Jangan Biarkan Tunanetra Terhalang Baca Al Quran
Eduaksi | 2024-10-03 13:49:07Coba cek lagi! Jangan-jangan kita telah salah menggunakan mata kita? Kok bisa?
Bisa jadi loh! Karena, jika merujuk panduan Rasulullah dalam hal cara kita menggunakan nikmat-nikmat dari Allah, maka yang harus kita lakukan adalah dengan menggunakan segala nikmat Allah dalam kebaikan dan ketaatan kepada-Nya. Nah . Kalau nikmat mata ini, berarti sudah seharusnya kita gunakan sesuai panduan di atas. Yaitu melihat yang baik-baik, yang halal, digunakan untuk membantu ibadah kita serta menjauhkan dari pandangan yang haram. Dan salah satu bentuk bersyukur mata yang paling baik adalah menggunakannya untuk membaca Al Quran.
Membaca Al-Qur'an merupakan ibadah yang tidak hanya mendekatkan diri kita kepada Allah, tetapi juga memberikan pahala yang berlipat ganda. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan tersebut dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat." (HR. Tirmidzi). Dari hadits ini kita bisa memahami betapa besar pahala yang bisa diperoleh hanya dengan melafalkan huruf demi huruf dalam Al-Qur'an.
Oleh karena itu, amalan membaca Al-Qur'an tidak boleh diabaikan. Baik untuk memahami isinya maupun untuk mendapatkan ketenangan hati yang ditawarkan, membaca Al-Qur'an menjadi amalan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan di dunia maupun akhirat. Namun, bagaimana dengan sahabat tunanetra yang ingin meraih pahala ini? Mereka menghadapi tantangan yang tidak ringan dalam membaca Al-Qur'an karena keterbatasan fisik. Di sinilah pentingnya keberadaan Al-Qur'an Braille, yang menjadi jembatan agar mereka bisa meraih keutamaan ini.
Banyaknya Tunanetra di Indonesia
Menurut data dari WHO, diperkirakan ada lebih dari 3 juta orang dengan kebutaan di Indonesia, yang mana banyak di antara mereka adalah tunanetra sejak lahir atau karena penyakit. Jumlah ini sangat besar, terutama jika dibandingkan dengan akses literatur dan sarana yang tersedia bagi mereka. Dalam konteks spiritual, banyak dari mereka yang sangat ingin beribadah dengan sempurna, termasuk membaca Al-Qur'an. Namun, karena kondisi tunanetra yang mereka alami, keinginan ini sering kali menjadi tantangan yang berat.
Sahabat tunanetra, selain ingin melakukan banyak hal seperti orang normal lainnya, juga sangat ingin bisa membaca Al-Qur'an dan memahami isinya. Bagi mereka, mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah ini menjadi suatu keinginan besar. Sayangnya, sebagian besar mereka terbatas oleh ketersediaan Al-Qur'an Braille, sarana khusus yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam membaca Al-Qur'an.
Kesulitan yang Dihadapi Sahabat Tunanetra
Dalam kehidupan sehari-hari, sahabat tunanetra menghadapi banyak kesulitan, termasuk dalam membaca Al-Qur'an. Tidak banyak dari mereka yang mendapatkan bantuan atau dukungan untuk belajar mengaji secara teratur. Selain itu, karena keterbatasan akses Al-Qur'an Braille di Indonesia, banyak tunanetra yang bahkan tidak pernah menyentuh atau membaca Al-Qur'an sepanjang hidup mereka.
Al-Qur'an Braille menjadi kebutuhan mendesak bagi sahabat tunanetra, karena dengan itu mereka bisa mengatasi keterbatasan penglihatan dan meraih keutamaan dari membaca firman Allah. Al-Qur'an Braille menggunakan huruf Braille, yaitu sistem penulisan yang memungkinkan orang tunanetra meraba dan membaca teks dengan jari. Ini memudahkan mereka untuk belajar dan mendalami Al-Qur'an, meskipun dengan tantangan fisik yang mereka hadapi.
