3 Hal Penting Untuk Dibaca
Gaya Hidup | 2022-02-10 08:57:50Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia. Dari semua makhluk di dunia ini, cuma manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca.
Ada 3 hal penting yang wajib kita baca di dunia ini agar hidup ini bermakna, bermanfaat dan bahagia, yaitu baca Al-Qur’an, baca diri, dan baca alam
Baca Al-Qur’an
Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, QS al-‘Alaq 1-5 sejatinya membawa pesan penting agar manusia memiliki budaya literasi. Dan tentunya yang pertama wajib dibaca adalah Al-Qur’an yang merupakan petunjuk hidup dari Sang Pencipta manusia. Ya, Al-Qur’an adalah buku petunjuk untuk manusia dalam mengarungi perjalanan kehidupannya
Manusia saja jika dia membuat barang akan melengkapinya dengan buku petunjuk. Gadget anda yang digunakan untuk membaca artikel ini tentunya juga dilengkapi dengan buku petunjuknya. Motor dan mobil anda pun demikian. Semakin canggih barang yang diciptakan maka buku petunjukknya akan semakin penting bagi penggunanya. Dan yang pasti, buku petunjuk barang A tidak bisa digunakan untuk barang B meskipun barangnya sejenis misalnya mobil. Apa jadiya jika ada kerusakan di mobil X namun memperbaikinya menggunakan buku petunjuk dari mobil Y. Bukannya bener malah bisa tambah rusak.
Demikian pula halnya dengan manusia. Dengan cinta kasih dan sayang-Nya, manusia diciptakan serta dilengkapi dengan buku petunjuknya berupa Al-Qur’an. Karena yang menurunkan Al-Qur’an adalah Allah yang menciptakan manusia, sudah pasti buku petunjuknya tersebut tidak akan salah bagi manusia. Namun sebaliknya jika kita berpedoman pada buku petunjuk hidup yang lain, tentunya tidak akan sesuai untuk kita sebagai manusia seutuhnya. Manusia yang bukan hanya fisik, tapi juga dilengkapi dengan hati dan ruh.
Selain manfaat utama sebagai petunjuk atau pedoman hidup, banyak manfaat lainnya dari membaca Al-Qur’an bagi manusia yang percaya. Al-Qur’an sebagai syifa (obat atau penyembuh), memberikan ketenangan ketentraman hati, penjagaan dari kejahatan jin dan manusia. Dan tentunya akan membawa manusia kepada keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
Baca Diri
Manusia diciptakan Allah dengan sebaik-baik ciptaan. “Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.“ (QS At-Tin: 4). Manusia diciptakan dengan anatomi yang sebaik-baiknya. Salah satu keistimewaan kita sebagai manusia diantaranya adanya organ dalam tubuh yang sangat menentukan, yaitu otak (brain) sebagai sentral kendali yang mengontrol seluruh gerakan dan indra kita. “dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan” (QS. Azzariyat:21)
Adanya otak membuat kita dapat berpikir atau mempunyai akal. Kita diberi hawa nafsu, kita pun dianugerahi akal untuk mengendalikannya. Dan dalam beragama kita pun membutuhkan logika dimana akal berperan penting. Akal merupakan anugerah paling tinggi nilainya bagi makhluk yang namanya manusia.
Dengan akal kita pun bisa membaca potensi positif dan kecerdasan kita cenderung ke arah mana. Menurut Howard Gardner (penemu kecerdasan majemuk), kecerdasan manusia itu bersifat majemuk (multiple intelligence) dimana setiap orang memiliki kecenderungan, kelebihan, dan potensinya masing-masing yang disesuaikan dengan kategori dan kemampuan yang menonjol dalam dirinya.
Multiple Intelligence yang dikemukakan Gardner terdiri dari kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinstetis, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan anda cenderung ada dikategori manakah?
Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda. Perbedaan ini memungkinkan seseorang untuk mengembangkan kecerdasannya sesuai dengan karakter bawaannya. Selanjutnya perlu banyak latihan untuk mengasah dan melejitkan potensi kecerdasan masing-masing. Mencapai prestasi dan ujungnya menggapai kesuksesan di dunia dan akhirat. “Katakanlah (Muhammad), setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing. maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya” (QS. Al-Isra‟:84)
Baca Alam
Secara garis besar, segala sesuatu sudah Allah jelaskan dalam Al-Qur’an. Tinggal kita menggalinya lebih lanjut untuk membuktikan kebenaran ayat-ayat Allah tersebut. Selain itu Al-Qur’an juga merupakan sumber inspirasi untuk membangun peradaban berkemajuan.
Dalam sejarah jaman keemasan Islam, kita dapati banyak muncul para ilmuwan muslim yang melakukan pencarian dan penelitian ilmu-ilmu pengetahuan karena termotivasi dan informasi dari Al-Qur’an. Hasil penelitian dan pengembangan ilmu-ilmu tersebut membuktikan bahwa Islam bukan hanya sekedar wacana. Islam adalah rahmatan lil ‘alamin yang membumi dan berdaya guna bagi umat manusia.
Oleh karena itu selain membaca Al-Qur’an dengan bahasa arabnya, kita juga perlu untuk memahami artinya agar pesan-pesan dan informasi yang dikandungnya dapat kita pelajari lebih lanjut. Tentunya untuk dapat mempelajari lebih lanjut dengan membaca buku-buku pengetahuan dan membaca alam (meneliti) secara langsung. Karena sejatinya pesan Iqra’ (dari ayat 1 sampai 5) tidak hanya membaca, tapi juga pesan berpikir kritis, kreatif serta penelitian.
Umat Islam dewasa ini khususnya di negara kita termasuk yang daya literasinya rendah. Berdasarkan survei Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019, Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi. Dengan kata lain negara kita termasuk dalam 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Rendahnya budaya baca mengakibatkan pola berpikir yang masih rendah (LOTS). Pola pikir yang rendah menyebabkan kurang terasahnya kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikatif, dan kolaboratif (4C). Akibat selanjutnya negara kita rendah dalam indeks pembangunan SDMnya, juga rendah inovasi dan daya saingnya.
Rendahnya daya baca juga menyebabkan kita tidak mempunyai banyak pengetahuan dan wawasan terkait kekayaan alam dan pemanfaatannya. Penelitian terhadap sumber daya alam di negri kita juga belum maksmal dilakukan karena masih sedikitnya peneliti.
Data UNESCO pada 2016 menyebutkan bahwa kuantitas periset di negeri ini adalah yang paling sedikit di antara negara-negara anggota G-20. Masih menurut sumber tersebut, rasio jumlah periset di Indonesia, yaitu 89 peneliti per 1 juta penduduk. Bandingkan dengan Singapura yang memiliki 6.658 peneliti per 1 juta penduduk.
Maka tidak heran sumber daya alam yang melimpah di negari kita justru dimanfaatkan dan “dikuasai” oleh orang asing. Negara belum maksimal dan punya PR memanfaatkan kekayaan alam negeri pertiwi untuk dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyatnya seperti yang diamanatkan dalam undang-undang dasar.
Maka sudah saatnya budaya baca kita hidupkan bersama. Diawali dengan membaca kalam ilahi dan memahami artinya, dilanjutkan membaca diri untuk menemukan potensi-potensi terbaiknya, serta diasah dengan membaca alam agar menghasilkan suatu kemaslahatan untuk kita semua.
Generasi milenial (pemuda) dan generasi Z (para pelajar dan mahasiswa) sebagai populasi terbesar menjadi tantangan yang harus disukseskan dalam gerakan literasi yang sudah digaungkan. Peran serta dan sinergi para orang tua, guru, masyarakat, dan tentunya pemerintah sangat diharapkan agar gerakan literasi berjalan dan berdaya guna. Yuk ah jadikan membaca sebagai gaya hidup.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.