya

"Lepaskan" Ucapnya

"Kaisar, apa yang anda ucapkan" Ucap raja

"Menghukum orang tanpa bukti yang jelas sungguh keterlaluan" Ucapnya membantu aristyla bangkit

"Anakku" Ucap kaisar Heinrich memeluk aristyla

"Apa yang anda ucapkan kaisar"

"Kau anakku"ucap kaisar Heinrich

Arina tolong jelaskan kepada anakmu kejadian yang sebenarnya

Ariana pun terkejut

" Aristyla kau bukanlah anak kandung ku, terdapat seorang wanita membawa bayinya dan menyuruh ibu merawatnya, dan wanita itu pergi kembali berperang dan dikabarkan wanita itu mati tertembak"

"Dan bayi itu kau lah nak" Ucap ariana sedih

"Yang mulia maaf kan hamba, hamba tidak tau bahwa dia adalah anak seorang kaisar" Tunduk ariana

"Kau sangat mirip dengan ibumu nak" Ucap Kaisar "Dan liontin yang kau pakai adalah liontin pemberian ayah pada ibumu nak"itulah yang menyebabkan Kaisar Heinrich tau aristyla anaknya

Aristyla yang mendengar itu pun terkejut dan menyentuh kalung liontin nya, sungguh diluar dugaan nya

Setelah kejadian itu pun aristyla hidup dengan kaisar di kerajaan nya dia nampak mengurus kerajaan itu sungguh baik terbukti dengan rakyatnya yang terlihat lebih makmur.

Sedangkan orang yang ikut menghukum nya semalam, dihukum di ruang bawah tanah.

Kerajaan eivoria juga sekarang beralih kekuasaan menjadi kekuasaan aristyla yang kini menjadi seorang ratu.

Archduke Ericson dan aristyla sekarang nampak akrab setelah banyak nya urusan kerajaan yang mengharuskan mereka bertemu dan kini dikabarkan akan menikah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image