Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HeryWibowo

Mentalitas Ana dan Antum

Gaya Hidup | 2024-09-28 08:51:19

Sesungguhnya, salah satu hal penting yang membedakan satu manusia dan manusia lain adalah mentalitasnya. Cara mereka memandang dunia sekitarnya, cara mereka membangun sikap terhadap apa yang menimpa mereka. Ya, sesederhana itu. Inilah yang membedakan satu manusia dengan manusia lain. Bukan sekedar isi dompetnya, raut wajahnya atau bahkan jabatannya. Tapi mentalitasnya, yaitu cara pandangnya terhadap dunia.

Beberapa orang melihat orang lain lebih sukses sebagai sumber kecemasan dan kekawatiran, namun sebagian yang lain melihatnya sebagai kesempatan dan peluang untuk belajar. Sejumlah individu melihat rekan-rekannya meraih sukses/promosi di kantor sebagai ancaman, bahwa dirinya akan tersingkir dan dijauhi. Namun sebagian yang lain akan melihat sebagai perputaran roda pedati yang wajar, dan tidak perlu dikawatirkan, karena akan ada waktu yang tepat untuk mencapai tempat yang tepat.

Maka, mentalitas adalah pembeda. Cara pandang adalah kuncinya. Sejumlah orang, tergelincir karena salah memanfaatkan dua nikmat yang Allah Subnahahu wa ta'ala berikan, yaitu nikmat sehat dan waktu luang. Mereka menganggap bahwa itu adalah saat berleha-leha dan menikmati kesuksesan semu yang mereka dapatkan. Sejumlah yang lain memanfaatkannya untu menuntut ilmu, khususnya ilmu agama. Mengapa? karena mereka mereka merasa bahwa panduan hidup terbaik adalah ajaran agama. Maka pemahaman agamalah yang seharusnya memandu langkah, perilaku dan bahkan memandu cara manusia berpikir dan memandang dunianya.

Panduan ilmu agama, akan mendorong manusia melihat dan memaknakan dunia dengan cara yang benar. Dunia sebagai fasilitas untuk beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, bukan untuk menjatuhkan orang lain dan berada lebih tinggi dari orang lain. Dunia sebagai fasilitas untuk bersyukur dan mensyukuri segala nikmat yang telah dberikan. Bukan untuk mengeluh serta berkeluh kesah pada siapapun yang dikenal. Dunia sebagai fasilitas untuk memusatkan perhatian pada Sang Pencipta, memastikan memohon pertolongan hanya kepada Sang Pencipta dan minta ditunjuki jalan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Maka, di zaman dimana seluruh racun pemikiran hadir melalui gadget, kita perlu selalu menjaga pola pikir dan mentalitas kita. Berpegang teguh terhadap bagaimana Agama mengajarkan kita untuk berpikir. Berpedoman kuat pada apa kata Agama tentang makna sukses, makna kebahagiaan dan makna bersyukur. Hati-hati, salah konsep tentang hal-hal penting dalam kehidupan, maka kita terseret pada langkah yang salah.

Maka, terus bersihkan hati dan pikiran, agar mampu membedakan pengaruh buruk dan pengaruh baik. Bisa jelas memisahkan mana yang mengajak pada kebenaran dan pada keburukan. Jaga mentalitas bersih dan positif. Mohon ditunjukki jalan lurus kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image