Al-Qur'an Braille: Jembatan Menuju Pahala
Al-Qur'an Braille adalah solusi bagi sahabat tunanetra yang ingin membaca Al-Qur'an. Sistem ini memungkinkan mereka meraba huruf-huruf Al-Qur'an dan melafalkannya dengan benar. Spesifikasi Al-Qur'an Braille biasanya berbeda dengan Al-Qur'an biasa karena terdiri dari banyak jilid yang tebal dan menggunakan kertas khusus yang tebal untuk menampung huruf-huruf timbul.
Namun, Al-Qur'an Braille di Indonesia masih sangat terbatas jumlahnya. Menurut data dari Kementerian Agama, penyebaran Al-Qur'an Braille di Indonesia belum merata, dan hanya sebagian kecil tunanetra yang memiliki akses terhadap kitab suci ini. Dengan populasi tunanetra yang besar, ketersediaan Al-Qur'an Braille harus ditingkatkan, agar lebih banyak saudara-saudara kita yang bisa meraih keutamaan membaca Al-Qur'an.
Kurangnya Al-Qur'an Braille di Indonesia
Meskipun Al-Qur'an Braille telah dikembangkan sejak lama, jumlahnya masih sangat terbatas. Produksi Al-Qur'an Braille memerlukan biaya yang tidak sedikit karena material dan proses cetaknya yang berbeda dari Al-Qur'an biasa. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tunanetra, diperlukan dukungan dari berbagai pihak agar lebih banyak Al-Qur'an Braille yang dicetak dan didistribusikan di seluruh wilayah Indonesia.
Sampai saat ini, masih banyak tunanetra di Indonesia yang belum memiliki akses ke Al-Qur'an Braille, terutama di daerah-daerah terpencil. Beberapa inisiatif dari lembaga sosial dan pemerintah telah berjalan, namun jumlah yang tersedia masih jauh dari kebutuhan. Misalnya, yayasan-yayasan sosial yang bergerak dalam mendistribusikan Al-Qur'an Braille sering kali kewalahan dalam memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Saling Mendukung Cetak Al Quran Braille
Untuk memastikan ketersediaan Al-Qur'an Braille bagi sahabat tunanetra, diperlukan dukungan dari masyarakat luas. Salah satu cara paling sederhana adalah dengan sedekah Al-Qur'an Braille. Banyak lembaga zakat dan yayasan yang menerima donasi khusus untuk program ini, dan kontribusi dari masyarakat sangat dibutuhkan agar Al-Qur'an Braille bisa lebih luas tersebar.
Sedekah Al-Qur'an Braille tidak hanya membantu sahabat tunanetra dalam mengaji, tetapi juga menjadi amal jariyah yang pahalanya mengalir terus-menerus. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: "Jika manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang sholeh." (HR. Muslim). Dengan sedekah Al-Qur'an Braille, setiap kali sahabat tunanetra membaca Al-Qur'an, menjadi pahala bagi orang yang bersedekah yang akan terus mengalir.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan ketersediaan lebih banyak Al-Qur'an Braille, sahabat tunanetra dapat semakin dekat dengan Al-Qur'an dan menjalankan ibadah mereka dengan baik. Pahala dari membaca Al-Qur'an akan mereka rasakan, dan kita yang berpartisipasi dalam penyebaran Al-Qur'an Braille juga akan mendapatkan pahala yang berkelanjutan.
Seperti Laznas Dewan Dakwah, melalui salah satu programnya yaitu “Al-Quran Braille Penerang Hidup Tunanetra” turun tangan membantu sahabat tunanetra dengan secara rutin mendistribusikan Al Quran braille kepada mereka. Al Quran yang dibagikan adalah hasil infaq dan sedekah umat muslim yang Laznas Dewan Dakwah kumpulkan. Dengan begitu, setiap orang yang bersedekah melalui Laznas Dewan Dakwah in sya Allah kebagian pahala Jariyahnya. Aamiin.
Demikianlah, dukungan kita adalah kunci untuk membuat sahabat tunanetra lebih berdaya dalam ibadah mereka. Semoga dengan lebih banyaknya Al-Qur'an Braille yang tersedia, semakin banyak saudara kita yang bisa mendalami Al-Qur'an dan mengambil manfaat dari keindahan ajaran-Nya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.