Jangan Lupakan Palestina
Info Terkini | 2024-11-15 19:55:07Jangan Lupakan Palestina
Serangan negara penjajah Zionis ke negara Palestina terutama Gaza masih terus berlanjut hingga sekarang. Jumlah korban genosida Zionis pun terus meningkat, hingga 12 November kemarin Kementrian Kesehatan di Gaza mencacat jumlah korban syahid mencapai 43.736 jiwa dan 112 terluka sejak tanggal 07 Oktober 2023. 74% Korban genosida Zionis adalah wanita dan anak-anak. Bahkan banyak korban yang masih berada di bawah reruntuhan, sulit dijangkau dan diselamatkan.
Itulah gambaran kekejian yang dilakukan negara penjajah Zionis dan para negara pendukungnya. Mereka terus melakukan genosida tanpa mempedulikan hukum internasional. Bahkan serangan mereka juga menyasar negara-negara lain seperti Yaman dan Lebanon. Tak hanya warga sipil Gaza, banyak petugas medis dan jurnalis yang juga menjadi korban. Rumah sakit dan bangunan sekolah pun tak luput menjadi sasaran serangan penjajah Zionis.
Kekejian yang diperlihatkan di mata dunia ini masih tak mampu menggerakkan para penguasa negara-negara lain terutama negara-negara muslim untuk memberikan dukungan dan bantuan nyata secara militer. Yang bisa mereka lakukan adalah mengecam dan mengutuk, pembelaan mereka di sidang internasional pun seolah hanya dianggap angin lalu tanpa implementasi yang jelas. Sedangkan negara penjajah Zionis didanai dan dipersenjatai secara militer oleh negara-negara barat terutama Amerika. Sungguh, bagaimana ketidakberimbangan itu dipertontonkan di hadapan dunia.
Penderitaan Gaza dan Palestina tidak pernah bisa diselesaikan oleh PBB, OKI, maupun Liga Arab. Problem Gaza dan Palestina tidak akan bisa selesai dengan cara-cara diplomatik apalagi perdamaian. Proposal “solusi dua negara” sama saja dengan menghianati Gaza dan Palestina dan mengakui penjajahan kaum zionis Yahudi di sana.
Rasulullah Saw. bersabda ; “Perumpaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan muslim no. 2586)
Para Penguasa Muslim yang meremehkan masalah Palestina saat ini menjadi bukti bahwa rasa persaudaraan karena Iman dan Islam itu kini telah mati. Kedudukan dan kekuasaan lebih mereka cintai daripada nasib saudara seiman mereka. Dan ini adalah akibat dari sistem sekuler kapitalisme. Sistem sekulerisme telah sukses membawa manusia jauh dari agama begitu juga kapitalisme yang menempatkan materi sebagai orientasi hidup.
Selain itu, nasionalisme yang lahir dari sistem sekuler kapitalis itu juga semakin menjauhkan para penguasa Muslim dan umat Islam dari kepeduliaan mereka terhadap nasib saudaranya seakidah. Nasionalisme juga yang menjadikan batas teritorial lebih penting daripada ikatan akidah dan keimanan. Mereka hidup dalam batas-batas wilayah, sibuk dengan urusan wilayah masing-masing dan merasa tak perlu untuk peduli dengan nasib saudara seakidah mereka yang berbeda wilayah. Itulah yang terjadi saat ini. Palestina berjuang sendirian. Tak ada yang bisa diharapkan dari para pemimpin dan penguasa Muslim saat ini, mereka sibuk beretorika tapi tak mampu mendukung perjuangan rakyat Palestina secara militer. Kedudukan dan kekuasan mereka telah menjadikan rasa kepeduliaan itu seakan sirna.
Umat Islam harus segera sadar tentang akar masalah dan solusi hakiki untuk membebaskan Palestina. Perang antara Zionis dan Palestina adalah perang antara peradaban barat yaitu kapitalisme dengan peradaban Islam. Satu-satunya cara untuk menghentikan penjajah Zionis adalah dengan mengusir mereka dari tanah Palestina dengan jihad tentara Muslim. Oleh karena Umat Islam harus terus mendorong dan menyerukan para penguasa Muslim untuk memobilisasi pasukan militer mereka untuk melawan Zionis. Selain itu umat Islam pun harus sadar bahwa tidak akan ada penjajahan terhadap wilayah Muslim jika umat memiliki negara pelindung yaitu negara Islam Khilafah Islamiyah.
Rasulullah saw. “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang du belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaanya)”. (Hadist riwayat Mutaffaqun Alayh dan lain-lain).
Dulu ketika Islam masih memimpin peradaban dunia dengan negara Islamnya, barat bahkan tak berani menganggu wilayah umat Islam. Ketika itu Islam menjadi negara super power yang ditakuti dan tidak pernah dianggap remeh oleh siapapun. Itu adalah masa ketika Islam diterapkan dalam segala bidang kehidupan terutama dalam bernegara.
Referensi ; dari berbagai sumber
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.