Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indar Cahyanto

Giat Belajar Warna-Warni hidup

Guru Menulis | Saturday, 12 Feb 2022, 00:53 WIB

Warna kehidupan manusia yang hidup di dunia ini penuh warna dan pesona. Warna itu mengikuti irama giat hidup yang dilakukan oleh manusia. Membentuk suatu identitas warna yang melekat dalam dirinya. Sehingga dia menjadi simbol karakter yang terlihat oleh sesama manusia dengan warna yang khas dan jelas melekat dalam dirinya.

Adanya symbol-simbol warna yang terlihat disitulah timbul adanya benih-benih masalah kehidupan yang harus dijalaninya. Manusia yang memiliki warna khas tidak bisa diam dengan kebanggan dan hasil yang diperolehnya. Bergerak untuk menumbuhkan warna-warna yang baru menjadi satu kesatuan yang berbeda corak warnanya.

Ketika perjalananan hidup itu ditambatkan dengan ide dan gagasan disusun secara struktur yang baik. Memberikan kesan hidup itu penuh dengan penguatan karakter yang optimal dan pengusaan emosi diri. Maka sejatinya dia telah selesai dengan problematika kehidupan pribadinya sendiri tanpa ada rasa mengeluh atau mengejar sesuatu yang belum tercapai.

Dalam giatnya manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Karena bagian warna dasar yang ada melekat dalam dirinya sebagai makhluk sosial. Manusia diharapkan bersosialisasi sebagai bagian pembelajaran hidup mengenal jiwa orang lain dan alam raya. Mengenal darimana manusia itu berasal dan untuk apa proses giat hidupnya di alam dunia.

Proses sosialisasi merupakan bagian pembelajaran kehidupan secara langsung diajarkan Allah kepada manusia di dunia. Pembelajaran kehidupan yang dapat menuntun manusia menjadi pribadi baik dari tutur kata dan perbuatan. Itulah menjadi warna yang membentuk pribadi yang unggul dan selesai dengan dirinya. Dan tidak melibatkan orang lain dengan urusan pribadinya untuk hal yang tidak penting.

Menjadi pribadi yang unggul dan penuh warna memiliki kemampuan mengelola, mengatur giat kehidupan untuk dirinya, keluarga dan masyarakat. Pribadi yang hadir membawa perubahan ide dan gagasan dengan karya inovasi bagi kebermanfaatan bersama. Dia hanya berfikir karya untuk bisa dimanfaatkan untuk orang banyak dan kelak akan mengantarkannya ke Surga.

Berjalan dengan Warna

Di dalam rotasi kehidupan manusia dibatasi oleh waktu dimana sehari semalam waktu kita habiskan selama 24 jam. Terbagi menjadi 12 jam menunjukkan waktu siang dan 12 jam menunjukkan waktu malam Serta dipisahkan oleh situasi, tempat dan keadaan dimana manusia itu mampu menjalani aktifitasnya. Dengan beragam kegiatan yang mendukung pengembangan diri manusia itu sendiri.

Kehidupan manusia yang memiliki keberagaman dan diciptakan manusia oleh Allah dari berbagai macam bentuk warna kulit bahasa untuk saling mengenal satu sama lainnya. Kehidupan yang dijalani dan dilakukan dengan penuh kasih sayang dan saling tolong menolong bukan untuk menghujat dan berburuk sangka kepada sesama

Firman Allah SWT dalam Surat Al Hujarat ayat 13 yang artinya. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Sebagai contoh dalam hidup kita terkadang ada seorang hamba yang beriman kepada Allah masih terpedaya dengan pangkat, jabatan dan kekuasaan serta harta kekayaan. Sehingga kehidupan mereka terbelenggu dengan hanya sekedar retorika hidup dan hanya sekedar dibibir saja bukan bersumber dari dalam hati dan pedoman dalam kitab suci Al Quran. Maka banyak waktu yang terbuang dengan percuma tanpa ada rasa keindahan.

