Gen Z, Dipundakmu Masa Depan Bangsa Ini
Politik | 2024-11-13 10:00:35Banjirnya berita tentang kejadian miris yang menimpa anak-anak muda menunjukkan berapa rapuhnya jiwa-jiwa mereka. Baru-baru ini terdengar kasus remaja yang diduga bunuh diri di area parkir Metropolitan Mall, Bekasi, pada hari Selasa (22/10/2024).
Demikianlah gambaran kondisi mental remaja Gen Z yang mudah sekali depresi dsn tidak mampu berpikir jernih. Jika ia adalah seorang musim, mestinya sudah memahami untuk apa manusia diciptakan oleh Allah dan bagaimana harus menapaki kehidupan dunia ini sesuai dengan yang diperintahkan Allah.
Memang dalam suasana kapitalisme sekarang, rakyat di negeri kaya sumber daya alam ini pasti seringkali menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Mulai dari masalaah ekonomi, pendidikan, pergaulan, sosial, termasuk ketidakadilan dan penindasan. Walhasil, Gen Z pun menjadi korban sistem rusak ini. Hari-hari ini berbagai persoalan tengah melanda seluruh rakyat, termasuk Gen Z. Tingginya angka pengangguran, pembayaran UKT yang mengalami kenaikan drastis, tengah menggencet Gen Z di tengah-tengah perjalanannya menggapai cita-cita.
Bagi mereka yang tidak kuat iman, maka kekecewaan terhadap kondisi rusak ini akan dilampiaskan dengan berbagai kehidupan hedonis dan permissive. Akhirnya mereka terjebak pada gaya hidup rusak dan merusak. Artinya kerusakan ini bukan terbatas pada individu tapi dengan cepat bisa meluas ke seluruh lapisan masyarakat.
Potensi Gen Z
Potensi Gen Z sangatlah besar, baik dari sisi fisik, intelektualitas, banyaknya waktu luang, karakter yang senantiasa bersemangat. Kata seorang tokoh, pemuda itu ibarat matahari pukul 12 siang, sangat terang, paling panas dan membara. Besarnya potensi ini harus dimanfaatkan hingga memiliki kontribusi terbaik untuk umat. Mereka mestinya tidak menjadi obyek politik, tapi harus menjadi subyek politik. Tentu saja yang dimaksud adalah politik dalam mindset Islam, yakni "mengurusi urusan umat dengan syariat Islam."
Tatanan kehidupan dalam sistem demokrasi sekuler saat ini selalu menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat. Berbagai kebijakan yang tidak memihak rakyat selalu membuat hati miris. Lagi-lagi rakyat yang menjadi korban di tengah pesat bahagia para penguasa dan pejabat negeri.
Maka generasi muda tidak boleh ikut larut dalam kondisi memprihatinkan ini. Mereka harus bangkit ketika melihat rakyat dizalimi, tidak malah merasa menjadi korban lalu tenggelam dalam kebinasaan. Karena pemuda adalah tunas bangsa, tumpukan harapan rakyat, calon-calon pengganti atas kepemimpinan yang sudah rusak ini.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh generasi muda? Pemuda harus mengakselerasi peranan pentingnya dalam perubahan yang dibutuhkan oleh negeri ini. Karena tanggung jawab masa depan umat dan bangsa ini berada di pundaknya. Mereka harus memulai dengan membentuk kesadaran politik yang benar. Yakni membuka mata dan hati bahwa segala kerusakan dunia adalah akibat dari tatanan yang salah dari sistem kapitalisme sekuler yang mendominasi.
Apalagi generasi muda adalah korban terbesar dari kejamnya sistem kapitalisme ini. Maka pasti mereka telah merasakan secara langsung. Bagaimana sitem pendidikan yang trial error telah menjadikan mereka kelinci percobaan, sehingga menghasilkan output pendidikan yang buruk. Setelah lulus pendidikan menengah hingga tinggi, dihadapkan pada masalah sulitnya mencari pekerjaan. Bahkan banyak pekerja yang telah di-PHK, angka pengangguran pun semakin tinggi.
Ditambah lagi persoalan sosial yang semakin memperburuk kondisi masyarakat. Pergaulan bebas, judi online, pinjaman online yang seringkali mengakibatkan stres hingga bunuh diri, kriminalitas di mana-mana mulai dari pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, pendapatan, dan masih banyak lagi. Lalu bagaimana Indonesia harus menghadapi bonus demografi tahun 2045, jika kondisi generasi demikian parah?
Potensi generasi muda tidak boleh diajak oleh kapitalisme. Anak-anak bangsa yang cedas hanya dihadikan mesin kapitalisme. Sementara pejabat negara diambil dari orang-irang yang tidak memiliki kemampuan dan tidak memiliki jiwa negarawan. Mereka menjadi pejabat hanya demi mendulang keuntungan. Para ulama pun ada yang mendekat pada penguasa hanya demi mendapatkan kerat-kerat dunia.
Maka kerusakan yang sudah teramat parah ini harus diperbaiki dengan tatanan kehidupan Islam yang mulia. Perubahan yang hendak dicapai harus perubahan inqilabi, yakni perubahan yang mendasar dan mengglobal. Tentu saja kapitalisme harus digulingkan dan diganti dengan sistem Islam yang sempurna dan mendunia. Selamat datang era kebangkitan Islam. Masyarakat bersama generasi muda bahu-membahu menyusun batu bata menjadi sebuah bangunan besar peradaban Islam.
Umat ini harus segera menyadari bahwa kebaikan umat manusia hanya mampu diwujudkan dengan ketundukan pada sang Pencipta manusia dan kehidupan. Yaitu dengan cara menetapkan syariat-Nya secara kaffa. Maka hadirnya peradaban Islam di bawah penerapan Islam kaffah harus menjadi cita-cita perjuangan umat Islam. Inilah makna kebangkitan dan kemenangan.
Maka Gen Z harus terlibat aktif dalam perjuangan penegakan syariat, menjadi kader-kader terbaik dalam sebuah wadah umat yang aktifitasnya adalah mengajak kepada kebaikan (sistem Islam) serta amar ma'ruf nahi munkar. Wallahu’alam bish-shawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.