Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gili Argenti

Satu Tahun Operasi Badai Al-Aqsa

Politik | 2024-10-04 13:54:01
Abu Ubaidah Juru Bicara Brigade Al Qassam (Hamas).

Pagi di hari Sabtu tanggal 7 Oktober 2023 dunia dikejutkan oleh aksi penyerangan sayap militer Hamas (Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah), Brigade Izzuddin Al Qassam, yang berhasil memasuki wilayah pendudukan Israel. Aksi penyerangan faksi perlawanan terbesar di Palestina ini, telah meruntuhkan mitos kehebatan sistem pertahanan dan kekuatan militer Israel. Peristiwa yang kemudian dikenal dengan sebutan Operasi Badai Al-Aqsa (Thufaan Al-Aqsa), telah menorehkan sejarah baru di dalam konflik panjang antara bangsa Palestina dan Israel. Bahwa pihak Palestina mampu memberikan respon militer luar biasa dengan skala besar-besaran atas pendudukan tanah mereka selama puluhan tahun.

Pagi itu setelah shalat Subuh dilaksankan, ribuan pasukan Izzuddin Al Qassam melakukan infiltrasi ke wilayah pendudukan, sebelum menyerbu ke pintu perbatasan, terlebih dahulu para pejuang kemerdekaan Palestina ini menembakkan ribuan roket sebagai pengalihan, agar konsentrasi pasukan Israel terfokus menangkal ribuan roket dari Jalur Gaza. Bersamaan dengan peluncuran ribuan roket, dua pasukan Al Qassam, terdiri dari pasukan pengendara motor dan regu pengendara mobil bergerak mendekati wilayah pendudukan, di sisi lain pasukan udara Al Qassam menggunakan belasan paralayang bermotor memasuki wilayah pendudukan, sambil memuntahkan peluru menyasar tentara Israel, sedangkan di laut sayap militer Hamas menaiki speedboat mengarungi pesisir Gaza menuju pemukiman Israel menyerang para serdadu yang berjaga-jaga di sana (Ar-Risalah, 2024).

Respon HAMAS

Operasi Badai Al-Aqsa merupakan tindakan militer diberikan Hamas atas penjajahan zionis Israel selama puluhan tahun di atas tanah Palestina, serta bentuk perlawanan atas 16 tahun warga Gaza mengalami isolasi dari dunia luar akibat blokade Israel, yang menyebabkan 80% warganya hidup di dalam kemiskinan akut, bahkan menurut UNICEF, anak-anak Gaza mengalami krisis air dan sanitasi, bahkan salah satu media berpengaruh Al-Jazeera di dalam salah satu risetnya menyampaikan sejak tahun 2008 sampai 2023, sebelum Operasi Badai Al-Aqsa diluncurkan Hamas, tercatat sekitar 6.407 warga sipil di Gaza telah tewas ditangan militer Israel (Idrus, 2024).

Keberhasilan pejuang Al Qassam memasuki wilayah Israel berdampak besar bagi peta geopolitik di kawasan Timur Tengah, Hamas menjadi salah satu kekuataan penting di Palestina dan Timur Tengah, yang tidak bisa dianggap remeh baik oleh kawan atau lawan, Operasi Badai Al-Aqsa telah menampar keras wajah militer Israel, dikenal memiliki reputasi persenjataan paling modern, dilindungi tembok tinggi menjulang, serta ditunjang jaringan intelijen solid dan kuat, sepertinya sangat mustahil Israel mengalami kebobolan, tetapi peristiwa 7 Oktober 2023 mampu membalikan narasi itu semua, Israel tidak sekuat kita dibayangkan.

Adapun alasan Hamas melakukan Thufaan Al-Aqsa berdasarkan dokumen mereka rilis ke publik, yaitu : reaksi Hamas terhadap rencana Israel untuk menghilangkan perjuangan bangsa Palestina meraih kemerdekaan, merampas tanah, melakukan Yahudisasi di tanah Palestina, dan membangun kendali penuh atas Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci. Langkah strategis meringankan blokade di Jalur Gaza, membebaskannya dari pendudukan Israel, memulihkan hak warga negara, meraih kemerdekaan, menentukan masa depan Palestina dan membangun negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya (Nursalikah, 2024).

Merespon Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan Hamas, pihak Israel melakukan serangan balasan dengan menginvasi Jalur Gaza, Israel menyerang wilayah seluas 25 mil (141 mil persegi, 365 kilometer persegi) dengan kekuatan militer penuh, mengerahkan sumber daya militer dimiliki untuk mengempur Gaza dari darat, udara, dan laut. Dampaknya terjadi kerusakan infrastruktur publik sangat parah, bahkan Gaza menjadi tempat tidak layak dihuni dan ditempati, selain menghancurkan infrastruktur publik, tentara Israel melakukan aksi genosida terhadap masyarakat sipil, tercatat sudah empat puluh satu ribu korban jiwa tewas, umumnya perempuan dan anak-anak.

