Sekolah Berkualitas Hak Semua Warga
Sekolah | 2024-11-01 19:29:10Dipulangkannya 3 murid sebuah sekolah swasta di Pandeglang karena menunggak iuran menjadi bahan pembicaraan di tengah masyarakat. Ada pihak yang menyalahkan pemerintah namun banyak juga yang menyalahkan pihak orang tua karena menyekolahkan anak tidak sesuai dengan kemampuannya.
Tidak dipungkiri beberapa tahun terakhir minat pada sekolah swasta melonjak tinggi, berbanding terbalik dengan sekolah negeri yang bahkan beberapa ditemukan kekurangan murid.
Dari fakta ini kita bisa lihat banyak orangtua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya dan sekolah swasta mampu memberikan kualitas yang lebih baik dibanding sekolah negeri.
Namun sistem pendidikan yang kapitalistik dan negara berlepas darinya menyebabkan adanya kesenjangan. Seolah orang miskin diharuskan mengambil pendidikan yang apa adanya. Sedangkan orang kaya boleh mengambil pendidikan dengan kualitas terbaik.
Pendidikan Islam Tidak Boleh Mahal
Mahalnya iuran sekolah bahkan sampai perguruan tinggi disebabkan pendidikan sudah masuk sektor industri yang harus berhitung untung rugi. Dalam Islam pendidikan adalah tanggungjawab mendasar bagi negara dan bukannya swasta. Negara akan mengadakan pendidikan bukan dalam kerangka bisnis, namun untuk kepentingan bersama. Negara berkewajiban menyediakan pendidikan karena termasuk kebutuhan pelayanan dasar yang harus diakses semua masyarakat. Adapun swasta dibolehkan mendirikan sekolah dengan tetap dalam kontrol negara.
Dengan adanya sistem seperti ini maka negara akan memberikan pendidikan kualitas terbaik tanpa pandang bulu. Ini sangat mungkin terjadi dengan dukungan ekonomi islam yang melarang swastanisasi sehingga kekayaan negara yang berupa SDA (minyak, batubara, timah, bauksit, hasil hutan, laut dll) bisa dikuasai negara dan diperuntukkan sebesar-besarnya untuk rakyat termasuk di dalamnya masalah pendidikan.
Adanya sekolah swasta pun akan menjadi kontrol bagi negara agar tidak kalah dalam memberikan yang terbaik bagi murid. Adanya sekolah negeri berkualitas dan swasta berkualitas, masyarakat akan memilih sekolah negeri. Adapun masyarakat yang memilih sekolah swasta maka pertimbangannya bukan kualitas ataupun biaya, namun pertimbangan lain yang merupakan pilihan dan bukan keterpaksaan.
Maka negara tidak boleh abai dalam masalah ini. Jika negara memberikan pendidikan alakadarnya, maka banyak masyarakat yang harus memaksakan diri untuk mencari pendidikan yang lebih baik bagi anak anaknya. Akan ada kesenjangan sosial dalam masalah pendidikan dan lingkaran kemiskinan serta kebodohan akan berputar di poros yang sama. Negara harus memberikan kualitas pendidikan yang terbaik selayaknya yang bisa diberikan sekolah sekolah swasta.
Sekolah swasta pun berdiri karena menginginkan kualitas pendidikan dan agama yang baik bagi anak-anaknya. Dan memang mustahil untuk murah karena swasta membiayai dirinya sendiri tanpa bantuan pemerintah. Ini semua tidak akan terjadi apabila negara ambil andil penuh dalam masalah ini. Jangan sampai ada istilah “orang miskin dilarang sekolah bagus” setelah ramainya “orang miskin dilarang sakit.” Maka SDM unggul mustahil dicapai jika pendidikan mahal. Akan banyak potensi anak negeri yang terabaikan hanya karena tak mampu mengakses pendidikan terbaik.
Pembiayaan Negara Islam di Bidang Pendidikan
Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan generasi muslim agar di antara mereka menjadi ulama ulama yang ahli di setiap aspek kehidupan, baik ilmu-ilmu keislaman (ijtihad, fiqih, peradilan, dll) maupun sains dan teknologi. Dan semua ini dibutuhkan oleh umat demi mampu menjalani kehidupan dengan baik dan sesuai syariat Allah.
Semua tujuan pendidikan ini membutuhkan guru dan fasilitas terbaik yang mustahil dicapai dalam negara yang mengabaikan pendidikan berkualitas dan ekonominya tidak berasaskan Islam. Sistem pendidikan tidak bisa dilepaskan dari sistem ekonominya karena satu sama lain saling menopang.
Pendidikan berkualitas tentu membutuhkan guru dan fasilitas yang baik seperti perpustakaan, gedung sekolah yang aman dan layak, laboratorium, buku-buku panduan yang menunjang dsb. Dan ini semua membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Maka Islam memiliki mekanisme sistem pendidikan dan ekonomi yang berkesimbambungan. Ekonominya akan menopang biaya pendidikan karena ada sumber-sumber yang harus dikelola negara dan haram diprivatisasi. Negara akan mendapatkan pemasukan luar biasa dari kepemilikan umum seperti tambang, hutan dan laut. Apalagi negeri-negeri muslim memiliki keberlimpahan pada SDA nya. Sebagai contoh, pemasukan dari hutan Indonesia saja bisa menyumbang lebih dari 8 Triliun rupiah setiap tahun. Tentu dana ini sudah sangat cukup untuk mengadakan pendidikan gratis dan berkualitas untuk semua rakyat. Belum lagi jika kita menilik pemasukan dari tambang emas, batu bara serta hasil laut yang juga bernilai milyar hingga triliunan rupiah.
Pendidikan yang ditopang sistem ekonomi yang baik ini pernah ada dan diterapkan di Daulah Khilafah Islam selama tidak kurang dari 1.300 tahun. Kita bisa lihat sejarah, ada Madrasah Nizhamiyah yang lahir pada 1065—1067 M. Lembaga pendidikan ini mengampu dari jenjang SD hingga perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah di Baghdad. Pendanaan serta gedung-gedung yang bagus dan banyak dikelola dengan baik. Guru-guru digaji dengan layak, perpustakaan lengkap, asrama dan makan untuk mahasiswanya, biaya sekolah gratis, dan kurikulum ditetapkan oleh negara. Bahkan ada beberapa madrasah yang memberikan uang saku pada murid-muridnya.
Begitupula pada masa Khalifah Nuruddin Muhammad Zanky yang mendirikan madrasah an Nuriah di Damaskus dengan fasilitas asrama, rumah staf pengajar, tempat peristirahatan, para pelayan serta ruangan besar untuk ceramah dan diskusi. Ada juga Perpustakaan Mosul yang didirikan oleh Ja’far bin Muhamad yang banyak dikunjungi para ulama. Dan pengunjungnya mendapatkan fasilitas yang gratis seperti pena, kertas dan tinta.
Dengan sistem pendidikan islam yang komprehensif ini maka semua rakyat akan mendapatkan pendidikan layak dan orangtua tak akan dipusingkan dengan biaya. Maka SDM andal akan banyak lahir karena tak dihalangi oleh kemampuan materi. Sistem pendidikan semacam ini bisa diterapkan ketika negara berasaskan Syariat Islam dalam Khilafah Islamiyah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.