Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alifia Kasyif Madiwijaya

Peran Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Kesehatan Mental di Sekolah

Edukasi | 2024-11-14 10:00:25

"menyoroti isu maraknya self-diagnose di kalangan remaja.”

Ilustrasi pelaksanaan konseling kelompok di sekolah. (sumber: foto pribadi)

Di era informasi digital, kita sering mendengar tentang self-diagnosis di kalangan remaja. Tren ini terjadi karena remaja masa kini mempunyai akses terhadap informasi yang lebih luas, termasuk mengenai kesehatan mental. Melalui berbagai sumber online, terutama media sosial, banyak remaja yang mencoba mendiagnosis dirinya sendiri mengalami depresi, kecemasan, atau gangguan kesehatan mental lainnya hanya berdasarkan informasi yang mereka temukan di internet. Meskipun niatnya mungkin baik, tindakan diagnosis diri ini seringkali tidak tepat dan bahkan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anda.

Dalam konteks ini, konseling kelompok di sekolah dapat berperan penting sebagai forum yang sehat dan tepat sasaran untuk mendukung kesehatan mental remaja. Konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh informasi lebih mendalam tentang kesehatan mental dan menerima nasihat dari profesional yang berkualifikasi. Konseling kelompok juga memungkinkan remaja untuk mendiskusikan masalah dan pengalaman mereka dengan teman sebayanya dalam lingkungan yang aman dan mendukung.

Fenomena diagnosa diri pada remaja

Ada banyak alasan mengapa diagnosis mandiri meningkat di kalangan remaja. Salah satunya adalah kemudahan akses informasi di internet yang memberikan pengetahuan instan tentang kesehatan mental. Remaja merasa dapat memahami bahkan mendiagnosis kondisinya hanya dengan membaca artikel atau menonton video pendek. Faktanya, informasi yang disebarluaskan di media sosial dan platform lainnya seringkali bersifat umum dan mungkin tidak cocok untuk semua individu.

Diagnosis mandiri tidak hanya mengarah pada kesimpulan yang salah, namun juga dapat meningkatkan kecemasan dan membuat remaja merasa seolah-olah mereka mempunyai masalah yang lebih serius daripada yang sebenarnya. Parahnya, diagnosa diri ini dapat menimbulkan stigma diri dan isolasi diri akibat rasa malu dan takut terhadap penilaian lingkungan.

Konseling kelompok sebagai pendekatan yang lebih tepat

Konseling kelompok di sekolah merupakan salah satu pendekatan konseling yang dapat membantu mengatasi fenomena diagnosis mandiri tersebut. Dalam konseling kelompok, seorang pembimbing atau pembimbing bekerja dengan banyak siswa yang memiliki pengalaman atau masalah serupa. Berikut beberapa alasan mengapa konseling kelompok dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kesehatan mental remaja di sekolah dan mencegah diagnosis diri.

1. Memberikan informasi yang akurat dan tepat sasaran

Dalam konseling kelompok, konselor memberikan pengetahuan yang ditargetkan dan berbasis bukti tentang kesehatan mental. Untuk membantu siswa lebih memahami kesehatan mental, kami akan menjelaskan perbedaan gejala gangguan kesehatan mental dan emosi remaja normal. Dengan memperoleh informasi dari sumber yang dapat dipercaya, siswa mengembangkan pengetahuan yang lebih dalam dan kecil kemungkinannya untuk mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang tidak akurat.

2. Membuat siswa merasa dipahami dan tidak sendirian.

Salah satu manfaat utama konseling kelompok adalah merasakan rasa kebersamaan dan dukungan sosial. Siswa yang berpartisipasi dalam konseling kelompok dapat merasa lebih diterima dan didukung dengan mendengar dari teman-temannya yang mengalami masalah serupa. Perasaan cemas yang seringkali menjadi pemicu self-diagnosis dapat dikurangi dengan merasa didukung dan tidak harus mencari solusi sendiri.

3. Mengembangkan keterampilan manajemen emosional yang sehat

Konseling kelompok juga membantu siswa mempelajari keterampilan manajemen emosi seperti teknik relaksasi, perhatian, dan mengatasi pikiran negatif. Keterampilan ini penting untuk membantu remaja mengelola emosinya dengan cara yang sehat dan rasional. Dengan keterampilan ini, remaja dapat lebih memahami dan menerima emosinya tanpa harus menghadapi diagnosis yang berpotensi tidak akurat.

4. Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya dukungan profesional

Konseling kelompok juga membuat siswa memahami pentingnya mencari bantuan profesional bila diperlukan. Seorang konselor dapat mendidik anda tentang proses diagnosis yang tepat dan menjelaskan mengapa diagnosis mandiri dapat menimbulkan efek negatif. Hal ini mengajarkan siswa bahwa jika merasa mempunyai masalah yang serius, langkah yang lebih tepat adalah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, dibandingkan hanya berdasarkan keyakinan pribadi.

5. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental di sekolah

Konseling kelompok juga dapat menciptakan budaya yang lebih suportif dan terbuka terhadap kesehatan mental di sekolah. Ketika siswa merasa aman untuk membicarakan perasaannya tanpa takut dihakimi, mereka cenderung mencari bantuan atau berpartisipasi dalam konseling kelompok. Hal ini penting untuk mencegah stigma kesehatan mental, yang menyebabkan pelajar sering kali memilih untuk mendiagnosis diri sendiri tanpa mencari bantuan yang tepat.

Menciptakan sekolah yang memperhatikan kesehatan mental

Memasukkan konseling kelompok sebagai bagian dari program konseling sekolah memiliki efek positif jangka panjang terhadap kesehatan mental siswa. Dalam konseling kelompok, siswa tidak hanya menerima informasi akurat tentang kesehatan mental, tetapi juga belajar bagaimana mengembangkan hubungan sosial yang sehat, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting. Mereka diajari bahwa membicarakan kesehatan mental adalah hal yang wajar dan meminta bantuan adalah hal yang benar untuk dilakukan.

Dalam jangka panjang, konseling kelompok dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih memperhatikan kesehatan mental siswa. Siswa yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan mental cenderung tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat di media sosial dan cenderung tidak melakukan diagnosis mandiri. Selain itu, mereka memiliki kemampuan untuk mengenali tanda-tanda masalah kesehatan mental yang sebenarnya dan mengetahui cara menerima dukungan yang tepat.

Oleh karena itu, diagnosis mandiri telah menjadi topik yang semakin umum di kalangan remaja di era digital. Konseling kelompok di sekolah adalah salah satu solusi yang dapat membantu mencegah tren ini dengan memberikan generasi muda pendidikan yang sesuai, dukungan sosial, dan keterampilan manajemen emosional yang mereka perlukan untuk mengatasi tantangan psikologis. Konseling kelompok dapat membantu remaja merasa bahwa mereka tidak sendirian dan mendapatkan dukungan untuk membantu mereka memahami diri sendiri tanpa harus mendiagnosis diri sendiri.

Ditulis oleh: Alifia Kasyif Madiwijaya dan Prof. Dr. Andayani, M.Pd.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image