Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 1MYouthsStopBullying

Cegah Bullying di Lingkungan Sekolah Lewat Card Game Antiperundungan

Eduaksi | 2024-11-15 17:13:57
Tim #1MYouthsStopBullying ajak siswa-siswi SMP bermain Buddy Pekerti®

Pendidikan di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Buktinya, survey yang dilakukan oleh Tim #1MYouthsStopBullying terhadap 517 siswa menengah di Jawa Barat menunjukkan bahwa sebanyak 30,6% atau sekitar 158 siswa menengah di Jawa Barat pernah mengalami perilaku perundungan di lingkungan sekolah. Selain itu, yang sangat disayangkan adalah hampir separuh dari aksi tersebut luput dari perhatian guru maupun orang dewasa di lingkungan sekolah. Seakan-akan bahwa perilaku tersebut terlihat normal dan wajar.

"Hal inilah yang justru menyebabkan aksi perundungan di lingkungan sekolah menjamur," ungkap Rico Juni Artanto, inisiator dari gerakan #1MYouthsStopBullying.

Menurut Rico, ekosistem internal sekolah yang meliputi wali kelas, guru, orang tua, kepala sekolah, dan komite sekolah harus berkolaborasi dengan ekosistem eksternal sekolah yang meliputi korporat, media, dan komunitas. Kolaborasi antara kedua ekosistem ini nantinya akan menguatkan sistem pendidikan di Indonesia. Semangat inisiasi tersebut yang mendasari terbentuknya gerakan #1MYouthsStopBullying yang aktif sejak Desember 2023 lalu dan telah memberikan manfaat kepada lebih dari 5.000 perwakilan siswa dari 470 sekolah di Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Tools yang digunakan oleh Tim #1MYouthsStopBullying selama melakukan roadshow ke sekolah-sekolah adalah Buddy Pekerti® yang merupakan card game yang khusus didesain untuk mencegah dan mengatasi isu perundungan di lingkungan sekolah. Namun, mengapa menggunakan media card game?

Siswi SMA saling bergantian bercerita menggunakan bantuan Buddy Pekerti®

Jawabannya adalah karena pendekatan lewat card game dapat menciptakan suasana interaktif dan menyenangkan sehingga siswa lebih mudah membuka diri tanpa merasa dihakimi. Selain itu, tools yang dirancang sejak Agustus sampai dengan Oktober 2023 ini penggarapannya menggunakan metode design thinking dan telah melibatkan berbagai pihak seperti, psikolog anak, guru, dan siswa. Oleh karena itu, tools ini mampu memicu siswa untuk melakukan proses refleksi melalui pemahaman terhadap nilai empati, growth mindset, dan self confidence.

"Buddy Pekerti® mengajarkan siswa untuk memahami arti nilai empati, growth mindset, dan self confidence sehingga mereka dapat membentengi diri terhadap aksi perundungan baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah," jelasnya.

Harapan dari Tim #1MYouthsStopBullying adalah agar gerakan ini juga dapat dilaksanakan di seluruh sekolah di Indonesia dan tidak hanya terbatas di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta saja sehingga sekolah di Indonesia dapat terbebas dari aksi perundungan.

Pembaca juga dapat melaporkan tindak aksi perundungan di lingkungan sekolah dengan menghubungi hotline melalui direct message pada akun instagram 

Penulis: Achmad Rifqi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image