Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gili Argenti

Wisata Edukasi Wajah Baru Museum Nasional Indonesia

Wisata | 2024-11-18 05:09:47
Museum Nasional Indonesia nampak dari depan, Sumber : dokumentasi pribadi.

Setiap keluarga memiliki cara masing-masing mengisi waktu liburan, ada yang menghabiskan waktu di rumah bercengkrama dengan anggota keluarga, berolah raga bareng berjalan kaki dan bersepeda menyusuri jalan perumahan atau perkampungan, atau keluar kota melakukan aktivitas rekreasi, semua aktivitas mengisi liburan itu, hakikatnya memiliki tujuan sama, menyegarkan kembali jasmani dan rohani, setelah satu minggu lamanya mengerjakan rutinitas sama dan berulang baik di kantor, pabrik, pasar, kampus, atau sekolah.

Begitu juga dengan keluarga kecil kami beberapa waktu yang lalu, memutuskan mengisi liburan akhir pekan, dengan menempuh perjalanan ke luar kota (berwisata), lebih tepatnya berkunjung ke Museum Nasional Indonesia atau Museum Gajah di Kota Jakarta. Kebetulan jarak antara Kota Karawang, tempat tinggal kami, dengan kota Jakarta tidak terlalu jauh, waktu bisa ditempuh sekitar 1,5 atau 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.

Kenapa kami mengunjungi Museum Nasional Indonesia? bukankah di Kota Jakarta itu bertebaran banyak museum, jawabannya karena sejak tanggal 15 Oktober 2024, museum ini telah dibuka kembali untuk umum, setelah mengalami renovasi, akibat bencana kebakaran setahun sebelumnya, mengakibatkan kerusakan pada bangunan serta beberapa koleksi yang dipamerkan.

Jadi ingin tahu penampilan baru museum hasil dari renovasi, beberapa tahun ke belakang pernah berkunjung ke museum kebanggaan Indonesia ini, ada rasa penasaran untuk melihat wajah baru Museum Nasional Indonesia, apa saja persamaan dan perbedaan dari sebelumnya.

Ruang Arca

Ketika memasuki kawasan museum bila para pengunjung menggunakan kendaraan pribadi, akan diarahkan parkir di basement, dengan tempat parkiran lumayan luas, para pengunjung bisa masuk ke gedung museum melalui dua pintu.

Pintu pertama terletak menyatu dengan basement parkiran, sepertinya pintu masuk ini sengaja disediakan bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi, sehingga tidak perlu naik terlebih dahulu ketika akan memasuki museum, sedangkan pintu kedua terletak di depan gerbang museum, pintu masuk kedua ini diperuntukkan bagi pengunjung yang datang menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki.

Sebelum memasuki museum para pengunjung diwajibkan membeli tiket Rp. 25.000 (dewasa), Rp. 15.000 (anak-anak), dan wisatawan mancanegara Rp. 50.000. Kami memilih pembayaran non-tunai agar lebih praktis dan efisien. Setelah membeli tiket terlebih dahulu kita harus scan barcode di palang pintu masuk otomatis.

Ruang arca di dekat pintu masuk museum, Sumber : dokumentasi pribadi.

Ruang dekat pintu masuk adalah ruang arca dengan koleksi arca terlihat tertata dan rapi, seingat kami dahulu ruang arca ini dipenuhi banyak arca dan prasasti letaknya tidak beraturan, saat ini koleksi arca sepertinya dikurangi sehingga ruang tata pamer terkesan lebih elegan serta modern, disertai tata cahaya (lampu) memanjakan mata.

Di tengah-tengah bangunan masih sama seperti sebelumnya terdapat taman yang hijau oleh rerumputan dan tumbuhan, perbedaannya tidak nampak lagi koleksi di pinggir-pinggir taman, beda dengan sebelumnya. Sedangkan di kedua sisi dinding bangunan museum masih sama seperti dulu terdapat deretan arca dan prasasti dipamerkan, kita seolah-olah menyusuri lorong waktu sejarah peradaban nusantara. Di bawah setiap kaki arca tertempel identitas arca dari nama dewa, tahun, dan tempat ditemukan.