Kita tak pernah melihat bahwa semua yang pernah di dapat akan kembali kepada Sang Pencipta Allah SWT. Diambil segala kenikmatan di dunia yang pernah diperoleh baik secara cepat maupun lambat serta kita manusia tak bisa menghindar dan menolak hal itu. Semuanya kalau takdir Allah sudah berkehendak maka semuanya akan hilang dalam sekejab.

Warna keindahan itu harus dirawat dengan baik oleh kita sebagai seorang hamba. Jangan sampai keindahan itu dicabut kenikmatan oleh Allah SWT. Karena ada perilaku kita yang melanggar ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT melalui kalam Allah dalam kitab suci Al Quran. Seperti kita lalai untuk beribadah kepada Allah untuk melaksanakan perintah sholat 5 waktu, lalai untuk bersedekah, lebih sering ,menggunjing dan memecah belah melalui ucapan yang tak pantas.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian untuk menyembah-Nya, dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah. Dia pun membenci tiga hal bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya (qiila wa qaal), banyak bertanya, dan membuang-buang harta.” (HR. Muslim, no. 1715) Sumber https://rumaysho.com/12949-kiat-manajemen-waktu-1.html

Oleh karena itu maka perlu hidup kita untuk ditata kembali agar allah ridho dengan apa yang kita lakukan di dalam kehidupan di dunia. Dan kita sebagai hamba bisa melaksanakan segala perintah Allah tanpa ada keterpaksaan. Timbul rasa kesadaran baru dari hati untuk selalu taat kepada perintahNya. Kalau Allah SWT memanngil untuk sholat melalaui Adzan segera berangkat untuk melaksanakan perintahNya.

Berjalan dengan warna kehidupan yang indah seperti membina kehidupan tetangga dengan baik, menjaga lisan, menjaga kenyamanan dan tidak menimbulkan kegaduhan, membangun kebersamaan bersama keluarga serta masyarakat. Merupakan bagian warna yang harus dipelihara sebagai bagian wujud ibadah kepada Allah SWT.

Belajar untuk membangun Warna

Sebagai seorang hamba kita dituntut untuk selalu belajar dan terus belajar dalam memperbaiki kehidupannya. Tak boleh berhenti untuk belajar karena didalamnya ada proses berfikir dan proses berliterasi. “Aku Berfikir maka Aku ada” begitulah para filsuf mengatakan dalam membangun dan mengembangkan dirinya. Ada proses belajar di dalamnya dalam mengembangkan ide dan gagasan itu.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia belajar itu berasala kata “ajar” yang merupakan petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut), berguru kepalang, bagai bunga kembang tak jadi, ilmu yang dituntut secara tidak sempurna, tidak akan berfaedah; kemudian Belajar berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu: adik ~ membaca; 2 berlatih: ia sedang mengetik, murid-murid itu sedang karate; 3 berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman;~ jarak jauh cara belajar-mengajar yang menggunakan media televisi, radio, kaset, modul, dan sebagainya, pengajar dan pelajar tidak bertatap muka langsung, tuntas pendidikan (pengajaran) yang dilakukan secara menyeluruh hingga siswa berhasil.

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons. https://id.wikipedia.org/wiki/Belajar

Dalam proses belajar yang dibangun adanya stimulus atau yang diberikan oleh seorang guru, dosen atau pengajar kepada peserta didik atau kepada peserta pelatihan yang mengikuti tahap pembalajaran. Ransangan atau stimulus agar peserta didik dapat berfikir dalam memahami persoalan yang sedamg dikaji untuk dapat dinilai dan diukur. Adanya respon dari pserta didik maka akan timbul komunikasi dua arah.

