Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Rizqia

Stimuluasi untuk Anak Agar Siap Belajar

Parenting | 2024-10-21 10:42:19

Latar belakang

Masa pertumbuhan anak begitu penting untuk diperhatiakn oleh para orang tua. Lima tahun awal kehidupan memegang peran penting guna perkembangan anak dikehidupan sleanjutnya. Stimulusai yang tepat akan mencegah anak dari abnomalitas dan bisa memaksimalkan tumbuh kembang anak.

Seperti yang kita ketahui anak juga perlu tumbuh dan berkembang. Bertumbuh fisiknya dan berkembang kemampuannya. Terdapat beberapa masa krusial yang perlu diperhatikan orang tua agar tidak terlewat masa perkembangan. Setiap tahapan usia anak pasti memiliki tugas perekmbangan yang harus dicapai. Jika terlewat maka kita akan memiliki hutang pengasuhan dimana anak harus menuntaskan hutang tersebut. Lalu apa saja tugas perkembangan anak, berikut penjelasananya.

Tahapan perkembangan

1. Usia 0-3 bulan, mulai mengangkat kepala dan menggerakakan kekanaa dan kiri, melihat wajah, menoceh, tertawa keras, mengenali ibunya.

2. Usia 3-6 bulan, mulai tengkurap, kepala sudah bisa tegak, meraih benda, pandangan semakin luas, bisa lihat benda kecil, bisa tersenyum saat melihat hal yang menarik.

3. Usia 6-9 bulan, bisa duduk sendiri, mulai merangkak, mulai berdiri, melempar benda, mulaim membeo (ooo,mamama, paa), bermain cilukba, teput tangan.

4. Usia 9-10 bulan, mulai berjalan, mulai bediri tegap, menggengam benda yang lebih kecil, memasukkan bend ake mulut, bisa berbicara satu suku kata, tau anggota keluarga dekat.

5. Usia 11- 18 bulan, membungkuk ambil mainan, berjalan, memanggil orang tua, memasukkan benda, merengek, membujuk, menunjuk gambar, berbicara 50 kata, menyebutkan anggota tubuh, membuat suara.

Stimulus yang harus diberikan

Telah disebutkan diatas bahwa masa golden age berlangsung cukup singkat namun memiliki dampak yang luar biasa untuk tahapan kehidupan selanjutnya. Terutama pada masa perode kritis (critical periode), dimana anak perlu distimulasi agar tumbuh kembangnya maksimal. Stimulasi yang tepat akan meminimalkan abnomalitas pada anak. Lalu stimulus apa saja yang perlu diberikan pada anak? Berikut penjelasannya.

1. Stimulus Fisik, merupakan semua stimulus yang ditujuakan untuk menguatkan otot-otot bayi. Seperti menguatkan genggaman anak dengan memberikan mainan, menguatkan otot kaki dengan merangkak, berjalan di rumput. Meningkatkan koordinasi tangan dengan permainan bola, mengambil solatif yang ditempel untuk menguatkan otot jari.

2. Stimulus kognitif, semua simulusai untuk mengembangkan kognitif anak seperti bermain puzzle, bercerita, menysusun maiann, menggambar, meneganli suara, meneganli kata, bermain flash card, bernyanyi.

3. Stimulus sensorik, merupakan stimulus yang diberikan untuk merangsang sensosrik anak. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah mengenalkan tekstur pada anak, bermain cilukba, mengealkan lingkungan sekitar, menyentuh, bahkan mencium. Ibu juga bisa sering mengajak berbicara agar anak bisa lebih focus.

4. Stimulus sosio emosi, merupakan rangsangan yang diberikan pada anak agar dia lebih memahami dirinya sendiri. Stimulus yang bisa diberikan adalah sering bertanya apa yang dirasakan, mengenalkan dirinya sendiri, mengetahui namanya, mengajak bermain dengan anak disekitar rumah.

5. Stimulus kreatifitas, merupakan stimulus yang ditujukkan pada anak agar muncul kemandirian dan penyelesaian masalah. Biasanya stimulus ini akan mulai dikenalkan pada anak ketika sudah memasuki usia diatas dua tahun, dimana anak sudah mulai kuat secar fisik. Stimulus yang bisa diberikan berupa memberikan amanah kecil seperti membuangn sampah, memakai baju sendiri, menaruh botol di cucian. Ibu juga bisa melatih anak untuk berkreatifitas seperti bermain warna, menulis bahkan bereskplorasi dengan bahan-bahan di sekitar kita (ex terigu, sayur sisa, kacang-kacangan, air, pewarna makanan).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image