Pengaruh Doktrin Agama terhadap Norma Sosial dan Kriminalitas di Indonesia
Agama | 2024-12-12 22:58:10Pendahuluan
Kriminal adalah tindakan atau perilaku yang melanggar hukum dan dapat dikenai hukuman. Secara sederhana, kriminal adalah:
• Melakukan sesuatu yang dilarang oleh hukum. Misalnya, mencuri, membunuh, atau melakukan kekerasan.
• Tidak melakukan sesuatu yang diwajibkan oleh hukum. Misalnya, tidak membayar pajak atau tidak menaati peraturan lalu lintas.
Kriminalitas adalah istilah yang lebih luas yang merujuk pada fenomena kejahatan di masyarakat, termasuk penyebab, dampak, dan cara penanganannya. Beberapa ahli mendefinisikan kriminalitas sebagai:
• Perbuatan yang merugikan korban dan masyarakat, menghilangkan ketentraman dan ketertiban. • Aktivitas yang dilawan atau tidak disetujui oleh masyarakat karena melanggar aturan agama, sosial, dan hukum, serta merugikan secara psikologis maupun ekonomis.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan kriminal, seperti:
• Faktor biologis: Misalnya, gangguan mental, kecanduan narkoba.
• Faktor sosial: Misalnya, kemiskinan, pengangguran, lingkungan yang buruk.
• Faktor psikologis: Misalnya, trauma masa kecil, gangguan kepribadian.
Hukuman untuk tindakan kriminal bervariasi tergantung pada jenis kejahatan dan tingkat keparahannya, mulai dari denda hingga hukuman penjara. Penting untuk diingat bahwa tindakan kriminal dapat memiliki konsekuensi serius, baik bagi pelaku maupun korban.
Tingkat kriminalitas di Indonesia merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Upaya penanggulangan kriminalitas memerlukan solusi komprehensif yang melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga penegak hukum. Peningkatan kesadaran hukum, penegakan hukum yang tegas, dan program pemberdayaan ekonomi merupakan langkah yang penting untuk menekan angka kriminalitas di Indonesia. Tingkat kriminalitas di Indonesia mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data yang tersedia, terdapat tren peningkatan pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021banyak faktor yang menyebabkan banyaknya kriminalitas di Indonesia karna itulah peran agama sangat penting. Agama tidak hanya menjadi pedoman spiritual, tetapi juga membentuk nilai-nilai moral, etika, dan budaya dalam suatu masyarakat. Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
Agama berperan dalam membentuk nilai-nilai moral dan etika, menata kehidupan sosial, memberikan penghiburan dan harapan, serta menciptakan kerukunan antar umat beragama. Namun, agama juga dapat menjadi sumber konflik jika ditafsirkan secara ekstrem atau digunakan untuk kepentingan politik atau kelompok tertentu. Penting untuk menumbuhkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama agar agama dapat benar-benar menjadi sumber kedamaian dan kebaikan bagi seluruh manusia. Agama mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang menjadi dasar bagi individu untuk berperilaku baik. Agama mengajarkan tentang kejujuran, kebaikan, keadilan, dan cinta kasih. Nilai-nilai ini membentuk hati nurani individu dan menuntunnya untuk berbuat baik serta menghindari perbuatan jahat.
Dengan sikap keagamaan yang kuat cenderung memiliki rasa takut kepada Tuhan dan harapan akan balasan di akhirat. Hal ini dapat menjadi faktor penghalang yang signifikan bagi mereka untuk melakukan tindakan kriminal. Selain itu, ajaran agama juga memberikan panduan hidup yang jelas tentang perilaku yang benar dan salah, serta menanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. pengembangan program pendidikan agama yang fokus pada penanaman nilai-nilai moral dan etika yang kuat dapat menjadi salah satu upaya efektif dalam mengurangi angka kejahatan di masyarakat.
Pembahasan
Agama merupakan sistem kepercayaan dan praktik yang mengatur hubungan manusia dengan sesuatu yang dianggap suci, gaib, atau transenden. Durkheim berpendapat bahwa Tuhan, dalam konteks sosiologi, hanyalah simbol lain untuk menggambarkan "masyarakat" itu sendiri. Masyarakat menciptakan dan memelihara keyakinan kepada Tuhan atau dewa sebagai cara untuk memperkuat ikatan sosial di antara mereka. Ritual keagamaan, seperti pemujaan terhadap dewa atau nenek moyang, berfungsi sebagai media untuk membangun rasa saling membutuhkan, mempererat tali persaudaraan, dan menumbuhkan rasa memiliki dan saling menyayangi di antara anggota masyarakat Doktrin agama dapat menjadi dasar untuk membangun norma-norma sosial, mengatur perilaku masyarakat, dan memelihara kesatuan dan solidaritas dalam kelompok masyarakat. '
Doktrin agama, seperti sebuah peta jalan spiritual, tidak hanya memandu individu menuju pencerahan rohani, tetapi juga berperan penting dalam membentuk tatanan sosial. Doktrin agama, dengan nilai-nilai dan ajarannya, menjadi pondasi bagi norma-norma sosial yang mengatur perilaku masyarakat dan menjaga kesatuan serta solidaritas dalam kelompok. Ajaran tentang persatuan, toleransi, dan saling menghargai perbedaan menjadi dasar bagi norma sosial tentang kerukunan antar umat beragama. Ritual keagamaan, seperti sholat berjamaah, misa, atau upacara keagamaan lainnya, menjadi media untuk mempersatukan anggota masyarakat dan menumbuhkan rasa memiliki dan saling membutuhkan. Dengan adanya agama dan dokrtin di tengah masyarakat dapat memberikan pengaruh yang positif dan negatif kepada masyarakat setempat.