Dengan belajar maka akan terjadi pembiasaan untuk berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat serta sesuai dengan pedoman yang terdapat dalam kitab suci Al Quran. Pembiasaan membangun warna yang baik harus dibiasakan sejak kecil atau dibiasakan dari rumah pada awalnya. Seperti makan, sholat lima waktu, belajar membaca Al Quran, membantu orangtua dan lain sebagainya. Kalau pembiasan tersebut ajeg dan terbiasa maka akan mudah untuk menyerap pembelajaran yang lainnya.

Kemudian di sekolah dalam tatanan pendidikan formal proses pembelajaran dikembangkan untuk membangun intelektual dengan kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler. Ditambah dengan penguatan literasi dan ketrampilan menulis, menggambar, atau mencipta suatu karya atau ide yang dapat bermanfaat. Bisa juga belajar bersama di alam terbuka dengan berkemah, mengunjungi museum, perpustaakan dan lain sebagaimya.

Terbangun karakter penuh dengan warna yang didasari atas dasar ide dan gagasan yang dibangun perlu bebebarapa hal yang harus dilakukan. Pertama, pembiasaan literasi sangat penting karena mereka akan banyak mengenal sesuatu informasi yang baru terutama literasi digital dengan pendekatan keilmuan. Artinya anak dikenalakan dengan e book, permainan online yang mendidik, atau penggunaan konten media pembelajaran yang tak membosankan. Kedua, Kreatif dan inovatif dibutuhkan pada masa era tekonologi saat ini. Guru atau pengajar yang terlebih dahulu untuk kreatif baru setelah itu diimbaskan kepada peserta didik. Kreatif dan inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran.

Penutup

Giat kehidupan yang penuh warna butuh disikapi dengan bijak oleh kita manusia yang selalu berfikir dan selalu bergerak untuk mewarnai atau diwarnai dalam aktifitas kehidupannya. Dia manusia akan selalu belajar untuk memahami segala macam persoalan kehidupan yang tentunya dibatasi oleh ruang dan waktu. Adanya pembatasan tersebut bukan berarti manusia terkukung oleh keadaan tapi dia terbangun sigap untuk bergerak dinamis.

Warna kehidupan kitalah yang membuat lebih banyak dengan melakukan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain. Bukan sebaliknya kita mengikuti warna irama orang lain yang terkadang membuat kita terjebak kepada pengkultusan diri individu. Membangun manusia merdeka dengan ide dan gagasannya perlu banyak dituangkan dalam spirit literasi dan pembiasaan pengembangan diri. Manusia merdeka merupakan manusia yang memiliki semangat krestif dan inovatif menghasilkan karya yang bermanfaat.

Literasi merupakan jalan untuk membangun warna kehidupan dan mengubah cara pandang yang berorientasi kepada sandaran ilmu pengetahuan. Menajamkan pena untuk berlitasi bagian perintah Allah dalam kitab suci Al Quran. Perintah Allah bagian dari petunjuk bagi manusia yang beriman untuk menajamkan akal pikirannya.

Kata perintah “bacalah!” merupakan firman pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Wahyu Alquran mulai turun pada malam 27 Ramadan 611 Masehi, ketika Rasulullah sedang tafakur di Gua Hira dekat Makkah. Kita tahu bahwa Muhammad adalah buta huruf. Diceritakan bahwa Nabi Muhammad menjawab lima kali, “Aku tidak bisa membaca.” Namun, wahyu bersikeras bahwa dia harus membaca. “Apa yang harus aku baca?” Rasulullah akhirnya bertanya. “Bacalah!” demikian jawaban wahyu, “Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu Maha Pemurah; yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. al-‘Alaq [96]: 1-5). https://mojok.co/esai/perintah-alquran-ihwal-membaca-dan-menulis.W

arna kehidupan dengan banyak membaca dan berliterasi maka akan membebaskan diri kita dari hal yang tidak tau menjadi tau. Banyak belajar untuk selalu tetap berliterasi membangun gagasan baru dengan kreatifitas dan inovasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image