Guru Honorer Negeri dan Swasta Mengapa Dibedakan?
Eduaksi | 2022-02-06 00:13:41Seorang guru honorer di sebuah sekolah negeri yang belum 2 th mengajar, belum 27 tahun usianya lulus PPPK. Tidak jauh dari sekolah itu seorang guru honorer juga yg telah 18 tahun mengabdi, sudah berumur, sudah sertifikasi tidak lulus di ujian yg sama pada kesempatan kedua yg cuma menyisakan formasi sisa dari mereka yang telah lulus sebelumnya. Kenyataan itu begitu menyesakkan buat guru honorer swasta yang secara nilai pun sesungguhnya layak untuk dihargai sebagai abdi negara. Namun walau telah diberi angin sorga akan lulus dengan tambahan nilai lama mengajar, umur dan sertifikasi sangat guru tetap tidak lulus.
Seorang guru honorer di sebuah madrasah swasta bercerita bahwa dirinya dan guru yang lain bahkan tidak mendapat kesempatan untuk ujian PPPK. Ketika guru-guru lain sibuk mendaftar mereka hanya melihat dan menunggu kesempatan yang ternyata tidak pernah datang. Ingin protes tidak tahu harus protes kemana.
Begitulah nasib sebagian besar guru yang katanya mau disejahterakan. Menjadi pertanyaan besar mengapa dinegeri yang katanya sudah merdeka ini, masih dirasakan diskriminasi seperti masa penjajahan? Saat kolonial Belanda membedakan status guru dengan Undang-Undang Guru Ordonansi nya, rasanya masih wajar merek berbuat demikian. Mereka penjajah dan kita terjajah. Namun bila hal yang sama masih menimpa guru swasta ketika negeri ini sudah merdeka selama 76 th apakah masih disebut wajar?
Guru swasta atau guru negeri, guru honorer atau guru PNS sejatinya sama-sama guru. Mereka sama-sama bertugas mencerdaskan anak bangsa, sama-sama mendidik generasi penerus bangsa, sama-sama bercita-cita, berkeinginan agar anak didiknya berhasil. Namun mengapa mereka dibedakan? Bukankah kehadiran sekolah dan guru swasta ini sejatinya meringankan beban pemerintah yang artinya mereka justru layak dibantu dan disamakan? Bukankah kesediaan mereka mengajar dengan berbagai tantangan layak diapresiasi? Tapi sekali lagi mengapa mereka dibedakan?
Hasil didikan guru honorer disekolah swasta tidaklah jelek, malah ada yang melebihi sekolah negeri. Dedikasi guru honorer disekolah swasta bahkan kadang melebihi akal sehat, tapi mengapa mereka dibedakan?
Guru katanya adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Guru katanya adalah sosok penting penentu kemajuan bangsa, namun mengapa mereka dibedakan? Saat konsep merdeka belajar digaungkan seharusnya guru honorer juga dimerdekakan. Tidak mungkin konsep ini akan berlaku sepenuhnya ditengah ketimpangan yang masih terpampang jelas didepan mata.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.