Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Iqbal Maulana MH

PTM Dihentikan: Guru, Siswa dan Orang Tua Menjerit

Lomba | 2022-02-09 07:08:13
Sumber: fixabay.com

Perjalanan pendidikan di Indonesia dua tahun terakhir maju mundur akibat Covid 19. Bagaimana tidak, guru dan siswa diberikan tugas dan tanggung jawab yang lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selain menguras waktu, PJJ bagi sebagian orang tua, guru dan siswa mampu menguras kantong lebih besar untuk membeli kuota belajar. Walaupun ada bantuan subsidi kuota internet dari Kemendikbudristek untuk siswa, namun hal itu tidak mengurangi pengeluaran anggaran rumah tangga keluarga papa.

Semenjak diumumkan telah terjadi penurunan kasus Covid 19 pada pertengahan tahun 2021. Pemerintah, dalam hal ini mas Menteri, mas Nadiem, memberikan kelonggaran kepada sekolah untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) bagi satuan tingkat pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Awal diberlakukan PTMT, orang tua siswa cemas akan terpaparnya Covid 19 kepada anak-anak mereka di sekolah. Berdasarkan hal tersebut, akhirnya pemerintah melakukan inisiatif untuk melakukan vaksinasi kepada para siswa siswi yang berusia antara 6-11 tahun. Ini menjadi salah satu syarat warga sekolah untuk diberlakukannya PTM 100%. Tujuannya adalah untuk mengurangi gejala dan menurunkan risiko kematian akibat Covid 19. Sekali lagi, vaksinasi bukanlah satu-satunya pemutus mata rantai Covid 19, melainkan hanya mengurangi gejala dan risiko kematian akibat terpapar virus tersebut.

Memasuki awal pembelajaran semester 2 tahun pelajaran 2021/2022, setelah 2/3 warga sekolah melakukan vaksinasi, akhirnya pemerintah memberikan instruksi stakeholder untuk melakukan PTM 100% bagi daerah yang memiliki persentase rendah kasus positif Covid 19, atau minimal daerah tersebut berada di level 1 dalam penanganan kasus Covid 19.

Guru, siswa dan orang tua sangat bahagia mendengar kabar baik tersebut. Guru dan siswa kembali beraktivitas melakukan pembelajaran di kelas. Rasa rindu selama dua tahun mulai terobati. Guru mulai memberikan pembelajaran yang berkualitas dan terstruktur. Meskipun warga sekolah telah divaksinasi, pembelajaran tatap muka dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat, di antaranya, mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Selama 6 bulan PTM dilakukan secara berkala mulai dari persentase siswa 30%, 50% hingga yang terakhir 100%. Ketika persentase siswa sekolah 100% beberapa bulan terakhir, hari ini tanggal 7 Februari 2022, PTM kembali dibekukan dan dikembalikan kepada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal tersebut dilakukan oleh karena terjadinya lonjakan kasus Covid 19 varian Omikron yang tengah melonjak di beberapa daerah di Indonesia. Kejadian ini tentu menuai kontroversi dan menuai kesedihan bagi guru, siswa dan orang tua.

Sumber: fixabay.com

Siswa, guru dan orang tua menjerit dan merintih terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Bagaimana tidak, di dalam PTM, guru, siswa dan orang tua mulai tenang dan nyaman dalam melaksanakan tugas belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. Namun, akibat terjadi lonjakan kasus Covid 19 varian Omikron, maka mereka mulai memutar otak kembali untuk memenuhi kebutuhan sekunder anak-anak mereka, yaitu kebutuhan untuk membeli kuota internet sebagai penunjang kebutuhan belajar secara daring bagi para siswa.

Akibat kebijakan pemerintah tersebut, ada salah satu orang tua/ wali siswa, bertanya kepada salah seorang guru “Pak, anak saya ini kan sudah divaksin hingga dua kali, namun kenapa kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan PJJ kembali?”, “Apa fungsi vaksin itu pak, jika setelah divaksin pembelajaran tetap dilakukan dengan daring?”.

Dengan tersenyum manis, guru tersebut membalas pertanyaan yang diajukan dan memberikan sedikit pemahaman kepada orang tua /wali siswa itu.

“Ibu, anak ibu dan siswa yang lain di sekolah ini memang sudah hampir 80% telah divaksin. Akan tetapi, vaksin tersebut tidak dapat mencegah seseorang dari terpapar virus Covid 19. Fungsi vaksin adalah untuk mengurangi gejala sakit akibat terpapar Covid 19 dan risiko kematian mendadak.” Imbuh sang guru.

Akhirnya orang tua tersebut paham dan menerima dengan legawa kebijakan yang diambil pemerintah pusat untuk memberlakukan PJJ kembali.

Yakinlah bahwa, di setiap bencana yang menimpa kita di muka bumi ini, pastilah ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Keep smile dalam menjalankan tantangan dan ujian kehidupan yang tengah menimpa bangsa Indonesia. Lejitkan potensi dan mulai hidup berdampingan dengan teknologi sebagai wadah untuk belajar dan bersosialisasi dalam menghadapi era revolusi 5.0 society.

#Lombamenulis #Nasibptm

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image