Berikut dampak positif dari agama:
1.Membangun moral dan etika: agama akan membentuk karakter dan tentunya mendorong perilaku yang baik,ini dapat mengurangi kriminalitas dan meningkatkan solidaritas untuk membangun masyarakat yang harmoni2.Agama memberikan makna hidup : agama akan membantu setiap individu untuk menghadapi kesulitan dan memberikan meraka harapan untuk masa depan3.Mendorong perkembangan budaya dan seni : agama seringkali inspirasi bagi seni budaya dan melahirkan berbagai karya seni
Namun agama juga memiliki dampak negatif :
1.Konflik dan Kekerasan: Interpretasi agama yang ekstrem atau penggunaan agama untuk kepentingan politik dapat memicu konflik dan kekerasan antar kelompok agama.2.Diskriminasi dan Intoleransi: Ajaran agama yang diinterpretasikan secara sempit dapat menyebabkan diskriminasi dan intoleransi terhadap kelompok agama lain, serta terhadap kelompok minoritas dalam masyarakat.3.Penghambat Perkembangan Sosial: Agama yang terlalu kaku atau dogmatis dapat menghambat perkembangan sosial dan kemajuan masyarakat, terutama dalam bidang sains, teknologi, dan pemikiran kritis.
Kriminal adalah tindakan atau perilaku yang melanggar hukum dan dapat dikenai hukuman.
Beberapa ahli mendefinisikan kriminalitas sebagai:
1.Perbuatan yang merugikan korban dan masyarakat, menghilangkan ketentraman dan ketertiban.2.Aktivitas yang dilawan atau tidak disetujui oleh masyarakat karena melanggar aturan agama, sosial, dan hukum, serta merugikan secara psikologis maupun ekonomis.
Kriminalitas adalah masalah sosial yang kompleks yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan satu faktor,banyak faktor terjadinya kriminalitas salah satu faktornya adalah kurangnya nilai spiritual pada diri sesorang yang menyebabkan tidak memiliki sikap kegamaan saat berinteraksi dengan orang lain. hubungan antara kriminal dan sikap keagamaan adalah kompleks dan tidak selalu linier. Agama dapat menjadi faktor penghambat tindakan kriminal, agama sebagai Faktor Penghambat Kriminalitas:
1.Nilai-nilai moral: Banyak agama mengajarkan nilai-nilai moral yang dapat mencegah tindakan kriminal, seperti kejujuran, kasih sayang, dan menghormati orang lain.
Contoh: Ajaran tentang "cinta kasih" dalam agama Kristen, "menghormati orang tua" dalam agama Islam, atau "karma" dalam agama Buddha.
2.Hukuman ilahi: Keyakinan akan hukuman ilahi atas perbuatan jahat dapat menjadi penghambat bagi sebagian orang.
Contoh: Konsep "neraka" dalam agama Islam, "kiamat" dalam agama Kristen, atau "samsara" dalam agama Buddha.
3.Komunitas religius: Komunitas religius yang kuat dapat memberikan dukungan sosial dan moral yang dapat membantu individu menghindari perilaku kriminal.
Contoh: Keluarga, teman, dan kelompok keagamaan yang memberikan bimbingan dan pengawasan.
4.Peran tokoh agama: Tokoh agama dapat menjadi panutan dan teladan yang menginspirasi orang untuk hidup bermoral dan menghindari tindakan kriminal.
Contoh: alim ulama dan pemimpin agama lainnya yang mengarahkan umatnya untuk hidup sesuai ajaran agama.
Kesimpulan
Di Indonesia, banyak kejahatan terjadi. Ini karena banyak faktor, seperti kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan kurangnya pekerjaan. Namun, agama bisa membantu kita mengatasi masalah ini. Agama mengajarkan kita untuk bersikap baik, jujur, dan saling menolong. Agama juga mengingatkan kita bahwa ada Tuhan yang melihat semua perbuatan kita, baik dan buruk. Agama juga mengingatkan kita bahwa ada Tuhan yang melihat.baik dan buruk nya sesesorang dapat di lihat dari caranya beribadah semakin baik sikapnya baik pula ibadah nya,begitu juga sebaliknya
Daftar pustaka
Arifin M. Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar. Jakarta: Golden Terayon Press. 1998.
al-Farizi, Mudrik “Realitas Konstruksi Sosial: Kekuasaan Kiai dalam Mengonstruksi Keluarga
Ngiat Hiung, Js. (2021). Peranan Agama dalam Kehidupan Keseharian Umat. Kemenag.
Sakinah pada Masyarakat Ngawi.” Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial, 13, 1 (2019), pp. 60-71.
Setiyani, Wiwik. (2018). Keragaman Perilaku keagamaaan .dialeka
Wiwik setiyani “Peran Kiai Kampung dalam Konstruksi Sosial Islam Lokal: Studi Kasus di Desa Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.” Jurnal Islam dan Ilmu Sosial 10, no. 2
Zenius. (2023). Pengertian, Jenis Kriminalitas, dan Contohnya. Zenius
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.