Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nardy Najib

Kuskus Beruang, Satwa Endemik Sulawesi Selatan

Eduaksi | Friday, 28 Jan 2022, 14:17 WIB
Kuskus Beruang  (Ailurops ursinus)
Kuskus Beruang (Ailurops ursinus)

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung terletak di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep. Ekosistem yang ada di taman nasional ini didominasi oleh karst. Keanekaragaman flora dan fauna tergolong tinggi dan endemik. Satwa endemik Sulawesi seperti kuskus beruang, kuskus Sulawesi dan tarsius ditemukan di wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Kuskus beruang sering dijumpai di sekitar Desa Tompobulu yang masuk dalam Resort Balocci.

Kuskus beruang (Ailurops ursinus) adalah satwa yang masuk dalam famili Phalangeridae. Ada dua jenis spesies dari famili Phalangeridae yang ditemukan di Pulau Sulawesi, yaitu kuskus beruang dan kuskus Sulawesi. Keduanya merupakan satwa endemik Pulau Sulawesi. Berdasarkan Red List yang dikeluarkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), satwa ini masuk dalam kategori vulnerable. Kuskus beruang merupakan satwa endemik dari Sulawesi yang memiliki status redlist dalam IUCN dan merupakan satwa yang dilindungi. Kuskus beruang masuk dalam kategori vulnerable karena dari waktu ke waktu populasinya cenderung turun. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha konservasi untuk mempertahankan keberadaan jenis kuskus beruang di alam agar sumber keanekaragaman hayati tetap terjaga.

Kuskus beruang merupakan mamalia yang memiliki ukuran tubuh yang relatif besar dan sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pohon, baik mencari pakan maupun tempat berkembang biak dan tempat tidurnya. Kuskus merupakan satwa pemalas yang sebagian besar hidupnya untuk makan dan tidur. Kuskus memiliki gerakan yang sangat lambat baik gerakan untuk berpindah tempat maupun untuk makan. Kuskus beruang lebih suka memakan pucuk daun muda dan batang muda dari pohon. Keunikkan dari kuskus beruang ini adalah ketika perilaku berpindahnya. Kuskus beruang akan melilitkan ekornya ke batang lain (prehensile tail) saat akan berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya. Hal ini untuk menjaga keseimbangannya selama berpindah berpindah selain menggunakan tangan dan kakinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image