Ruang Dampak Kebakaran

Setelah kita menyusuri deretan arca, kita memasuki ruangan sisa-sisa kebakaran hebat di Museum Nasional Indonesia, ruangan sisa kebakaran itu seakan berbicara pada kita, menjadi pengingat serta penanda bagi bangsa Indonesia akan tragedi menyedihkan, agar tidak terjadi untuk kedua kalinya, karena dampak dari kebakaran, berbagai koleksi museum mengalami kerusakan dengan berbagai tingkatan, bahkan terdapat ruang pamer kaca khusus memamerkan koleksi-koleksi berhasil diselamatkan dari bencana kebakaran.

Koleksi museum yang selamat dari bencana kebakaran, Sumber : dokumentasi pribadi.

Di ruang selanjutnya terdapat ruang interaktif antara pengunjung dengan petugas museum, tentang proses konservasi dilakukan dalam menyelamatkan benda-benda peninggalan nenek moyang, kita diperkenalkan dengan cara, alat, serta metode digunakan untuk menjaga koleksi agar tetap lestari. Para pengunjung juga diberikan keleluasaan untuk bertanya berbagai hal terkait konservasi dari benda-benda purbakala kepada petugas museum.

Ruang proses konservasi, pengunjung bisa interaktif bertanya kepada petugas terkait cara dan metode pelestarian benda-benda bersejarah, Sumber : dokumentasi pribadi.

Ruang Repatriasi

Salah satu ruang menarik dikunjungi adalah ruang repatriasi, yaitu pameran benda bersejarah berupa artefak, karya seni, atau benda yang telah dikembalikan Belanda ke Indonesia, dampak dari kolonialisme dan imperialisme. Kerajaan Belanda waktu itu dengan sengaja telah memindahkan atau mengambil benda-benda warisan budaya bangsa Indonesia, di bawa ke negara mereka untuk disimpan atau dipamerkan.

Ruang pameran repatriasi Museum Nasional Indonesia sepertinya menjadi salah satu perhatian publik, terlihat dari antusias para pengunjung yang memadati ruangan ini, di ruang repatriasi dipamerkan beberapa benda sejarah milik Indonesia, seperti arca-arca dari Candi Singasari telah dipulangkan dari Rijksmuseum Amsterdam setelah dua abad lamanya berada di negara kincir angin itu. Kemudian terdapat juga koleksi peninggalan Pangeran Diponegoro, seni rupa Pita Maha dari Bali, serta pusaka dari Kerajaan Lombok.

Arca Ganesha di ruang repatriasi, Sumber : dokumentasi pribadi.

Salah satu arca peninggalan Kerajaan Singasari itu adalah Arca Ganesha, di dalam kepercayaan Agama Hindu, disebut sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan, ia digambarkan bertubuh manusia dengan kepala gajah, membawa kampak dan tasbih, serta membawa mangkuk berisi ilmu pengetahuan.

Arca Prajnaparamita, Sumber : dokumentasi pribadi.

Kemudian terdapat arca menarik perhatian disebut-sebut arca tercantik, terindah, atau paling sempurna di Nusantara, yaitu Arca Prajnaparamita, melambangkan pengetahuan dan kebijakan tertinggi di dalam Agama Budha. Arca peninggalan abad ketiga belas ini, ukirannya sangat halus dan jelas sekali, ukiran motif batik dikenakan terlihat anggun, siapa pun melihatnya akan takjub dan berdecak kagum, menandakan begitu tingginya kebudayaan seni pahat di Nusantara pada masa itu. Bahkan aktris Dian Sastrowardoyo sangat mengagumi arca ini, Dian pernah mengunggah foto dirinya berpose di dekat Arca Prajnaparamita.

Ruang ImersifA

Ketika kita berkunjung ke Museum Nasional Indonesia jangan lewatkan masuk ke salah satu ruang menjadi icon wajah baru museum ini, yaitu ruang ImersifA, sebuah ruang pertunjukan digital, menampilkan gambar atau video bergerak di semua sisi-sisi atau dinding-dinding ruangan, pengunjung bisa menikmati dan merasakan sensasi audio-video yang diputar mengelilingi pengunjung.

Ruang ImersifA, Sumber : dokumentasi pribadi.

Museum Nasional Indonesia menjadi salah satu destinasi edukasi di Jakarta, sangat rekomendasi untuk dikunjungi para pembaca, karena memberikan pengalaman belajar bagi para pengunjung. Di dalam wisata edukasi para pengunjung memperoleh wawasan dan pengalaman dengan suasana santai serta interaktif. Terlebih museum bisa menjadi salah satu sarana mengenal dan mencintai Indonesia. Yuk ke museum.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image