Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alma Putri Kurniawan

Eksistensi Pertuk pada Masyarakat Sasak di Era Pengobatan Medis Modern

Pendidikan dan Literasi | 2024-10-29 06:46:59

Alma Putri Kurniawan Program Studi Sosiologi Universitas Mataram [email protected]

Pengobatan tradisional pada dasarnya merupakan cara pengobatan yang berasal dari pengalaman, keterampilan, turun temurun, yang terus diwariskan dan yang diterapkan berdasarkan normal yang berasal dari masyarakat (Utomo & Sutopo, 2020). Salah satu pengobatan tradisional yang masih dipertahankan oleh masyarakat Suku Sasak sampai sekarang adalah Pertuk. Pertuk merupakan salah satu tradisi orang Lombok yang dilakukan untuk menghilangkan sakit yang menurut kepercayaan disebabkan karena disapa atau disentuh oleh makhluk halus berupa jin (bakek berak) dan roh orang yang sudah meninggal, Pertuk berkaitan erat dengan ketemuk. Penyakit ketemuk dalam masyarakat Sasak merupakan penyakit yang menimpa seseorang akibat masuknya makhluk gaib ke dalam tubuh seseorang tersebut.

Dalam dunia kesehatan ketemuk itu bisa jadi Rasa sakit di kepala atau pemberian sinyal tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres, baik itu masalah kecil seperti kurang tidur atau masalah yang lebih serius seperti migrain, Banyak penyebab: Sakit kepala bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari stres, kurang tidur dehidrasi, hingga kondisi medis yang lebih serius.Bukan diagnosis, ketika seseorang mengatakan “saya sakit kepala”, itu belum tentu mendiagnosis suatu penyakit tertentu. Dokter perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti sakit kepala tersebut. Jadi, sakit kepala adalah gejala yang bisa mengindikasikan berbagai macam kondisi kesehatan. Tradisi pengobatan tradisional pertuk masih sering dipertahankan oleh masyarakat karena kepercayaan dan pewarisan dari generasi ke generasi.

Di zaman modern ini ilmu pengetahuan semakin berkembang, termasuk pengetahuan mengenai kesehatan, kedokteran dan farmasi. Perkembangan pengobatan medis telah menyentuh hampir semua lapisan masyarakat. Pengobatan medis semakin didukung dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan juga teknologi (Purwitasari, 2019:1). Sasak juga memiliki banyak tradisi dan kebudayaan yang beragam, salah satunya seperti pengobatan tradisional Pertuk. Menurut Max Weber pada teori aksi yang dikenal juga sebagai teori bertindak, individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsirannya atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Artinya, kepercayaan pertuk ini terhadap kesehatan tentu tidak datang dengan sendirinya, namun dibarengi dengan pengalaman masyarakat tentang bagaimana pengobatan tradisional pertuk berhasil mengobati penyakit ketemuk (rasa sakit dikepala, pusing), Keberhasilan tersebut kemudian terlembagakan secara sosial hingga menjadi tradisi yang kemudian secara turun temurun dipercaya khasiatnya dalam mengobati penyakit ketemuk.

Hal inilah yang menyebabkan masyarakat suku sasak masih melakukan dan mempercayai pengobatan tradisional pertuk di tengah era modern untuk mengobati penyakit ketemuk, Meski bersumber dari paham animisme, Animisme memiliki arti yang berbeda-beda namun memiliki maksud dan tujuan yang serupa. Kamus Besar Bahasa Indonesia memaknai animisme adalah kepercayaan kepada roh yang mendiami semua benda; pohon, batu, sungai, gunung, dan sebagainya (Pusat Bahasa, 2021: 70). Tradisi pertuk ini kemudian dimodifikasi agar dapat terus bertahan hingga sekarang. Seperti dalam praktiknya saat ini, pengobatan pertuk tidak lepas dari nilai-nilai agama, salah satunya dalam membacakan mantra yang berasal dari ayat-ayat Al-Qur’an sehingga masyarakat mempercayai adanya percampuran antara hubungan kesehatan terkait tradisi dan budaya di era modern