Dampak Operasi Badai Al-Aqsa

Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan Brigade Izzuddin Al Qassam memiliki dampak luar biasa, salah satu terpenting adalah isu kemerdekaan Palestina kembali mengisi ruang-ruang publik masyarakat dunia, setelah sekian lama isu itu sengaja dibungkam dan dipendam jaringan media-media internasional yang dikendalikan zionis, sekalipun media-media itu menyiarkan berita tentang Palestina, biasanya informasi ditampilkan tidak berimbang dan berat sebelah, di dominasi oleh keberpihakan pada zionis Israel.

Kembalinya isu Palestina mengisi ruang-ruang publik di dunia, berdampak dukungan kemerdekaan pada bangsa Palestina menguat dari hari ke hari, hampir di semua negara di dunia, terjadi aksi demontrasi besar-besar warga negaranya, yang melibatkan ratusan ribu partisipan aksi, menariknya para partisipan aksi ini tidak hanya dari komunitas Arab dan Islam, tetapi mampu menarik berbagai kelompok dari latar belakang berbeda-beda, baik secara agama, etnik, bangsa, dan haluan ideologi politik. Belum pernah terjadi sebelumnya dukungan masyarakat dunia pada isu Palestina sebesar saat ini.

Perkembangan terbaru marak aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa diberbagai kampus-kampus ternama dan terkemuka di Amerika Serikat, menuntut pemutusan total hubungan kerja sama pendidikan dengan Israel, dan mendukung kemerdekaan Palestina.

Aksi-aksi protes mahasiswa atas kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang mendukung Israel dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti mendirikan tenda di halaman kampus sebagai simbolisasi tenda-tenda para pengungsi Palestina, menyelenggarakan aksi doa bersama lintas agama dari Islam, Kristen, dan Yahudi mendoakan keselamatan warga sipil Gaza, dan melakukan aksi long march di dalam kampus sambil berorasi, menggunakan kafiyeh, syal, dan atribut-atribut Palestina. Aksi solidaritas Palestina tercatat dibeberapa perguruan tinggi terkemuka seperti Institut Teknologi Massachusetts, Universitas Negeri Ohio, Universitas Columbia, Universitas Michigan, Universitas Yale, Universitas Harvard, dan perguruan tinggi lainnya.

Kemudian semakin banyak negara di dunia mengakui Palestina, bahkan di dunia barat, negara selama ini menjadi sekutu Amerika Serikat, beramai-ramai mengakui Palestina sebagai sebuah negara seperti Irlandia, Norwegia dan Spanyol. Ketiga negara itu memiliki alasan, bahwa pengakuan terhadap Palestina bagian dari upaya untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian di Kawasan Timur Tengah, rakyat Palestina memiliki hak setara dengan bangsa lain untuk merdeka dan hidup dalam kedamaian, pengakuan Palestina merupakan langkah penting menuju pengakuan hak-hak nasional Palestina dan penegakan hukum internasional.

Penutup

Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan Hamas, sepertinya telah merubah konstelasi panggung politik dunia, tidak saja berhasil membuktikan kemampuan bangsa Palestina untuk melawan, juga menarik simpati dan dukungan masyarakat dunia atas kemerdekaan Palestina.

Terlebih ada indikasi kuat Israel melakukan praktek genosida pada masyarakat sipil di Jalur Gaza, isu genosida merupakan isu sensitif bagi kemanusiaan, hal ini tidak bisa lepas dari semakin tingginya kesadaran masyarakat global terkait isu Hak Asasi Manusia (HAM), masyarakat dunia sangat mudah terpicu solidaritasnya ketika menyaksikan kemanusiaan telah direndahkan serendah-rendahnya, seperti aksi pembantaian (genosida) dilakukan militer Israel kepada masyarakat sipil Palestina dalam waktu satu tahun ini.

Tindakan zionis Israel harus segera dihentikan, karena melanggar hukum humaniter internasional, mereka melakukan pembunuhan secara sistematis pada warga sipil. Masyarakat dunia jangan diam menyaksikan pembantaian bangsa Palestina. Gencatan senjata segera!

Gili Argenti, Dosen Fisip Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA).

Referensi Artikel

1. Ar-Risalah, Amar. 2024. Thufaan Al-Aqsa : The Fight For Freedom (PT. Generasi Shalahuddin Berilmu, Depok).

2. Idrus, Pizaro Ghozali. 2024. Hamas Super Power Baru Dunia Islam : Fakta dan Data Di Balik Operasi Badai Al-Aqsa (Pustaka Al-Kautsar, Jakarta).

3. Nursalikah, Ani. 2024. Hamas Terbitkan Laporan, Ungkap Alasan Serang Israel pada 7 Oktober 2023 (www.republika.co.id)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image