Daya Tarik Transaksi ETF di Pasar Sekunder pada 2022 Ini
Bisnis | 2022-02-07 10:59:57Tiga bulan terakhir di 2021 lalu reksa dana Exchange Traded Fund (ETF) di pasar sekunder kurang menunjukkan daya tariknya karena terjadi penurunan yang membuat investor ETF menjadi murung.
Data BEI per Desember 2021 lalu memperlihatkan volume transaksi ETF mencapai 5.144 unit dengan nilai Rp2,35 miliar, menurun dari November yang mencapai 8.031 unit dengan nilai Rp3,65 miliar dan lebih turun dari Oktober yang mencapai 12.172 unit dengan nilai sebesar 5,15 miliar.
Harus diakui, penurunan ini bukan tanpa sebab. Karena kebanyakan ETF ini underlying-nya saham-saham dengan kapitalisasi besar (blue chip) seperti di LQ45 yang mengalami penurunan karena pandemi Covid-19 maka bisa dipahami kalau investor ternyata memilih untuk mengelola secara aktif reksa dana sahamnya atau bahkan langsung berinvestasi pada saham.
Nah, melihat perekonomian 2022 dengan optimisme berbagai sentimen positifnya yang membuat sektor perbankan, riteil, konsumer dan infrastruktur mulai menggeliat dan sektor-sektor ini kebanyakan menjadi underlying ETF maka potensi ETF ikut terdongkrak juga besar.
Berbagai sentimen positif lainnya juga menjadi pemicu perbaikaan perekonomian Indonesia, seperti vaksinasi hingga kebijakan-kebijakan pemerintah dalam memerangi Covid-19.
Karena itu, investor bisa mulai mengoleksi ETF yang berpotensi menggeliat di 2022 ini. Toh, investasi ETF di pasar sekunder saat ini sudah sangat mudah dinikmati investor retail.
Berbeda dengan pasar primer, transaksi ETF di pasar sekunder (secondary market) bisa dinikmati dalam satuan Lot (1 lot = 100 Unit Penyertaan).
Dengan satuan lot tentu saja ETF bisa dinikmati dengan mudah investor retail. Transaksi ETF di pasar sekunder membuat ETF menjadi sangat terjangkau bagi investor dengan modal terbatas.
Nah, karena transaksi ETF retail ini sudah layaknya transaksi saham maka jual-belinya mudah dilakukan kayak beli saham dengan smartphone di genggaman tangan.
Salah satu aplikasi yang memudahkan transaksi ETF di pasar sekunder adalah aplikasi IPOT milik Indo Premier Sekuritas. Transaksi ETF yang berpotensi membaik dan akan memberikan cuan terbaiknya pada 2022 layak dipertimbangkan untuk dikoleksi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.