Bullying di Dunia Pendidikan: Ancaman bagi Generasi Muda?
Sekolah | 2024-11-08 21:43:06Ketika telinga kita mendengar istilah “bullying,” seringkali terbayang dan tergambarkan berbagai wujud tindakan negatif seperti makian, hinaan, ejekan, hingga kekerasan fisik. Sayangnya, fenomena semacam bullying tampaknya sudah menjadi masalah yang telah melekat di lingkungan pendidikan kita, menimbulkan berbagai keprihatinan di masyarakat. Berita-berita mengenai kasus bullying semakin marak terdengar, menjamur dan menjadi perbincangan hangat, terutama di era digital saat ini. Ironisnya, sebagian besar aksi bullying dilakukan oleh para pelajar di sekolah, tempat yang seharusnya menjadi sarana untuk menimba ilmu pengetauhan dan membentuk serta menempa karakter positif. Alih-alih fokus belajar, beberapa pelajar justru menjadi pelaku maupun korban bullying yang terjadi baik di kota maupun di desa.
Bullying seolah menjadi penyakit sosial yang terus menjalar kalangan pelajar, menarik perhatian besar dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan institusi pendidikan. Padahal, tidak semua pelajar memiliki kecenderungan untuk terlibat dalam aksi ini; hanya segelintir pelaku yang kerap mencoreng dan memberikan citra keseluruhan. Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga yang turut prihatin, saya merasa miris melihat bahwa bullying tetap berlangsung secara berkesinambungan tanpa henti meskipun berbagai upaya maupun tindakan pencegahan telah dilakukan. Fenomena ini tentunya dipicu oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri individu (internal) maupun pengaruh lingkungan (eksternal). Faktanya, bullying dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, bahkan tanpa memandang batasan usia.
Dampak dari bullying sangat memprihatinkan. Pertama, hal ini dapat memicu perilaku agresif di kalangan remaja. Kedua, kekerasan dalam bentuk bullying mampu mengakibatkan gangguan mental, disfungsi sosial, dan masalah dalam proses pendidikan. Untuk mengatasi masalah yang krusial ini, pemerintah harus memikirkan langkah-langkah maupun kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan, bukan sekadar kebijakan jangka pendek. Mengingat generasi muda adalah penerus bangsa, tindakan tegas dan tepat sangat dibutuhkan untuk memutus mata rantai perundungan di kalangan pelajar.
Harapan besar disandarkan pada pemerintah, terutama kementerian terkait, untuk merumuskan solusi yang efektif dalam mengatasi bullying di sekolah. Generasi mendatang diharapkan dapat tumbuh dengan moral yang baik, berbudi pekerti luhur, dan mampu berpikir kritis, logis, serta etis. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat menghasilkan generasi emas yang siap membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.