Kenapa Setelah Lulus Kita Bisa Merasa Bingung?
Edukasi | 2024-11-14 19:43:05Momen kelulusan adalah salah satu pencapaian yang ditunggu-tunggu banyak orang. Hari penuh kebahagiaan, mengenakan pakaian terbaik, berfoto bersama teman-teman dan keluarga, serta saling memberi ucapan selamat. Semuanya terasa sempurna, seolah-olah segala usaha yang kita lakukan akhirnya membuahkan hasil. Namun, tidak jarang setelah kita melangkah ke dunia kerja, perasaan justru berubah. Ilmu yang kita pelajari selama ini terasa tidak berguna, dan kita merasa kebingungan. Kenapa bisa seperti itu?
Fokus pada Garis Akhir, Bukan Proses
Salah satu penyebab utama perasaan kebingungan ini adalah bahwa banyak dari kita yang terlalu fokus pada garis akhir, yaitu kelulusan, tanpa memperhatikan proses yang harus dilalui. Ada banyak alasan mengapa kita terfokus pada tujuan akhir ini mulai dari tekanan sosial, ekspektasi orang sekitar, hingga tuntutan lingkungan yang menuntut kita untuk segera lulus dan mendapatkan pekerjaan.
Pada titik inilah, kita sering kali terjebak dalam rutinitas hanya untuk mengejar gelar dan nilai, tanpa benar-benar memahami dan meresapi proses belajarnya. Banyak orang yang memilih jalan pintas dalam pendidikan, seperti menghafal rumus matematika, menghafal tanggal bersejarah tanpa memahami konteksnya, atau bahkan menggunakan jasa joki tugas dan ujian. Kita lebih banyak terfokus pada cara agar bisa lulus dengan nilai baik tanpa benar-benar menguasai ilmu yang ada. Hal ini menyebabkan kita merasa bingung saat berhadapan dengan tantangan di dunia kerja, karena apa yang kita pelajari tidak dapat langsung diterapkan.
Sistem Pendidikan dan Pola Pikir yang Terbentuk
Namun, ini bukan hanya salah kita sebagai individu. Sistem pendidikan yang ada juga turut berkontribusi dalam membentuk pola pikir ini. Banyak aspek dalam pendidikan yang lebih menekankan pada hasil seperti ujian dan kelulusan daripada proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini menciptakan kecenderungan untuk berpikir bahwa yang penting adalah nilai atau gelar, bukan pemahaman mendalam terhadap materi yang diajarkan.
Sebagai contoh, kita sering kali diajarkan untuk menghafal rumus cepat atau fakta tanpa memahami konsep di baliknya. Ketika kita masuk dunia kerja dan dihadapkan dengan situasi nyata, kita merasa kesulitan untuk menerapkan apa yang sudah kita pelajari karena tidak ada pemahaman yang kokoh tentang konsep dasar.
Peran Perusahaan dalam Pengembangan Karyawan
Salah satu faktor lain yang sering terlupakan adalah peran perusahaan dalam pengembangan karyawan. Banyak lowongan kerja yang mencari pegawai dengan harapan bahwa mereka sudah siap pakai langsung bisa bekerja tanpa perlu pelatihan lebih lanjut. Padahal, setiap individu yang baru lulus masih perlu waktu untuk beradaptasi dan mengembangkan keterampilan praktis di dunia kerja.
Perusahaan yang baik akan mengerti bahwa meskipun seseorang memiliki pendidikan formal yang baik, mereka tetap perlu dilatih dan dibimbing agar dapat menjalankan tugas dengan efektif. Sama halnya dengan pedang yang terbuat dari baja berkualitas, meskipun bahan dasar sudah bagus, pedang tersebut harus ditempa agar menjadi tajam dan berguna. Begitu juga dengan karyawan, mereka memerlukan pelatihan dan bimbingan agar bisa berkembang dan memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan.
Sebagai contoh, beberapa perusahaan besar menawarkan pelatihan internal, bahkan ada yang mengirim karyawan untuk belajar ke luar negeri atau menyediakan fasilitas pendidikan internal untuk membekali karyawan dengan keterampilan yang lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Dengan begitu, perusahaan tidak hanya melihat pegawai sebagai alat kerja semata, tetapi juga sebagai individu yang berpotensi untuk tumbuh dan berkembang.
Belajar Tidak Pernah Berhenti
Pada akhirnya, kelulusan bukanlah akhir dari proses belajar, melainkan awal dari perjalanan baru. Dunia kerja bukan tempat untuk berhenti belajar, justru di sinilah kita harus terus mengasah kemampuan dan mencari ilmu baru. Toga yang kita kenakan bukan tanda bahwa kita sudah selesai belajar, tetapi tanda bahwa kita siap untuk memulai fase belajar yang lebih luas lagi.
Seiring berjalannya waktu, kita akan menyadari bahwa belajar tidak bergantung pada usia, dan tak ada batasan untuk terus berkembang. Kita mungkin akan merasa bingung di awal, tetapi justru melalui kebingungan inilah kita bisa menemukan kesempatan untuk berkembang dan memperdalam pemahaman kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.