Wisata Edukasi Ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Wisata | 2024-11-13 08:46:22Pada sabtu, 9 November 2024, kami berkunjung ke salah satu museum di Jakarta, tepatnya Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok) terletak di Jalan Imam Bonjol No.1, RT.9/RW.4, Menteng, Jakarta Pusat. Sebelumnya gedung ini rumah dinas Laksamana Muda Tadashi Maeda, seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, selama berkecamuknya Perang Pasifik atau Perang Dunia Kedua. Rumah dinas ditempati Laksamana Maeda menurut catatan sejarah berdiri di atas tanah berukuran 3.914 meter persegi, dengan luas bangunan sekitar 1.138,10 meter persegi.
Gedung ini terdiri dari dua lantai, lantai pertama bagian penting dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia, menjadi saksi perumusan naskah teks proklamasi, sedangkan lantai dua ditempati anggota keluarga Maeda sebagai tempat beristirahat. Laksamana Maeda merupakan tokoh memiliki peran di dalam peristiwa kemerdekaan Indonesia, dia mengizinkan rumah dinasnya dijadikan tempat berkumpul kaum pergerakan nasional untuk merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Laksamana Maeda sendiri tidak terlibat di dalam proses perumusan naskah itu, perannya di dalam peristiwa proklamasi menyediakan tempat saja. Oleh pemerintah Indonesia sosoknya tetap dianggap memiliki kontribusi, sehingga pada peringatan Kemerdekaan Indonesia tahun 1973, Laksamana Maeda menerima Bintang Jasa Nararya.
Di dalam gedung museum kita bisa melihat peninggalan furnitur dari Laksamana Maeda, dari kursi, meja, piano, lemari, dan hiasan dinding. Tata letak dari berbagai artefak itu dipertahankan serta disesuaikan dengan aslinya, sehingga kita bisa turut merasakan atmosfer pada masa itu. Hal ini bisa memberikan pengalaman imersif seolah-olah pengunjung turut hadir menyaksikan langsung perumusan naskah proklamasi.
Ruang-Ruang Museum
Ketika memasuki museum kita akan melihat salah satu ruangan disebut Ruang Pra Perumusan Naskah Proklamasi, berupa ruang tamu khusus dipenuhi empat kursi berwarna coklat, terdiri dari satu sofa serta tiga kursi, ditengahnya terlihat satu meja bundar, di ruang ini terjadi pembicaraan antara Laksamana Maeda, Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebarjo. Inti dari pembicaraan mereka tentang akan diadakannya pertemuan para tokoh pergerakan, khususnya dari kelompok muda, untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Kemudian tidak jauh dari Ruang Pra Perumusan Naskah Proklamasi, kita bisa menjumpai Ruang Perumusan Naskah Proklamasi, merupakan sebuah ruang makan dengan meja kayu lebar dan panjang, serta ada deretan kursi kayu yang mengitari meja. Di tempat ini Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebarjo merumuskan teks proklamasi. Soekarno duduk di posisi tengah sambil mempersiapkan draf naskah, sedangkan Mohammad Hatta, dan Ahmad menyumbangkan pikiran secara lisan. Keduanya duduk mendampingi Soekarno di sebelah kanan dan kirinya.
Kemudian kita bergeser ke Ruang Mengetik Naskah Proklamasi, setelah draf naskah proklamasi selesai disusun oleh Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebarjo, draf itu diperlihatkan kepada hadirin yang hadir, setelah semuanya menyepakati dan menyetujui isi naskah proklamasi, kemudian naskah itu diketik oleh Sayuti Melik di ruang dekat dapur ditemani oleh BM. Diah.
Setelah naskah proklamasi itu selesai diketik, segara dibawa kembali ke tempat para hadirin yang hadir, kemudian naskah kemerdekaan Indonesia ditandatangani Soekarno dan Mohammad Hatta. Keduanya menandatangani naskah itu di atas piano yang terdapat di bawah tangga ruangan, kemudian akan dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Fungsi Museum
Berkunjung ke Museum Naskah Kemerdekaan memiliki fungsi penting bagi bangsa Indonesia selain untuk memperingati hari besar nasional, juga menjaga nilai-nilai perjuangan bangsa. Pertama, museum sumber penelitian, fungsi ini bagi peneliti, pelajar, dan mahasiswa bisa menggali informasi, wawasan, dan ilmu pengetahuan dari berbagai artefak dan koleksi untuk memahami peristiwa masa lalu. Kedua, nilai nasionalisme, bisa membangkitkan nasionalisme dan kecintaan setiap warga negara kepada Indonesia, juga pengikat rasa persatuan dan kesatuan. Ketiga, wisata edukasi, para pengunjung mendapatkan pengalaman serta wawasan berharga tentang sejarah bangsa. Keempat, pendidikan sejarah generasi muda, melalui museum yang memamerkan artefak dan informasi, generasi muda dapat memahami peristiwa masa lalu, serta mengenal para tokoh bangsa.
Museum juga merupakan suatu tempat belajar yang asyik di luar ruang pembelajaran formal seperti di dalam kelas, sekolah, atau kuliah. Belajar melalui museum tidak terikat waktu, kapan pun kita bisa datang berkunjung dengan durasi tidak terbatas. Belajar di museum itu lebih interaktif, dan sering kali lebih menarik. Ini membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta mudah dipahami semua orang. Dan, dapat meningkatkan rasa cinta kita pada tanah air dan memperkuat identitas nasional kita, yaitu Indonesia. Jadi tunggu apa lagi yuk kita berwisata ke museum!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.