Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image farica larasati

QRIS sebagai Teknologi Pembayaran di Era Digital

Teknologi | 2024-11-08 15:21:32

Sebagai mahasiswa yang diwajibkan membuat KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dalam bentuk kartu debit disertaidengan mobile banking menjadi salah satu alasan utama untukmengaplikasikan sistem transfer uang dalam penggunaannya.KTM tersebut berfungsi untuk pembayaran UKT sehinggasudah banyak mahasiswa yang mempunyai rekening pribadidisertai mobile banking. Hal ini berpengaruh pada kebiasaandalam sistem bertransaksi secara tunai beralih ke non-tunai. Apalagi, dalam era serba digital ini, banyak sekali restaurant, pasar modern, bahkan pedagang warung telah menggunakanfasilitas bertransaksi secara non-tunai seperti QRIS sebagaiupaya menyelaraskan kehidupan masyarakat pada penggunaan metode pembayaran digital (cashless).

QRIS merupakan singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard yang diluncurkan oleh Bank Indonesia dan AsosiasiSistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada tanggal 17 Agustus 2019 dengan tujuan memudahkan pelanggan untukmelakukan transaksi. Beberapa macam QR dari berbagaipenyelenggara jasa sistem pembayaran menggunakan QR code disatukan oleh QRIS. Sehingga pelanggan tidak merasakesulitan karena mereka tidak perlu lagi mengirimkanbeberapa QR code yang bergantung pada seberapa banyakdompet digital yang mereka punya dan juga tidak perlumemiliki terlalu banyak aplikasi pembayaran dalambertransaksi.

QRIS menjadi teknologi pembayaran digital yang saat inimarak penggunaanya dan mendukung gaya hidup masyarakatmenjadi cashless society. Tentunya memiliki beberapakelebihan dalam penggunaanya. Dalam bertransaksimenggunakan QRIS lebih praktis dan cepat. Hal ini bisadibuktikan dengan hanya memindai kode lalu klik bayar dan juga bisa dipindai dengan aplikasi QR apapun. Dalam bertransaksi ini, masyarakat tidak perlu membawa uang banyak sehingga meminimalisir kemalingan, jatuh maupunmenghilangkan uang tunai. Karena hanya denganmenggunakan smartphone kita bisa bertransaksi secara cepatdan efisien. Selain bermanfaat bagi konsumen, penggunaanQRIS juga dapat meningkatkan penjualan pedagang karenadengan menyelaraskan gaya hidup kekinian yaitu cashless society yang dimana generasi z dan milenial menjadi garis terdepan untuk gaya hidup tersebut serta membuat merekasecara leluasa melakukan transaksi dalam bentuk apapun.

Pedagang juga tidak perlu menyediakan uang kembaliandikarenakan dalam sistem transaksi menggunakan QRIS sudah pasti para konsumen membayar dengan nominal yang pas. Meminimalisir kecurangan dalam bertransaksi juga merupakan manfaat bagi pedagang dalam penggunaan QRIS. Dimana, pedagang terhindar dari uang palsu dari pembeli. Selain itu, transaksi dalam penggunaaan QRIS ini tercatatsecara otomatis dan bisa dilihat langsung setiap saat. Pada saatdilakukannya pembayaran oleh konsumen, pedagang akanmendapatkan notifikasi yang berupa pernyataan bahwaberhasilnya sistem transfer uang pada dompet digital yang pedagang punya.

Selain kelebihan, penggunaan QRIS juga mempunyaikekurangan. Dikarenakan peggunaan QRIS dalam bentukdigital dapat diakses menggunakan smartphone, tidak sedikityang eror dalam pengaplikasian QRIS. Metode pembayaranQRIS rawan akan erornya pada masalah teknis sepertipembacaan kode, banyaknya lalu lintas bank yang sibuk dan dapat menyebabkan gagal dalam bertransaksi. Dalam bertransaksi menggunakan smartphone diharuskansmartphone tersebut terhubung oleh internet. Karena jika tidakmaka pembayaran melalui QRIS tidak dapat dilakukan. Transaksi menggunakan QRIS dikenai potongan biaya. Terkadang konsumen membayar dengan harga yang lebihmahal agar tidak membuat rugi pedagang. Tetapi, tak jarangditemui pedagang sudah mematok harga yang dimanapemotongan biaya admin dalam bertransaksi menggunakanQRIS tidak membuat pedagang rugi. Transaksi menggunakanQRIS belum menjangkau masyarakat luas.

Sehinggaditempat-tempat tertentu seperti pasar tradisional dan lain sebagainya masyarakat masih mengikuti sistem transaksimereka yaitu non-tunai. Hal ini dikarenakan kurangnyapengetahuan pedagang di pasar tradisional dimana merekamasih beranggapan bahwa penggunaan QRIS sulit untukditerapkan. Kekurngan transaksi yang lain yaitu adanyaancaman kejahatan digital. Hal ini terjadi karena QR codesulit dibedakan antara yang asli atau palsu. Mudahnyapemalsuan kode resmi dari pedagang dapat menyedot uang yang ada di rekening pedagang. Adanya nominal bertransksidalam penggunaan QRIS juga termasuk kelemahan dalampenggunaan QRIS. Dalam sekali bertransaksi kita hanya bisabertransaksi maksimal 2 juta rupiah.

Dari beberapa pemaparan tentang kelebihan dan kelemahan QRIS, teknologi yang semakin canggih dan majumembuat masyarakat tetap menggunakan QRIS sebagaiteknologi pembayaran. Dalam hal ini merupakan bentuk darikontribusi masyarakat untuk tidak menolak adanya perubahanzaman yang semakin maju. Tentunya agar masyarakatIndonesia tidak merasa tertinggal oleh kebijakan negara lain yang sudah menerapkan cashless society. Transaksimenggunakan QRIS semakin populer karena dapat digunakandi luar negeri yang meningkatkan kenyamanan dan efisiensitransaksi internasional.

Untuk negara seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura kita tidak perlu lagi menukarkanmata uang untuk bertransaksi disanaa, cukup menggunakanQRIS antarnegara untuk melakukan pembayaran. Lalu, bagaimana cara menghadapi kelemahan pada QRIS yang menyebabkan kerugian bagi pedagang maupun konsumen? Ada beberapa solusi penggunaan QRIS yang lebih aman. Yakni, gunakan QRIS pada tempat yang sah dan terpercaya. Selanjutnya, pastikan selalu cek kesesuaian nama tujuantransaksi. Apabila ada perbedaan antara nama tujuan dan kodeQRIS dengan penjual maka perlu ditanyakan pada penjual itusendiri. Kemudian, selalu pastikan secara detail nominal yang akan dibayarkan agar tidak mengalami kelebihan dalampembayaran.

Dengan adanya pengetahuan mengenaipenggunaan QRIS yang aman, tentunya membuat para masyarakat lebih bisa memproteksi diri dari suatu penipuanmaupun kejatahatan lainnya. Hal ini dapat membuat merekalebih berani dalam pengaplikasian QRIS dalam bertransaksi. Jadi, tanpa menolak adanya inovasi yang mempermudahkehidupan dan solusi akan kemungkinan-kemungkinan yang memengaruhi kinerja QRIS menurun, masyarakat akancenderung lebih memilih menggunakan QRIS sebagai pilihandalam bertransaksi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image