Menyoal Dinamika Gerakan Sosial Kontemporer di Indonesia dari Perspektif Humaniora dan Media
Pendidikan dan Literasi | 2024-11-02 16:02:53Jakarta – Seminar dan Konferensi Internasional Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berlangsung dari 30 Oktober hingga 1 November 2024 di Hotel Kristal, Jakarta Selatan, menghadirkan beragam perspektif dari para pakar internasional. Mengusung tema “Contemporary Social Movement in Indonesia: Media and Social Development Perspectives”, acara ini mengeksplorasi peran media dalam mendukung gerakan sosial dan tantangan yang dihadapi akademisi dalam memenuhi tuntutan kualitas penelitian di era digital.
Pada sesi kedua seminar, Prof. Ian Buchanan, seorang International Adjunct Professor di UIN Jakarta dari University of Wollongong, Australia, menawarkan pendekatan kritis dalam memaknai gerakan sosial. Prof. Ian menyoroti bahwa gerakan sosial bukan sekadar upaya untuk menyatukan pandangan publik. Sebaliknya, gerakan sosial lebih bersifat ideologis dan sering kali berakar pada sentimen kolektif terhadap fenomena atau kebijakan tertentu yang dianggap problematik. Prof. Ian menekankan bahwa dalam banyak kasus, gerakan sosial muncul dari rasa ketidakpuasan atau ketidaksukaan terhadap kondisi tertentu, menciptakan musuh bersama yang menjadi pusat motivasi gerakan tersebut. "Gerakan sosial bukan sekadar alat untuk membuat orang setuju, tetapi lebih ideologis—sering kali tentang apa yang tidak disukai oleh orang-orang: musuh yang sama," ujar Prof. Ian, yang memiliki latar belakang keilmuan dalam studi humaniora, studi budaya, dan geografi manusia.
Kritik terhadap Penggunaan Data Sosial dalam Media Sosial
Prof. Ian juga menyoroti peran media sosial sebagai salah satu instrumen penting dalam mengumpulkan data publik dalam skala besar. Hal ini menimbulkan pertanyaan etis mengenai privasi dan akurasi data dalam merangkul narasi gerakan sosial. Menurutnya, media berfokus pada pengumpulan data dari platform besar untuk memetakan arah sentimen sosial, namun sering kali tanpa memahami konteks mendalam dari motivasi individual dalam gerakan tersebut. Kritik Prof. Ian ini mengisyaratkan perlunya pengelolaan data yang lebih berhati-hati dalam menggambarkan realitas gerakan sosial yang kompleks di media sosial.
Tuntutan Penelitian yang Kritis dan Cepat di Era Digital
Sementara itu, Prof. Dr. Elsa Clave dari University of Hamburg, Jerman, menyoroti tantangan yang dihadapi para akademisi dalam memenuhi tuntutan publikasi akademik di tengah perkembangan teknologi informasi yang cepat. Dalam pandangannya, peningkatan permintaan untuk penelitian yang cepat dan relevan sering kali berisiko terhadap kualitas, di mana banyak artikel yang akhirnya diterbitkan tanpa memenuhi standar metodologi yang ketat. Prof. Elsa menegaskan pentingnya bagi peneliti untuk mempertanyakan motivasi dan tujuan penelitian sejak awal untuk menjaga kualitas dan relevansi hasil yang dipublikasikan.
Gerakan Sosial sebagai Dinamika Kolektif dalam Perspektif Sosiologis
Mengacu pada landasan ilmu sosiologi, Prof. Elsa juga memaparkan bahwa gerakan sosial sering kali muncul dari proses kolektif yang melibatkan tujuan-tujuan bersama dalam upaya mengatasi ketidakadilan atau ketimpangan sosial. Konsep gerakan sosial ini berbeda dengan sekadar aksi kolektif, sebab gerakan sosial lebih menitikberatkan pada nilai perjuangan dan perubahan yang bertahan lama. Ia menyoroti bahwa media sosial kini menjadi medan yang memungkinkan pengaruh gerakan sosial melebar hingga mempengaruhi kebijakan politik, ekonomi, dan norma sosial. Dalam konteks ini, media sosial berfungsi sebagai sarana bagi publik untuk menyampaikan aspirasi yang dapat berdampak nyata pada perubahan kebijakan.
Perspektif Baru dalam Memahami Gerakan Sosial Indonesia
Seminar dan konferensi ini bertujuan untuk menawarkan perspektif yang lebih kritis dalam memahami dinamika gerakan sosial di Indonesia, terutama dalam konteks pembangunan sosial. Dengan menghadirkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti humaniora, komunikasi, dan sosiologi, diskusi ini diharapkan memperkaya pemahaman mengenai peran media dalam menggerakkan perubahan sosial. Acara ini juga menjadi platform bagi dosen-dosen UIN Jakarta untuk mengembangkan riset yang berorientasi pada pemecahan masalah nyata di masyarakat.
Menggugah Wawasan Akademisi dan Praktisi
Seminar ini juga menyoroti pentingnya dialektika antara akademisi dan praktisi dalam mengatasi problematika sosial di era digital. Dengan adanya kolaborasi yang kuat antara teori akademik dan praktik di lapangan, riset-riset mengenai gerakan sosial dapat lebih tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan sosial kontemporer. Seminar ini diharapkan mampu menciptakan rekomendasi kebijakan yang dapat membantu memetakan arah pembangunan sosial di Indonesia yang lebih berkeadilan.
Secara keseluruhan, seminar internasional ini menawarkan refleksi mendalam mengenai bagaimana media berperan sebagai agen perubahan sekaligus tantangan etika yang menyertainya. Konferensi ini juga mengajak para peserta untuk melihat bagaimana media sosial dapat berfungsi sebagai katalis untuk menyuarakan ketidakadilan, namun tetap perlu diiringi dengan tanggung jawab etika dalam pengelolaan data dan narasi yang disajikan. (Study/Fauziah/Musfiah)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.