Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HeryWibowo

Menyambut Kurikulum Merdeka, dengan Membangun Mentalitas Pengemudi Merdeka

Eduaksi | Monday, 14 Feb 2022, 08:54 WIB

Membangun Mentalitas Pengemudi menghadapi Kurikulum Merdeka

Indonesia bangkit dan bergerak melawan pandemi. Sebagai upaya mengatasi semakin besarnya ‘learning loss’ selama masa Pandemi, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membangun skema kurikulum baru yang dinamakan kurikulum merdeka. Rancangan ini sebenarnya tidak terlalu baru, melainkan penyempurnaan dari kurikulum prototipe (Republika.co.id). Sungguh sebuah kebijakan yang patut disyukuri bersama, mengingat Indonesia membutuhkan model dan kerangka baru dalam memajukan dunia pendidikan. Hempasan badai Covid 19 selama dua tahun kebelakang, seakan mendorong setiap insan, khususnya pemangku kepentingan bidang pendidikan untuk membuka mata, hati dan pikiran demi perbaikan layanan pendidikan.

Maka, seyogianya bangsa Indonesia perlu sangat bersemangat menyambut kebijakan ini. Kurikulum Merdeka dalam hal ini hadir untuk memberikan ‘kemerdekaan’ yang lebih besar bagi para pengajar dan pendidik untuk berkreasi menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik. Kebijakan ini, tentunya juga memberikan ruang kreasi yang lebih luas untuk melakukan adaptasi terhadap ragam situasi yang terjadi, dimana tingkat keparahan pandemic sangat sulit diprediksi, sehingga terkadang siswa harus belajar dirumah, atau di sekolah.

Selanjutnya, jelas bahwa hadirnya kurikulum merdeka 2022, yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum protoripe, memberikan keleluasaan yang lebih besar bagi para pendidik dan institusi pendidikan untuk “menyederhakan bahan pengajarannya, dengan berfokus pada capaian pembelajaran”. Ini adalah momentum peningkatan kualitas pendidikan Indonesia, jika dimaknai dengan baik serta disikapi dengan ‘agile’ (cepat, lincah, adaptif dan tankas).

Mentalitas Pengemudi

Namun demikian, kuncinya adalah tetap pada mentalitas dari pemangku kepentingan bidang pendidikan itu sendiri. Daya dorong dan daya gerak ada pada pimpinan institusi pendidikan, beserta para pengajar di lapangan. Seberapa jauh mereka bersiap menjadi “subjek yang pegang kendali’, alih-alih menjadi ‘objek yang hanya pasrah pada keadaan’.

Maka disinilah diperlukan mentalitas dan pola pikir pengemudi. Profesor Renald Kasali, dalam ragam forum dan karya ilmiahnya seringkali menjelaskan bahwa mentalitas pengemudi berciri antara lain, pegang kendali, siap mengendalikan resiko, wajib tahu jalan, serta tidak boleh mengantuk ketika sedang mengendarai kendaraan. Sebaliknya mentalitas penumpang, dicirikan oleh kondisi yang santai, tidak harus tau jalan, tidak wajib merawat kendaraan, mental dilayani, yang penting saya diantarkan sampai ke tujuan dan lain-lain. Makna, kendaraan untuk membangun kualitas pendidikan sudah disediakan, hanya saja apakah para individu didalamnya sudah bermental pengemudi? Sudahkan mereka siap mengendarainya? Atau hanya 'santai' menjadi penumpang, menunggu sang 'driver' pergi kemanapun ia suka?

Berbasis paparan dimuka, maka jelas bahwa ruang kreasi kurikulum, untuk membangun Indonesia yang jauh lebih baik, wajib dipegang oleh mereka yang bermentalitas pengemudi, serta mengetahui jalan dan visi yang hendak dituju. Insan pendidikan wajib pegang kendali dengan benar, dan mengemudikan instansi pendidikannya (dari Paud sampai Perguruan tinggi) ke sasaran yang dicitakan bersama. Dengan demikian, harapan akan terbangunnya pendidikan yang mampu mencetak generasi emas masa depan akan semakin di dalam genggaman. Mari songsong pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image