Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Iqbal Wahyudi

Metode 2 Minute Rule untuk Jadi Lebih Produktif

Gaya Hidup | Tuesday, 01 Feb 2022, 19:33 WIB
Wanita sedang asyik rebahan (freepik.com)

Bosan, malas, dan tidak bersemangat adalah beberapa contoh sifat manusiawi dalam diri seseorang. Wajar saja jika semasa hidup mengalami perasaan-perasaan tersebut dan menurutinya. Namun, ada efek kurang baik yang akan terjadi jika selalu dituruti. Apakah itu? Salah satunya adalah diri menjadi terbiasa menunda pekerjaan hingga menumpuk.

Melakukan pekerjaan atau tugas itu kurang menyenangkan dibandingkan rebahan sembari main HP. Perlu bergerak, perlu berpikir, perlu tenaga ekstra, pokoknya bikin diri tidak nyaman deh! Akhirnya memilih untuk rebahan. Padahal, tugas tersebut harus segera dikerjakan.

Karena satu pekerjaan ditunda membuat pekerjaan lain menjadi lebih lama dikerjakan sehingga menumpuk. Berawal dari tugas sebukit, lalu menjadi dua-tiga-empat bukit, hingga akhirnya menjadi barisan perbukitan tugas. Banyak banget!

Tugas atau pekerjaan pada akhirnya dikerjakan secara mepet alias sistem kebut semalam menjelang deadline. Hasilnya menjadi kurang maksimal jika dibanding mengerjakannya di waktu awal-awal. Siklus ini akan terus terjadi jika selalu menuruti perasaan mager.

Ada satu metode yang terbukti efektif mengatasi kebiasaan menunda. Nama metodenya adalah 2 Minute Rule atau aturan 2 menit. Berikut penjelasan lengkap mengenai aturan tersebut.

Mengenal 2 Minute Rule

Dalam aktivitas sehar-hari, ada begitu banyak kegiatan yang bisa selesai tidak lebih dari 2 menit. Contohnya, merapikan tempat tidur, menata kembali meja belajar dari buku dan peralatan tulis yang berantakan, meletakan pakaian kotor pada tempatnya, membuang sampah, mencuci piring setelah makan, dan lain sebagainya. Pekerjaan tersebut sebaiknya segera langsung dikerjakan dan jangan sampai ditunda.

Itulah inti dari aturan 2 menit. Sebuah konsep manajemen waktu yang dicetuskan oleh David Allen dalam bukunya yang berjudul Getting Things Done. David Allen merupakan seorang konsultan produktivitas asal Amerika yang populer karena buku tersebut. Ia mengatakan bahwa "If it takes less than two minutes, then do it now". Maksudnya adalah jika suatu pekerjaan bisa diselesaikan kurang dari 2 menit, maka lakukan segera.

Betul tidak semua aktivitas di dunia ini dapat diselesaikan dalam waktu 2 menit. Ada banyak sekali, misalnya membaca satu buku. Lantas, apakah aturan 2 menit ini menjadi tidak berlaku? Tentu tetap bisa berlaku. Bagaimana caranya? Caranya yakni dengan membuat aktivitas tersebut menjadi lebih sederhana.

Sebagai contoh, membiasakan diri untuk membaca buku sebelum tidur. Pasti satu buku tidak mungkin selesai dalam hitungan menit bukan? Butuh berjam-jam bahkan hitungan hari. Kalau yang dibaca hanya satu halaman sebelum tidur bagaimana? Sangat masuk akal. Nah, ajak diri untuk berkomitmen dengan aturan 2 menit ini.

Pada umumnya, yang terjadi setelah 2 menit ini berlalu adalah perasaan "nanggung" untuk terus melakukan kegiatan tersebut. Diri menjadi terpacu melakukan lebih. Misalnya, sedang asyik baca buku tapi harus berhenti di 2 menit. Atau, sedang asik lari maraton, tetapi harus berhenti di 2 menit. Pasti tidak bisa berhenti dan ingin lanjut kan?

Aturan 2 menit ini dapat membantu diri membentuk suatu kebiasaan sederhana yang mengarah pada tujuan atau komitmen. Setelah menjadi terbiasa, kebiasaan tersebut akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan bahkan tanpa perlu proses berpikir yang lama.

Itulah penjelasan singkat mengenai aturan 2 menit yang jika dipraktikkan secara sungguh-sungguh dapat meningkatkan produktivitas diri. Semula mageran dan asyik rebahan kini aktif bergerak membangun kebiasaan-kebiasaan positif.

Semua pekerjaan kantor, beres-beres rumah, dan tugas-tugas penting lainnya dicicil satu per satu sehingga tidak menumpuk. Harapannya, aturan 2 menit ini selalu dipegang agar diri menjadi pintar memanfaatkan waktu dan semakin produktif.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image