Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image MOHAMMAD ANWAR JEFRY SUTANTO

Hadist Sebagai Sumber Kedua Setelah Al-Qur'an

Agama | 2024-11-14 12:00:13

2.Pengertian hadis

Hadist atau Al-Hadist menurut bahasa Al-Jadid yang artinya sesuatu yang baru lawan dari Al-Qadim (lama) artinya yang berarti menunjukan kepada waktu yang dekat atau waktu singkat. Hadist juga sering disebut dengan Al-Khabar, yang berarti berita, yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, sama maknanya dengan hadist.

Al-Qur'an dawuh Allah di sampaikan kepada Rasulullah SAW. Namun, Al-Qur'an tidak memberikan penjelasan mendetail mengenai cara umat Islam menjalankan ajaran-ajaran tertentu dalam sehari-hari.Maka, Nabi kehidupan Muhammad SAW menjadi penjelas atau tafsir dari wahyu yang diterimanya. Inilah peran hadis sebagai sumber kedua setelah Al-Qur'an dalam hukum Islam. Beberapa alasan kenapa hadis dianggap sebagai sumber kedua yang sangat penting dalam Islam adalah seperti berikut:

1.Menjelaskan Al-Qur'an secara rinci

Banyak perintah dalam Al-Qur'an yang bersifat umum dan memerlukan penjelasan tambahan. Dalam Al-Qur'an disebutkan tentang kewajiban shalat. Namun tidak dijelaskan secara rinci jumlah rakaat atau tata cara pelaksanaan shalat. Hadis memberikan penjelasan yang terperinci tentang tata cara shalat.Penjelasan mencakup jumlah rakaat, gerakan-gerakan, dan bacaan yang harus dilakukan.

2.Menjadi sumber hukum Islam

Hadis bukan hanya berfungsi sebagai penjelas Al-Qur'an, tetapi juga sebagai sumber hukum (syariah) yang mandiri. Beberapa hukum Islam, seperti tata cara puasa, zakat, haji, dan transaksi ekonomi, dapat ditemukan secara lebih rinci dalam hadis. Contoh, banyak hadis membahas tata cara puasa, niat, dan hal-hal membatalkan puasa, yang tidak dijelaskan secara detail dalam Al-Qur'an.

3.Menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari

Nabi Muhammad SAW adalah teladan ideal dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam. Hadis-hadis yang mengisahkan kehidupan Nabi menyediakan umat Islam arahan tentang perilaku yang mulia, keadilan, penghargaan terhadap sesama, serta mengemban kehidupan spiritual dan sosial dengan penuh kebenaran.Dalam hal ini, hadis berperan sebagai panduan etika dan moral bagi umat Islam. Klasifikasi HadisHadis-hadis yang ada tidak semuanya diterima dengan cara yang sama. Dalam ilmu hadis, terdapat beberapa klasifikasi berdasarkan tingkat otentikasidan keabsahannya. Di antaranya:

1.Sahih

Menurut ahli hadis, Hadis Shahih adalah hadis yang sanadnya bersambung, dikutip oleh orang adil lagi cermat dari orang yang sama sampai berakhir pada Rasulullah SAW. atau Sahabat atau Tabi’in bukan hadis yang syadz (kontroversi) dan terkena illat yang menyebabkan cacat dalam penerimaan.

2.Hasan

Menurut Ibnu Hajar, Hadis Hasan adalah Hadis yang dinukikan oleh orang yang adil yang kurang sedikit kedlabitannya, bersambung-sambung sanadnya sampai kepada Nabi SAW dan tidak mempunyai ‘illat dan syadẓ. Menurut Imam Turmudzi yang dimaksud hasan adalah : Hadis yang selamat dari syadẓ dan selamat dari orang-orang yang tertuduh, dan hadis itu diriwayatkan melalui beberapa jalan (tidak hanya satu wajah/sanad). Sedangkan menurut Al- Khaththaby, Hadis Hasan ialah hadis yang dikenal perawi-perawinya dan masyhur sumber/tempat keluarnya.

3.Daif

Hadis Dha'if adalah hadis yang tidak memenuhi persyaratan qabul, seperti halnya Hadis Shahih ataupun Hadis Hasan, baik keseluruhan maupun sebagian persyaratan, yaitu dan segi ittishal sanad atau adil dan dhabith perawi dan adanya `illat atau syadz. Hadis Dlaif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat HADIS Shahih atau Hadis Hasan, atau hadis yang tidak ada padanya sifat-sifat hadis shahih dan hadis hasan. Hadis Dha'if merupakan hadits Mardud yaitu hadits yang tidak diterima oleh para ulama hadits untuk dijadikan dasar hukum.

3.Kesimpulan

Hadis adalah sumber kedua dalam Islam yang sangat penting setelah Al-Qur'an. Hadis memberikan penjelasan yang lebih rinci dan aplikatif mengenai ajaran-ajaran Al-Qur'an dan memberikan petunjuk hidup yang praktis bagi umat Islam. Maka, pemahaman yang baik terhadap hadis merupakan hal yang sangat penting untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Namun, sebagaimana Al-Qur'an, hadis juga harus dipelajari dan dipahami dengan penuh kehati-hatian. Ini dilakukan melalui metode ilmiah yang memadai. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa hadis yang digunakan benar-benar sahih dan sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image