Teori tindakan sosial Max Weber mengkaji bagaimana Suku sasak berinteraksi dalam konteks sosial dan bagaimana tindakan mereka dipengaruhi oleh makna subjektif yang mereka berikan. Dimana tindakan tradisional, tindakan afektif, tindakan rasionalitas instrumental, dan tindakan rasionalitas nilai. Dalam konteks kesehatan, teori ini dapat diterapkan untuk memahami perilaku masyarakat terkait kesehatan. Pertuk itu sendiri menurut saya seperti Sugesti dimana anjuran yang dapat mempengaruhi emosi dan tindakan seseorang. Ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung, dengan tujuan mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan harapan tertentu, Sugesti imi digunakan dalam praktik kesehatan tradisional pertuk atau ketemuk, di mana kepercayaan terhadap penyembuh tradisional sering kali didorong oleh sugesti yang diberikan oleh penyembuh maupun oleh harapan individu itu sendiri. Inilah yang menunjukkan bahwa kepercayaan suku sasak terhadap metode penyembuhan tertentu dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk mencari perawatan kesehatan Ritual kesehatan yang diadakan dalam masyarakat.

Dalam pencarian (Raden, Wiriyana (2020) EKSPLORASI POLA PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT DESA ANYAR KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA. S1 thesis, Universitas Mataram) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertuk masih berperan dalam layanan kesehatan tradisional, Selain itu pertuk juga melibatkan ritual-ritual yang dijalankan oleh masyarakat suku sasak,Namun, eksistensi pertuk juga sedikit mengalami pergeseran karena pengaruh modernisasi dan globalisasi. Masyarakat suku Sasak dalam mempertahankan pengobatan tradisional pertuk di era modern tidak terlepas dari keyakinan dan kepercayaan terhadap nenek moyang terdahulu sehingga diyakini oleh masyarakat secara turun-temurun, Pertuk menjadi salah satu simbol masyarakat suku sasak terhadap keyakinan yang dia percaya. Ketika seseorang mengalami atau terkena penyakit ketemuk maka masyarakat Sasak mempercayai dan meyakini bahwa cara pengobatan yang paling ampuh dan manjur adalah dengan pertuk. Pada praktiknya pengobatan pertuk dilakukan oleh belian dengan menggenggam seikat rambut pasien di bagian ubun atau mahkota kepala, memutar rambut di sekitar jari telunjuk kemudian beberapa saat berbunyi meletup (pertuk), menahan diri untuk beberpa saat.. Praktik pengobatan tradisional ini tidak lepas dari pengalaman nenek moyang terdahulu sehingga diyakini oleh masyarakat Suku sasak secara turun temurun. Dengan memahami motivasi di balik tindakan kesehatan masyarakat, dan tradisi pertuk yang berhubungan dengan animisme dan tindakan sosial serta kesehatan kita dapat merancang lebih efektif, yang mempertimbangkan aspek-aspek sosial dan budaya yang mempengaruhi keputusan individu dalam menjaga kesehatan

Raden, Wiriyana (2020) EKSPLORASI POLA PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT DESA ANYAR KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA”. S1 thesis, Universitas Mataram Diunduh dari: https://dinkes.ntbprov.go.id/gen2025/ tanggal 16 September 2024. Jurnal Sukron Azhari (2021) “Eksistensi Tradisi Mertuq pada Masyarakat Sasak di Desa Wakan Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur” Jurusan Sosiologi Agama Indonesia, 2(2):111-118 Diunduh dari : https://www.ampenannews.com/2022/04/eksistensi-pertuk-pada-masyarakat-suku-sasak-di-era-modern.html tanggal 17 September 2024. Wirawan. Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma (Jakarta, Kencana Prenadamedia Grup), 79. Diunduh dari : https://kicknews.today/ketemuk-dan-ritual-sembeq-sasak-hingga-pertuk-sebagai-pelindung-dari-mahluk-supranatural/ tanggal 18 September 2024 An-Nur: Jurnal Studi Islam P-ISSN 1829-8753-E-ISSN 2502-0587 Vol. 13 No. 2 (July-December 2021) Available at: https://jumalannur.ac.id/index.php/An-Nur

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image