Batas Tipis Antara Imajinasi dan Reality dalam Novel Fish in The Water
Sastra | 2022-02-15 14:23:03Aku suka cover bukunya yang menampilkan laut dengan bangku kayu yang terapung dengan tone warna biru kehijauan.Novel yang dikarang oleh Lee Chanhyuk sendiri memiliki cerita tentang batas yang tipis antara imajinasi dan dunia riil lewat ketiga tokohnya, Seon, Hae-Ya dan Yangi.
Seon seperti sosok penulis buku ini, Lee Chanhyuk, yang di dunia nyata adalah penyanyi dan pencipta lagu. Suatu ketika ia tergoda dengan keinginan menjadi seniman. Ada banyak definisi seniman, namun ia menyukai pendapat seorang kawannya, Kata kawannya itu seniman adalah orang yang menepati kata-katanya.
Berbulan-bulan ia pun melakukan perjalanan untuk berjumpa dengan seorang seniman yang bisa mengetuk hatinya, hingga ia berjumpa dengan seorang gadis yang mencintai laut. Hae-Ya mencintai laut karena baginya laut itu memiliki suara indah yang seperti musik.
Novel ini tidak linear, ada flashback, kemudian maju mundur sesuka hati si penulis. Sebagian kisahnya kurang jelas apakah hanya dalam angan-angan Seon atau memang kejadian nyata. Ya, ada banyak hal yang pembaca diminta untuk menafsirkannya sendiri.
Novel ini sendiri perpaduan antara puisi dan prosa. Diawali dengan puisi, penutup juga diakhiri dengan puisi tentang laut dan berlayar. Ini seperti lirik-lirik dalam lagu. Halus dan menyentuh.
Jalan cerita novel ini bukan favoritku, namun aku suka akan diksi dan rima dalam puisi-puisinya. Pastinya tidak mudah bagi penerjemahnya, Lingliana, untuk menemukan kata-kata yang pas dalam bahasa Indonesia.
Detail Buku:
Judul: Fish in The Water
Penulis: Lee Chanhyuk
Penerjemah: Lingliana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2021
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.