Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Tuduhan Masjid sebagai Pusat Penyebaran Paham Radikal Melukai Umat Islam

Politik | Monday, 31 Jan 2022, 08:39 WIB
Masjid di Kota Panton Labu Aceh Utara (Dokpri)

Direktur Keamanan Negara Badan Intelejen dan Keamanan Polri Brigjen Umar Effendi mengatakan, Polri berencana melakukan pemetaaan masjid sebagai upaya pencegahan penyebaran paham radikal (Republika.co.id)

Rencana ini, kata dia, merujuk pada masih banyaknya masjid yang berindikasi sebagai pusat penyebaran paham radikal.

Tuduhan masjid sebagai pusat penyebaran paham radikal sangat melukai hati kaum muslimin.

Rencana tersebut pun dinilai terlalu mengada-ada dan mendiskreditkan masjid sebagai tempat ibadah umat Islam. Apalagi masjid dari dulu hingga sekarang juga berfungsi sebagai madrasah. Tidak ada fungsi masjid untuk terorisme.

Di Selandia Baru malah jamaah masjid diserang secara brutal dan tidak manusiawi menggunakan senjata serbu oleh teroris. Kaum muslimin menjadi korban.

Pula di Perancis, Inggris, Serbia, China dan India, dan Myanmar gencar mengancam keselamatan umat Islam. Sampai-sampai rencana genosida pun di kampanyekan oleh negara dan pemuka agama lain.
Harusnya Indonesia berdiri tegak membela umat Islam di seluruh dunia. Namun kenyataannya setali tiga uang. Sangat ironis!

Tak terbantahkan saat ini bahkan mungkin sejak dahulu kaum muslimin selalu dibenci oleh mereka yang tidak suka dengan kedatangan agama Islam. Mengapa mereka benci Islam dan kaum muslimin?

Persekusi terhadap umat Islam terjadi dimana-mana. Di belahan dunia barat, timur tengah, hingga ke selatan dan utara kaum muslimin menjadi sasaran. Mereka menyerang umat Islam dengan bermacam bentuk baik langsung maupun tidak sembunyi-sembunyi.

Kebencian terhadap muslim dalam literatur Islam disebut fitnah. Fitnah Dajjal yang menghancurkan Islam dari berbagai arah. Kondisi ini diperparah karena mendapatkan dukungan kaum fasik dan munafik.

Di Indonesia, negeri yang mayoritas muslim (meski tersisa 80%) pun tidak henti-hentinya umat Islam diobok-obok dan "dilecehkan." Sebutan Kadrun (kadal gurun) adalah istilah yang digunakan untuk melecehkan orang Islam yang kritis ataupun tidak sejalan dengan politik kekuasaan.

Begitupun di Eropa, Amerika, China, dan beberapa negara sekuler lainnya menjadikan kaum muslimin sebagai sasaran persekusi dan penghinaan. Ada juga kasus memaksa wanita muslimah membuka hijab atau burka yang digunakan. Padahal dalam Islam berpakaian memiliki standar yang harus menutupi aurat.

Bagi saudara sesama manusia atau yang bukan Islam, sebagai informasi maka bacalah firman Allah SWT berikut ini. Ayat ini adalah pedoman bagi siapa saja yang sudah berada dalam Islam.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208).

Dari ayat di atas mestinya orang-orang non muslim mengerti bahwa orang Islam baik dalam berpakaian, makan-minum, penampilan, dan segala perilaku yang ditampilkan adalah dalam rangka menjalankan perintah agamanya. Jadi tidak logis kalau ada penganut agama lain mempersoalkan.

Baru-baru ini, umat Islam dipojokkan dengan isu radikalisme dan terorisme. Islam yang pada hakikatnya adalah agama yang membawa kedamaian, namun dipelintir dan diprovokasi sebagai agama intoleran, penuh kekerasan, dan memusuhi penganut agama lain.

Umat Islam dilekatkan dengan berbagai cap negatif melalui agitasi dan propaganda yang sengaja dilancarkan agar menimbulkan antipati. Setiap isu buruk yang terjadi dikalangan umat Islam lalu di blow up oleh media sebagai bahan olok-olok.

Fenomena tersebut memang bukan baru-baru ini saja terjadi meski semakin kesini semakin bertambah brutal. Tetapi sudah ada sejak zaman para nabi. Golongan-golongan yang membenci Islam selalu menyerang dan menebar fitnah.

Di masa Rasulullah Saw kaum kafir Quraisy bersatu dengan Yahudi, dan penyembah berhala gencar menghalang-halangi nabi untuk berdakwah dan menyebarkan Islam. Bahkan Abu Thalib dan kawan-kawan hingga mati dalam keadaan tidak beriman.

Di zaman modern sekarang ini pun kebencian kaum kafir terhadap Islam tidak kalah besarnya. Politisi fasik yang sedang berkuasa bersama dengan kaum munafik, mereka bersekongkol ingin menghancurkan Islam melalui kebijakan-kebijakan politik dan siasat licik.

Namun bagi umat Islam hal itu bukanlah sebuah masalah. Sebab jauh-jauh hari Allah pun telah mengabarkan dalam Alquran tentang sikap orang-orang yang tidak seiman terhadap kaum muslimin.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 118)

Dalam tafsir Ibnu Katsir ayat diatas dijelaskan bahwa Allah Swt melarang hamba-hamba-Nya yang mukmin mengambil orang-orang munafik sebagai teman kepercayaan dengan menceritakan kepada mereka semua rahasia kaum mukmin dan semua rencana yang dipersiapkan kaum mukmin terhadap musuh-musuhnya.

Orang-orang munafik selalu berusaha dengan sekuat tenaga dengan kemampuan mereka tanpa henti untuk menimbulkan mudarat terhadap kaum mukmin.

Dengan kata lain, mereka (orang-orang munafik) itu terus berupaya menentang kaum mukmin dan menimpakan mudarat terhadap mereka dengan segala cara yang mereka dapat dan dengan memakai tipu daya serta kepalsuan yang mampu mereka kerjakan.

Mereka suka dengan semua hal yang mencelakakan kaum mukmin, gemar pula melukai kaum mukmin serta menyukai hal-hal yang memberatkan kaum mukmin.

Begitulah Allah mengabarkan kepada hamba-Nya yang beriman agar berhati-hati dengan strategi orang-orang yang membenci Islam.

Semoga Allah senantiasa melindungi dan menjaga umat Islam Indonesia dan seluruh dunia agar dijauhkan dari fitnah mereka yang kejam. Allahu Akbar (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image