Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HeryWibowo

Rumusnya Sesederhana Itu: Jangan Menyerah

Gaya Hidup | 2024-10-13 21:20:49

Rumusnya sesederhana itu, yaitu jangan menyerah. Karena menyerah adalah hal paling mudah yang dapat dilakukan. Menyerah adalah pelarian paling populer. Menyerah atau tidak menyerah membedakan kita dengan orang lain. Menyerah atau tidak menyerah membedakan kita hari ini dan kita di masa lalu.

Maka, ini adalah hal penting. Ini masalah mentalitas. Menyerah atau tidak menyerah adalah masalah pilihan, yang dua-duanya mengandung konsekuensi, plus mengandung resiko. Tidak menyerah berkonsekuensi terhadap rentetan hal yang harus dilakukan, pada menit-menit selanjutnya. Berkonsekuensi terhadap ratusan rencana jangka pendek dan panjang yang harus segera disusun dan di eksekusi. Berakibat pada minimnya waktu rehat dan istirahat.

Sebaliknya, menyerah juga mengandung implikasi dan dampak. Menyerah bisa berdampak pada kesenangan dan kelonggaran waktu sementara. Namun, menyerah, pada gilirannya dapat menurunkan harga diri, status diri dan level diri. Antum menurunkan kasta Antum atau standar Antum sendiri. Sehingga berdampak pada rencana raihan selanjutnya dan rancangan target di kemudian hari.

Terbiasa tidak mudah menyerah, akan menghasilkan otot-otot pikiran positif terbangun. Terbiasa melawan kemalasan diri sendiri akan menghadiahi diri Anda kekuatan yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Namun, semua bukan untuk obsesi. Namun harus berkiblat pada misi. Misi untuk berdampak. Misi untuk bermanfaat bagi umat dan agama. Misi untuk mengoptimalkan apa yang Antum mampu lakukan. Misi yang diyakini sebagai alasan kehadiran kita di muka bumi ini. Misi yang kita mampu menghantarkan kita pada peran peradaban terbaik.

Ya, antum diciptakan untuk suatu maksud. Perjalanan hidup antum yang berliku sampai hari ini, bukan kebetulan belaka. Ada skenario besar dibaliknya. Ada amanah besar untuk ditaklukan dengan tidak menyerah. Ada langkah-langkah yang harus ditempuh dengan tidak berhenti sekedar karena kita lelah. Ada keunggulan potensi diri yang perlu terus diekspos. Ada pujian orang tua terhadap bakat masa kecil kita yang perlu terus dikembangkan.

Hidup bukan untuk obsesi ketenaran jangka pendek, namun untuk misi yang kita yakini merupakan tujuan penciptaan kita di dunia. Mentalitas tidak mudah menyerah bukan untuk kesenangan dunia jangka pendek. Ini adalah untuk menjawab keraguan kita sendiri bahwa kita sejatinya mampu menjadi sumber manfaat bagi sekitar. Bahwa kita mampu berperan positif dalam peradaban yang kita tinggali. Bahwa orang tua kita tidak sia-sia mendidik kita sampai hari ini. Bahwa kesalahan yang pernah kita lakukan, telah kita sesali dan diikrarkan tidak diulangi lagi. Bahwa kemalasan masa lalu telah dibuang jauh-jauh. Bahwa saya akan mengisi sisa hidup saya dengan tidak mudah menyerah, dalam mengisi hal-hal yang bermanfaat bagi hidup saya.

Alhamdulillah, hari ini kita masih diberikan waktu untuk berubah dan berhijrah. Masih diberikan pikiran positif untuk membangun semangat. Masih diberikan qalbu yang sehat untuk memilih mana yang baik dan buruk. Masih mampu mengendalikan mentalitas kita untuk tidak menyerah pada keadaan.

Sejatinya, semangat ini telah digelorakan oleh Nabi kita belasan abad yang lalu (hadist ini penulis kutip dari rumaysho.com:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.”

(HR. Muslim)

[Muslim: 47-Kitab Al Qodar, An Nawawi –rahimahullah- membawakan hadits ini dalam Bab “Iman dan Tunduk pada Takdir”]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image