Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Galuh Enggar

Menggali Dilema Budaya dalam Salah Asuhan

Sastra | 2024-10-29 22:42:40
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.goodreads.com%2Fbook%2Fshow%2F12220654-salah-asuhan&psig=AOvVaw3na5IHACU7BEjC3JR7kLSB&ust=1730218935776000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBMQjRxqFwoTCJj62_u9sYkDFQAAAAAdAAAAABAJ

Judul: Salah Asuhan

Penulis: Abdoel Moeis

Tahun Terbit: 1928

Genre: Novel klasik, roman sosial

Tema: Konflik budaya, cinta, identitas

Abdoel Moeis adalah seorang penulis, aktivis, dan jurnalis berpengaruh di masa kolonial Hindia Belanda. Ia dikenal dengan karya-karya yang menyuarakan semangat kebangsaan serta kritik sosial. Melalui Salah Asuhan, Moeis mengangkat tema besar mengenai konflik budaya antara tradisi Timur dan Barat, tema yang relevan di zamannya.

Sinopsis

Novel ini berkisah tentang Hanafi, pemuda Minangkabau yang dididik dalam sistem pendidikan Barat. Hanafi jatuh cinta pada Corrie du Bussee, gadis keturunan Belanda. Meski berbeda ras dan budaya, mereka mencoba menjalani hubungan. Namun, Hanafi terjebak dalam dilema besar antara jati dirinya sebagai pribumi dan hasrat untuk mengikuti gaya hidup Barat. Di sisi lain, Rapiah, perempuan Minang yang lembut, menjadi simbol keaslian budaya Timur. Konflik identitas yang dialami Hanafi berujung pada krisis pribadi dan kehancuran dalam hubungan mereka.

Tema dan Pesan Moral

Salah Asuhan menggambarkan konflik internal seorang pribumi yang terombang-ambing antara budaya Timur dan Barat. Lewat Hanafi, Moeis menyampaikan pesan bahwa melupakan jati diri dan akar budaya bisa berujung pada kehancuran. Novel ini mengkritik gaya hidup Barat yang dianggap lebih maju dan menyoroti pentingnya mempertahankan identitas budaya, terutama di tengah pengaruh asing yang mengancam nilai-nilai lokal.

Analisis Tokoh

 

  • Hanafi: Tokoh utama yang merepresentasikan pribumi yang terjebak antara dua budaya. Ia sosok ambisius dengan kompleksitas karakter; ingin bebas dari tradisi, tetapi masih terikat norma-norma masyarakat.
  • Corrie du Bussee: Simbol budaya Barat yang terbuka dan individualistis. Meski mencintai Hanafi, ia sulit menerima karakter Hanafi yang berubah-ubah dan emosional.
  • Rapiah: Mencerminkan kelembutan serta keteguhan nilai-nilai Timur. Sosoknya mengingatkan pentingnya nilai keluarga dan akar budaya.

Gaya Bahasa

Moeis menulis dengan bahasa lugas namun kaya makna. Dalam menggambarkan konflik Hanafi, Moeis menunjukkan kedalaman emosi tokohnya. Novel ini menggunakan alur maju dengan kilas balik yang memperdalam pemahaman pembaca terhadap latar belakang tokoh utama.

Kelebihan

  • Kritik sosial mendalam tentang budaya dan identitas.
  • Penggambaran tokoh yang realistis dan emosional.
  • Bahasa yang sederhana namun efektif menyampaikan pesan moral.

Kekurangan

  • Gaya bahasa yang kaku dan bertele-tele di beberapa bagian, yang sulit dipahami pembaca modern.
  • Konflik Hanafi yang berlarut-larut mungkin terasa kurang dinamis bagi sebagian pembaca.

Kesimpulan

Novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis adalah karya sastra yang mengusung tema berat mengenai identitas dan budaya dalam kisah cinta. Konflik batin Hanafi menjadi pelajaran bahwa perubahan harus tetap berlandaskan pada jati diri yang kuat. Melalui novel ini, Moeis menyampaikan pesan pentingnya menghargai tradisi dan budaya lokal di tengah zaman yang terus berkembang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image