Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Riswan Abu Sultan

Berkah Penjajahan Belanda

Olahraga | 2024-10-08 07:14:31

Saat ini Timnas Indonesia mulai menunjukkan kekuatan besarnya di kancah sepakbola dunia, terutama Kualifikasi Piala Dunia 2026. Salah satu program yang dilakukan PSSI adalah menaturalisasi pemain luar yang memilki keturunan Indonesia.

Naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia telah menjadi strategi penting dalam memperkuat skuad garuda. Di bawah pelatih Shin Tae-yong, beberapa pemain asing telah dinaturalisasi untuk memperkuat tim nasional.

Kenapa Sebagian besar dari Belanda?

Diatara beberapa pemain asing yang dinaturalisasi hampir semuanya berasal dari negara Belanda. Kita harus mengetahui kenapa naturalisasi ini sebagian besar dari Belanda yang memiliki keturunan Indonesia. Alasan terbesarnya adalah alasan hubungan masa lalu Indonesia dan Belanda terutama di masa Hindia Belanda. Cerita perkawinan 2 negara Indonesia dan Belanda sendiri dimulai saat Belanda menduduki Indonesia di abad ke-18 sampai awal kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Tentara Belanda maupun ambtenaar (pegawai Belanda) menikahi para wanita pribumi dengan beberapa alasan diantaranya alasan biologis dan memperbaiki keturunan.

Pada awalnya keluarga dua ras : Eropa dan Indonesia atau yang dikenal dengan Eurosia ini membangan keluarga bahkan masyarakat harmonis yang kemudian hari dikenal sebagai Masyarakat Indis. Namun masalah terjadi setelah Perang Dunia ke-2 tepatnya setelah Indonesia merdeka terjadi apa yang dikenal repatriasi atau pemulangan orang-orang Belanda asli atau Belanda yang berketururnan Indonesia ke Belanda antara 1946-1958. Pada tahun itu pula, terdapat 300.000 orang Indo dan warga negara Belanda lain dari Hindia Belanda mulai tiba di Belanda (Oostindie 2016: 273)

Di Belanda, keturunan mereka dikenal sebagai Indo atau Indisch dan merupakan minoritas terbesar. Banyak keturunan Indonesia di Belanda yang memang memiliki penampilan menarik dan menonjol. Hal ini bisa jadi karena perpaduan genetik dari berbagai latar belakang yang menghasilkan fitur wajah yang unik dan menarik. Beberapa keturunan Indonesia di Belanda bahkan sukses di berbagai bidang seperti seni, olahraga, dan hiburan.

Kepanikan Belanda

Saat ini di Belanda terjadi krisis besar yakni krisis demografi dimana anak-anak muda pribumi Belanda berkurang atau reproduksi dan regenerasi melambat akibat gaya hidup mereka terutama dalam konsep sex dan pernikahan. Pemerintah Belanda kepanikan dengan krisis demografi ini yang mengakibatkan teraganggunya konsep welfart state (negara sejahtera). Salah satu jalan untuk mengatasi krisis demografi ini dan agar welfart state ini tetap belangsung adalah mempertahankan tenaga anak-anak muda Belanda yang punya darah bekas negara jajahannya terutama dari Suriname dan Indonesia, dimana kita tahu sendiri orang-orang Indonesia doyan bikin anak.

Itulah makanya fenomena banyaknya saat ini pemain keturunan Belanda Indonesia berbondong-bondong menyatakan minatnya bermain bagi Timnas Indonesia membuat Belanda panik. Sekjen KNVB, yakni Gijs De Jong.Ijs disebut-sebut pernah memberikan peringatan keras terhadap Timnas Indonesia yang mulai banyak memanfaatkan pemain asal Belanda keturunan Indonesia

Menurut saya Belanda tidak perlu panik dan gusar. Di masa lalu Belanda sudah menang banyak. Meraup keuntungan yang berlimpah dari imperialisme dan kolonialismenaya di Indonesia. Tentara dan sipil Belanda menikahi ribuan wanita pribumi lalu hasil pernikannya (nak-anak Indo) dibawa ke Belanda untuk membangun Belanda dari porak poranda pasca Perang Dunia Kedua

Saat ini Masyarakat Indonesia sudah mulai berubah pandangannya akan Belanda di masa lalu. Perlahan lahan masyarakat Indonesia sudah melupakan masa kelam Belanda di Indonesia dan tidak ingin membuka lagi luka lama. Apalagi generasi muda Indonesia sekarang memiliki pandangan akan Belanda yang berbeda dengan pandangan sebagian besar orang tua Indonesia akan Belanda di masa lalu di Indonesia. Anak-anak muda sekarang melihat Belanda sama seperti negara-negara Eropa lainnya seperti Inggris, perancis, Italia dan lain-lain. Mereka punya perspektif jika kolonialisme telah menciptakan negara-negara modern. Sebagian besar negar-negara moderen di dunia itu diciptakan oleh negara-negara kolonialime setelah Perang Dunia ke-2.

Program naturalisasi saat ini sama halnya pemulangan warga keturunan Indonesia Belanda yang saat ini menetap di Belanda. Gencarnya program naturalisasi sekarang sangat disambut antusias masyarakat Indonesia.

Kita tidak bisa memaksakan lagi kalua ras fisik orang Indonesia itu harus kulit sawo matang, hidung pesek dan pendek pendek. Apalagi jika program naturalisasi ini dimaksudkan untuk menaikan level Indonesia di kancah internasional khusunya di sepak bola. Naturalisasi merupakan salah satu upaya PSSI untuk meningkatkan kualitas tim nasional yang dilakukan secara berkesinambungan dan jangka panjang.

Gelombang Besar Pulangnya warga keturunan

Pada akhirnya mari kita sambut baik program naturalisasi ini. Saya justru mengusulkan program naturalisasi ini digaungkan menjadi gelombang besar pulangnya ke Indonesia anak-anak muda Belanda berdarah Indonesi membangun bangsa, bukan hanya di persepakbolaan tetapi juga semua sektor

Mengenai nasionalisme para pemain naturalisasi tidak usah meragukannya. "Mereka sangat Indonesia. Jangan pernah mempertanyakan merah putih mereka," ujar Erick di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta,

Saatnya jatah kejayaan ke tangan Indonesia

Ada satu gambaran jatah kejayaan dalam Al Qur’an “watilkal ayyamu nudawiluha baynannaas” Itulah hari-hari kemenangan yang kami pergilirkan diantara manusia

Inilah Indonesia, negeri indah tapi belum pernah medapatkan jatah kejayaan. Bisa jadi jatah kejayaan nantinya selanjutnya Allah pergilirkan ke Indonesia ditangan anak-anak muda yang 100% berdarah Indonesia atau ditangan pribumi asli bergandengan dengan anak-anak muda berdarah campuran. Tak masalah toh juga mereka saudara kita, saudara setanah air.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image