Dari Minder Jadi Trainer Bersama KTP
Edukasi | 2024-10-13 15:14:53Apa yang muncul di benak Anda saat mendengar kata "Trainer"? Mungkin sosok yang ahli dalam melatih dan membantu orang lain mengembangkan keterampilan, bukan? Ya, Anda benar! Seorang trainer memiliki peran penting dalam mengasah kemampuan orang lain sesuai dengan keahliannya.
Tapi, apakah semua orang bisa menjadi Trainer? Jawabannya, tentu saja bisa! Salah satu caranya adalah dengan mengikuti pelatihan khusus atau bergabung dengan komunitas yang fokus pada pengembangan keterampilan menjadi Trainer.
Dalam dunia pelatihan, komunitas ini sering disebut sebagai Community of Practice (CoP). Secara sederhana, CoP adalah sekumpulan orang yang berbagi profesi dan minat pada topik tertentu, berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk saling belajar.
Menurut Etienne Wenger dalam bukunya berjudul "Communities of Practice: Learning, Meaning and Identity" tahun 1998, CoP adalah kelompok yang berbagi kepedulian pada suatu topik, belajar bersama, dan secara rutin mendiskusikan hal-hal yang bisa membuat mereka lebih baik.
Nah, konsep ini diterapkan oleh Komunitas Trainer Pemula (KTP), sebuah komunitas yang fokus pada transfer of knowledge untuk membantu orang-orang menjadi Trainer. Didirikan oleh Ranji Landrito, seorang pemuda hebat dengan passion tinggi terhadap pengembangan kompetensi diri dan komunikasi serta telah mendirikan beberapa komunitas pelatihan dan public speaking di Indonesia. KTP sendiri bertujuan menjadi platform pembelajaran dan mentoring bagi pembicara pemula yang ingin menginspirasi banyak orang melalui sebuah panggung bicara.
Salah satu program unggulan KTP yang sangat menarik perhatian adalah Speak Improvement Program (SIP), yang kini sudah memasuki edisi ketiga dan telah dimulai sejak tanggal 3 Agustus 2024 lalu. SIP dirancang khusus untuk memperkenalkan dunia trainer kepada peserta, membantu mereka yang ingin mengejar karier sebagai Professional Trainer atau Pembicara Publik. Program ini memberi panduan dan referensi bagi siapa pun yang berminat terjun ke dunia pelatihan.
Dengan tema yang provokatif, "Dari Minder Jadi Trainer," SIP edisi ketiga ini telah diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari mereka yang penasaran dengan dunia trainer hingga mereka yang sudah berpengalaman di bidang pelatihan. Bahkan, beberapa peserta batch III ini sudah berprofesi sebagai trainer di tempat lain dengan keahlian masing-masing.
Untuk mengikuti program tersebut, peserta harus serius dan mengikuti setiap tahapan dengan aktif. Meski kegiatan ini gratis, kualitas mentornya bukan kaleng-kaleng atau tak perlu diragukan lagi. Para mentor yang terlibat, memiliki jam terbang tinggi dan berpengalaman luas di dunia pelatihan.
Empat mentor luar biasa yang tergabung dalam Speak Improvement Program (SIP) adalah sosok-sosok inspiratif di bidangnya. Pertama, ada Fuzna Marzuqoh, seorang Trainer berpengalaman yang telah malang melintang di dunia pelatihan, komunikasi dan penyiaran. Tidak hanya itu, bunda Fuzna begitu para peserta memanggilnya, merupakan Trainer yang telah tersertifikasi sebagai Master Trainer BNSP RI, menjadikannya figur penting dalam dunia pengembangan keterampilan.
Selanjutnya, ada Mirza Al-Bantany, atau yang akrab disapa Kang Mirza. Beliau adalah seorang Spiritual and Mental Wellness Trainer sekaligus sebagai Public Speaking Coach. Dengan pendekatan yang mengedepankan keseimbangan mental dan spiritual, Mirza telah membantu banyak orang meningkatkan kepercayaan diri mereka di depan umum.
Mentor yang ketiga adalah M. Hafiz Ona Hadi Putra, seorang Master Trainer BNSP RI yang tak asing dengan dunia pelatihan komunikasi dan Public Speaking. Pengalamannya yang luas telah membuatnya menjadi mentor yang siap membantu peserta SIP meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum dengan cara yang efektif. Dan terakhir, ada Elvaro Islami Muryadi, seorang trainer muda yang penuh semangat dan kaya pengalaman di bidang MC dan Public Speaking. Saat ini, Elvaro tengah menempuh studi doktoral di Khon Kaen University Thailand.
Dalam Speak Improvement Program, para peserta diajak untuk memulai perjalanan mereka dengan semacam audisi ala-ala "X-Factor". Di sini, peserta diberi kesempatan singkat untuk menampilkan kemampuan mereka dalam menyampaikan materi pelatihan. Menariknya, setiap mentor akan memilih "anak didik" yang mereka rasa punya potensi terbaik untuk diasah lebih lanjut.
Setelah dipilih oleh mentor masing-masing, perjalanan peserta pun dimulai. Setiap minggu, mereka diwajibkan mengikuti pelatihan daring dengan tema yang berbeda dari setiap mentor. Empat kali pertemuan berlangsung, dengan masing-masing mentor membagikan ilmu dan pengalaman berharga. Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Setelah sesi materi selesai, peserta diberikan waktu sekitar satu bulan untuk bersiap menghadapi proyek final mereka dengan bimbingan intensif dari para mentor.
Di final project batch III ini, 26 peserta yang telah lolos akan membawakan materi sesuai bidang keahlian mereka. Dari 21 September hingga 20 Oktober 2024, setiap Sabtu malam, tepatnya mulai dari jam 8 sampai dengan jam 10 malam, mereka akan menyampaikan topik mulai dari pendidikan, pengembangan diri, presentasi, kesehatan mental, hingga kewirausahaan. Semua dilakukan secara daring, dan dapat diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan gratis.
Setelah seluruh final project selesai, para mentor akan memberikan evaluasi serta masukan untuk membantu para peserta menjadi trainer yang lebih baik lagi. Proses ini bukan hanya soal berbicara di depan umum, tetapi juga soal mempersiapkan mental dan kompetensi agar mereka bisa menjadi trainer yang berpengaruh dan menginspirasi.
Jadi, jika Anda ingin mengubah rasa minder menjadi percaya diri, Speak Improvement Program dari Komunitas Trainer Pemula bisa menjadi langkah awal yang tepat. Cari tahu lebih banyak di akun Instagram @komunitastrainerpemula dan segera daftarkan diri Anda di Speak Improvement Program Batch IV. Siapa tahu, panggung besar berikutnya adalah milik Anda!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.